Foto Kreatif Untuk Pos Blog
Saya menyebutnya foto kreatif. Ketika kita memotret benda-benda dalam pengaturan tertentu untuk keperluan konten blog atau keperluan lainnya.
Saya selalu menulis: muatan dasar sebuah blog yaitu tulisan. Foto dan video yaitu elemen pendukung. Betapapun kalian mengaku tidak sanggup menulis, untuk pos satu foto di blog pun kalian niscaya mencantumkan caption, meskipun foto pun - konon - sanggup menceritakan momen. Oleh sebab itu konten tanpa foto terlihat hambar. Setidaknya ada satu foto yang menyertai konten tersebut dan rata-rata foto yang relevan.
Baca Juga:
Foto yang kita pakai untuk sebuah pos tidak selamanya harus memakai kamera-kamera canggih. Pengalaman, saya hanya memakai Canon EOS 600D dan lebih sering memakai kamera smartphone. Intinya bagi saya yaitu sudut pengambilan yang baik, foto tidak blur/buram, dan cukup mewakili apa yang ingin kita sampaikan. Kadang-kadang untuk sebuah pos blog saya tidak sekadar mengambil dari stok foto yang ada melainkan melaksanakan ritual menata dan memotret. Salah satu pola demi pos ini, saya memotret ini:
Foto ini memakai Xiaomi Redmi 5 Plus. Itu bukan salah kameranya, melainkan salah tangan saya yang kadang suka buyutan, qiqiqiq. Nge-blur jadinya.
Sebenarnya saya lebih suka mengadakan terlebih dahulu fotonya, gres tulisannya. Dengan kata lain, foto-foto itu sudah ada dalam folder stok foto yang tinggal dipilih sesuai keperluan kontennya. Dan ternyata, saya punya banyak foto-foto kreatif yang sanggup digunakan kapan saja saya mau menyerupai pola berikut ini:
Waktu main ke Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Menggunakan Canon PowerShot A460 dan diedit memakai Photoscape.
Foto ini membawa saya pada memori menyerupai bertemu Mimi Rasinah secara langsung.
Atau menyerupai foto di bawah ini, foto yang saya ambil apabila melaksanakan perjalanan lintas Flores memakai sepeda motor tersayang Oim Hitup:
Lokasi sebelum memasuki Kota Mbay - Kabupaten Nagekeo. Menggunakan Sony DSC-W130 dan diedit memakai Photoscape.
Ada juga foto yang memakai Blackberry 9700 jaman dulu banget haha.
Foto salah satu rumah adab di Desa Adat Wologai, sehabis desa tersebut kebakaran.
Saya memang tidak mahir memotret tapi saya sangat suka memotret dan dipotret (heeeei, itu default). Oleh sebab itu, saya akan selalu menyimpan foto-foto yang sempat diabadikan baik melalui kamera DSLR, kamera pocket, atau kamera smartphone. Mungkin tidak semua momen sanggup saya tulis, tapi saya usahakan semua momen sanggup diabadikan dalam bentuk foto dan/atau video.
Waktu lamaran anak tetangga saya. Menggunakan Canon EOS 100D.
Kalau yang ini waktu Ulangtahun Flobamora Community ke-6 di Bete Mini Cafe Ende. Menggunakan Nikon D5100.
Nongkrong di beach cafe yang ada di Pantai Ende, memakai Blakberry 9700.
Material untuk gorong-gorong (kalau tidak salah) pada salah satu titik perjalanan dari Kota Ende menuju Aigela (arah Barat Pulau Flores). Menggunakan Sony DSC-W130.
Atau yang satu ini ketika melihat elang terbang!
Di Pantai Maurongga - Ende. Menggunakan Sony DSC-W130. Lagi-lagi.
Perjalanan dari Kota Ende menuju Pulau Ende (pulau di depan Pantai Ende). Kami menaiki kapal motor buat nangkep ikan punya teman, dan di penggalan belakang kapal saya kaget melihat sampan ini. Sampan digunakan apabila air maritim sedang surut dan kapal motor tidak sanggup merapat ke dermaga. Unik kan? Yang tidak sanggup berenang ketar-ketir naik turun sampan, hahaha. Menggunakan Sony DSC-W130.
Tak mau ketinggalan foto yang ini:
Matahari segera pulang. Menggunakan Sony DSC-W130.
Menggunakan Sony DSC-W130.
Wah, cukup banyak foto yang saya tampilkan kali ini. Masih ada beberapa sih, tapi nanti kalian mabuk sebab foto-fotonya tidak sebagus foto kalian. Tapi saya suka memiliki begitu banyak stok foto untuk digunakan kapan-kapan jika perlu, atau ketika hendak menulis #PDL.
Intinya yaitu foto kreatif untuk pos blog itu tidak selamanya harus kita ambil dari internet. Bikin sendiri juga bisa, tergantung seberapa besar lengan berkuasa kemauan kita. Kamera pun tidak selalu harus kamera yang bagus, sebab kepuasan bekerjsama bukan berada pada pandangan mata orang lain, tetapi pada pandangan mata kita sendiri, sebab kita yang mencicipi pribadi ketika membidik.
Semoga bermanfaat.
Cheers.