Perjuangan Melamar Kerja Di Tokopedia
Hari ini rasanya saya ingin menulis pengalaman melamar kerja di Tokopedia, mulai dari pengalaman interview di Tokopedia, nakama academy, hingga alhasil saya diterima menjadi pecahan dari Tokopedia. Ngomong-ngomong wacana Tokopedia, emm kayanya tidak usah saya bahas disini ya. Karena begitu panjang kisahnya, mulai dari kisah William Tanuwijaya CEO Tokopedia yang dulunya seorang penjaga warnet yang menghabiskan pagi siang dan malam di depan internet dan alhasil terbesit wangsit untuk membentuk suatu perusahaan internet yang membuat sistem jual beli online menjadi kondusif dan nyaman. kan .. jadi panjang.
Ok baiklah, jadi ketika itu saya yang sedang menjalani masa perdjoeangan sebagai job seeker sejati, mencari pekerjaan tanpa henti dan alhasil saya melihat ada lowongan kerja di Tokopedia. Tepatnya saya lupa darimana, entah dari jobstreet, entah dari kaskus, entah dari website tokopedia sendiri, lupa. Yang terang saya apply melalui microsite career tokopedia.
Saat itu Tokopedia sedang membuka lowongan untuk banyak posisi, dari engineer, designer, operational, business dan marketing, human resource, hingga internship. Denger-denger katanya Tokopedia ketika itu gres mendapatkan suntikan dana senilai sekian dollar dari 2 investor. Kedua investor itu yaitu Softbank Internet and Media inc (SIMI) dan Sequioia Capital, investor besar yang telah membiayai perusahaan raksasa ibarat Google, Apple, Whatsapp, Youtube, Linkedin, dan jajarannya.
Semakin penasaran, saya pun searching kesana kemari wacana perkembangan Tokopedia, mulai dari forum-forum, berita-berita teknologi dan business hingga blog-blog pribadi kayak punya saya ini. Menariknya memang, dengan dana sebesar itu Tokopedia berencana merekrut seribu orang pegawai untuk membuatkan Tokopedia, membangun Indonesia lebih baik lewat internet.
Tak mau kehilangan kesempatan, saya coba apply ketika itu juga. Dengan sedikit memodifikasi cv lamaran kerja saya, saya melamar di pecahan team Infrastructure untuk 2 posisi.
Melamar pekerjaan di Tokopedia sangat mudah, sanggup melalui jobstreet atau eksklusif dari website Tokopedia. Tapi lebih yummy eksklusif dari microsite career, tampilannya cantik, bosen ama jobstreet. Saya sanggup eksklusif submit profile-profile medsos kekinian (linkedin, twitter, blog/website/portofolio) dan upload file, beres. Hehe, sebenernya ga gitu juga sih, kalau dari jobstreet saya takut kalah saing, banyak banget penggunanya, takut cv saya malah keselip dan tidak terbaca, disamping itu saya harus menulis “kalimat cinta” sebelum apply lamaran.
Tepat sesudah 3 hari apply lamaran di halaman karir Tokopedia, saya menerima email masuk untuk panggilan interview.
Akbar di schedule jam 9 pagi, saya jam 11. Malamnya kami liat street map untuk memantau keadaan lokasi, eaah. Saya buta sama sekali wilayah Jakarta, naik kereta aja masih sanggup dihitung. Kami pun berangkat bareng, dengan menyimpan kertas print out map kantor Tokopedia, Wisma 77 Tower 2.
Sumpah!! Ini memang bukan pengalaman pertama kalinya saya naik KRL (mungkin keenam). Saya tidak tau sebelumnya kalau KRL pagi dari Bogor itu memang padet, penumpang berdesak-desakan, dan…… berdiri. Iya berdiri.
Untuk ke Wisma 77, berarti kami harus turun di stasiun tanah abang. Kami berpikir harus transit kereta dulu di stasiun manggarai, makanya kami turun.
Padahal gausah turun juga gapapa, halaah. Gugup bukan main si Akbar lantaran takut telat dan mencoreng gambaran dirinya di depan HR nanti.
Kami pun menanti kereta jurusan tanah kakak selanjutnya. Ada hikmahnya, saya sanggup beli roti untuk menjinakkan perut yang daritadi protes, ga sempet sarapan, saya telat bangun, untungnya si Akbar ngingetin, makasih loh bar.
Sampai di stasiun, kami menentukan naik ojek, kami tidak tau rute angkot. Kami menyewa satu ojek untuk berdua, kelewat irit memang, tapi biarlah, ini problem dompet. Sepanjang jalan mata saya melirik kesana kemari, takut ada polisi.
Sampailah di kantor Tokopedia, tidak mengecewakan membuat kagum, lantaran design interior kantornya yang ijo-ijo kayak rumput.Selain design kantor yang berbeda, saya lebih tertarik melihat karyawan-karyawan di Tokopedia. Semuanya masih muda-muda, hebat.
Karena kami tiba berdua, HR meng-interview kami disaat yang sama. Akbar di interview cewe, saya di interview cowo, namanya Risky Nugroho. Interview Tokopedia dilakukan di lantai 2. Ada beberapa kandidat yang ketika itu sedang menunggu interview juga.
Sama dengan interview-interview yang saya jalani sebelumnya, diawali dengan perkenalan, dan menceritakan seputar keahlian yang saya cantumkan di CV.
F: Jawabannya sederhana, “pengen kerja” halaah. Takut nganggur mas. becanda…. kantor ini ideal buat saya. Saya pengen kerja di startup, peluangnya banyak, pengalamannya banyak. Ditambah lagi duit investor tadi kan gede, niscaya lagi migrasi gede-gedean nih, (saat itu website tokopedia sering error). Yah kali saya sanggup berperan di pengembangan infrastrukturnya (bantu-bantu dikit gitu, gulungin kabel). Belum lagi kantornya lucu, karyawan-karyawannya masih muda dan manis-manis. Eh maksudnya kalau masih muda-muda niscaya yummy diajak brainstorming, semangatnya gede, ga banyak politik-politik nya. Kerjasama pun jadi asik, wong sebaya.
….
R: Kita gres saja membeli sebuah alat untuk keperluan IT. Alat tersebut di produksi dari China dan hanya mempunyai manual book dengan bahasa China, bagaimana kau menggunakannya?
F: Kayaknya ga sanggup gitu mas, kalau sudah masuk kemari ya minimal pake bahasa inggris. (sotau)
….
R: Ya tapi ini buktinya bahasa China thur!!
F: Yasudah kalau begitu mas, saya coba pastikan lagi di Internet atau website resmi produsen nya, kali aja ada bahasa inggrisnya (masih ngeyel si fathur). Kalau tidak ada, saya cari orang yang sanggup bahasa China deh, saya minta jasanya untuk mere-phrase manual book tersebut, tidak semua, hanya beberapa point yang saya butuhkan saja.
….
R: Berapa honor yang kau harapkan?
F: sekian…
Baca juga: Peluang Kerja di Startup Bagi Fresh Graduate
Tidak usang sesudah saya keluar ruangan, Akbar pun keluar. Kami menenangkan diri sejenak, jantung deg-deg an, tangan pun dingin. Bukan lantaran gugup yee, AC nya cuek serius.
Interview pertama di Tokopedia memang singkat, kurang lebih sekitar 15-20 menit saja. Obrolannya pun terkesan lebih satu arah, mungkin lantaran kandidat yang melamar dalam sehari sanggup sampe ratusan. Mas Risky bilang akan dikabari paling lambat satu minggu, hmmm, biasanya kalau udah gini artinya ditolak secara halus.
Baiklah, kami pun pulang dengan hati tetap menunggu kabar dari Tokopedia.. Semoga besok eksklusif dikabarin. Aaamiin.
Mestinya diri ini bersyukur, saya ketika itu sudah diterima di beberapa perusahaan dengan posisi yang bermacam-macam (tentunya di bidang IT), 4 diantaranya yaitu perusahaan di Jakarta, dan 1 di bandung.
Sudah lebih seminggu, tidak ada email masuk perihal kelanjutan lamaran saya di Tokopedia. Jujur saja, mendapatkan pekerjaan ketika itu sangat terasa sulit. Idealis dalam diri mulai berontak, bukan problem diterima atau tidaknya, tapi tidak diberi kabar, merasa digantung, dan saya harus berfikir keras untuk benar-benar mengoreksi apa yang kurang, baik dari cara melamar maupun berkas-berkas lamaran saya.
Baca juga: Membuat Surat Lamaran Pekerjaan
Semakin idealis lantaran ketika itu saya beberapa kali merasa tidak cocok dengan janji kerja yang ditawarkan pada ketika interview. Gaji memang bukan masalah utama, apalagi saya hanya seorang “sarjana muda” yang minim pengalaman kerja, artinya harus siap digaji pas-pasan, sesuai UMR (pengalaman). Tapi yang terpenting, saya sangat menginginkan pekerjaan yang mengatakan kesempatan waktu, peluang belajar, tidak sekedar menjadi service worker yang seharian mengerjakan rutinitas yang itu-itu saja. Tidak ada esensinya.
Memang prinsip saya, jikalau saya belum dapet pekerjaan sebelum wisuda, maka saya tidak mau kedua orang bau tanah tiba jauh-jauh dari kampung menghadiri wisuda saya. Apa yang Emak dan Bapak banggakan nanti ? Cumlaude engga, kerjapun belum, Paling tidak ketika mereka tiba nanti, saya tidak akan cape-cape menjawab segala pertanyaan “tuntutan” ibarat “mau kerja dimana, kapan sanggup kerja” sementara mereka sudah 3 tahun menaruh harapan, khawatir, dan tentunya bersusah payah membayar uang kuliah yang tidak murah.
Buruknya, saya merahasiakan proses ini dari keluarga, pengen ngasih kejutan, yang mereka tau saya hanya “sedang mencari kerja”. Kemudian hari-hari mulai sulit, keuangan menipis, saya pikir, ga bakalan cukup sampe bulan depan! Kalau saya mulai kerja hari ini, berarti saya gres punya uang bulan depan.
Baiklah tampaknya perusahaan yang saya idam-idamkan ketika itu (termasuk Tokopedia) belum berjodoh. Saya harus menentukan pilihan, ketika itu email saya berisi beberapa offering letter dari perusahaan yang telah mendapatkan dan tinggal menunggu persetujuan. Satu persatu perusahaan saya overview kembali, pelan-pelan, perlahan.
Hening…
Handphone saya berbunyi, Ada telfon dari Emak yang ketika itu sedang menunaikan haji di mekah.
….
“Assalamualaikum, +-(*#^-jo69kdj6#$&^#)../?.. ??????”
…
Heran, kenapa bunyi laki-laki, berbahasa arab, sama sekali ga ngerti. Siapa ini??
Pelan-pelan saya dengarkan dia berbicara, ibarat orang kepanikan. Mulai saya coba jawab dengan bahasa inggris, yah walaupun belepotan saya mengerti pesan yang dia sampaikan.
Intinya, hp Emak ketinggalan di hotel yang berada di Madinah. Saya eksklusif menelfon keluarga dirumah untuk memberi kabar. hmmm, niscaya panjang ini ngobrolnya.
Bisa ditebak, Bapak niscaya nanya-nanya gimana hasil nyari kerjanya? haduhh, lantaran ini yaitu urusan perut dan nasib saya sebulan kedepan, alhasil saya jujur kalau malam ini lagi balas email.
Bapak kami ini memang tidak banyak bicaranya, jarang sekali menolak alasan dari anak-anaknya. Saya bilang mau di Bandung saja, di Jakarta macet, panas. Kalau betah di Bandung, saya lanjut kuliah disana nanti.
Tidak lupa saya meminta sedikit pemberian untuk biaya pindahan kos ke Bandung, hmmmm.
Bismillah..
Saya tolak satu persatu email usulan yang ada, menyisakan satu. Tertulis bahwa saya akan mulai bekerja ahad depan. Artinya besok saya harus mengemas barang, lusa pindahan ke Bandung..
Sekitar pertengahan september, saya sudah mulai bekerja di Bandung.
Makasih banyak untuk teman-teman yang sudah mau nganterin saya, semoga kalian sukses.. Tidak banyak yang saya lakukan di hari pertama bekerja, berkenalan dengan rekan-rekan kerja, hands offer tanggung jawab, dan pemberesan administrasi.
Hari kedua saya dipanggil atasan untuk kelengkapan kontrak kerja. Terdapat beberapa lembar surat persetujuan yang harus saya tandatangani. Saya harus menjalani probation dulu disini, sebelum saya benar-benar diterima menjadi karyawan. Artinya ketika itu, saya dan perusahaan mempunyai jatah waktu untuk saling mencoba dan mencari kecocokan.
Baca: Kesalahan Yang Sering Dilakukan Freshgraduate Ketika Melamar Kerja
Satu persatu saya coba jawab dengan alasan saya sudah bekerja. Namun saya kaget ketika saya melihat panggilan tak terjawab dari Tokopedia. Salah memang, saya nekat keluar kantor untuk menelfon balik, dann… saya dipanggil interview lanjutan dengan user. Berbeda dengan Akbar, dia menerima email penolakan. Tidak apalah anggap saja pengalaman. "Masih banyak ikan di laut, ya kan bar?".
Andaikata Tokopedia ketika itu yaitu seorang pacar, saya bilang “maaf, sudah terlambat".
Mulai pusing gimana caranya sanggup menghadiri interview kedua di Tokopedia. Beruntungnya, ketika awal diskusi dengan atasan, saya memang minta beberapa hari libur untuk mengambil barang-barang yang tertinggal di Bogor dan juga membereskan berkas-berkas wisuda ke kampus. Saya sanggup memanfaatkan jatah waktu ini.
Tidak usang kemudian, email interview invitation dari Tokopedia pun saya terima. Saya coba re-schedule sesuai agenda libur saya di kantor supaya tidak harus cuti. Bandung dan Jakarta itu jauh, saya juga tidak hafal dengan lokasi Bandung.
Paginya saya naik motor ke terminal leuwipanjang Bandung, naik bus jurusan Kalideres. Kata abang-abangnya nanti sanggup turun di slipi jaya. Iya memang, berbagai bus yang keluar dari Tol untuk menurunkan penumpang di Slipi Jaya.
Perjalanan kurang lebih 3 jam, saya sudah sampai, kepagian. Bingung mau kemana. Teringat dulu ketika interview pertama di Tokopedia bareng Akbar, ada masjid dibawah kolong jembatan, yah bolehlah saya istirahat sejenak disana hingga waktu dzuhur, sembari mengulang-ulang teori yang mungkin nanti ditanyakan pas interview. (biasanya kalau interview user pertanyaannya seputar teknikal skill).
Sendirian muter-muter di Ibukota untuk mencari pekerjaan memang menjadi kenangan tersendiri bagi saya. Dengan celana bahan, kemeja rapih, sepatu pentofel, dan dasi, sudah cukuplah dandanan ketika itu ibarat eksekutif muda yang sering muncul di seminar-seminar MLM.
Seperti mengulang hari, saya melaksanakan hal yang sama, masuk gedung, meminta id visitor ke satpam, menuju ke lantai 2 wisma 77 tower 2, submit form kandidat. Menunggu user tiba dan kemudian saya dipanggil ke ruangan.
Sudah ada 2 orang menunggu di dalam ruangan, sebut saja mereka Bang Deny dan Bang Torri. Liat-liat penampilan mereka, saya kok jadi minder sendiri.
Lucu saja, saya sudah berpakaian rapi, pake dasi lagi. Eh bang deny cuma pake kaos oblong + jaket salju + celana jeans yang robek di dengkul. halah thur kali ini kau salah kostum..
Interview kali ini cukup aneh, saya didiemin sekitar 2 menit, mereka asik membuka berkas lamaran saya. Hemm, gelisah.
F: (Lah belum apa-apa kok saya udah dimarahin)
D: Pak Fathur asalnya darimana, tadi kemari naik apa?
F: (ceritanya bang deny menenangkan suasana, kayanya 2 orang ini ga nyiapin pertanyaan)
T: (sambil menggambar perangkat-perangkat jaringan di kertas) Coba kau gambarin susunan topology untuk semua perangkat ini.
F: Kalau tidak salah, di gambar tersebut terdapat 3 router, 1 diantaranya yaitu mikrotik. Lainnya yaitu distribution switch dan end device. Banyak topologi yang sanggup diterapkan dengan perangkat-perangkat itu. Tapi pada dasarnya saya hanya mengambil solusi untuk menjadi mikrotik sebagai core router.
D: Pak Fathur kapan sanggup bergabung dengan kami?
F: sekian..
Yang ini lebih singkat dari interview sebelumnya, kalau tidak lantaran curhatan Bang Deny yang rumahnya di Cikeas, durasinya kurang lebih cuma 4 menit. Jauh-jauh saya kemari cuma untuk 4 menit. Yasudah saya pulang lagi ke Bandung..
Di perjalanan saya masih ga habis pikir, kenapa interviewnya aneh. Mereka berdua itu siapa??? Atau jangan-jangan tanggapan saya wacana topologi tadi masih salah. Saya coba overview lagi, kok kayaknya ga ada yang salah deh. Baiklah esok saya harus mulai bekerja.
Tapi saya galau mau nunggu bus jurusan bandung dimana, kata orang saya musti ke kampung rambutan dulu. Ke terminal kampung rambutan sudah hampir sejam, nunggu bus jurusan Bandung sekitar 1 jam, alhasil saya nyampe Bandung tengah malem. Itu juga naik bus jurusan Garut, dan saya diturunkan di jalan tol, jembatan, gelap, banyak ibu-ibu genit.
Tidak ibarat penantian-penantian sebelumnya, keesokan harinya saya eksklusif mendapatkan kabar hasil interview saya. Email masuk dari Tokopedia, bertanda Tyas, konstelasi pecahan HR di Tokopedia.
Saya pikir isinya yaitu usulan pekerjaan, tapi nyatanya saya harus interview untuk ketiga kalinya, dikantor yang sama. Mengulang hal yang sama. Kenapa gila sendiri ya? Padahal banyak kandidat yang melamar di Tokopedia hanya 1 hari sudah kelar. Baiklah tidak saatnya mengeluh, akan saya selesaikan secara adat.
Sesampainya di kantor Tokopedia, saya gres paham kalau hari ini jadwalnya offering job, dikasih tau oleh receptionist Tokopedia. Wahh ini ketika yang dinantikan. Obrolan dengan Kak Tyas sebetulnya cukup panjang, terhitung 1 jam lebih, kita banyak ngobrol-ngobrol lucu disini. Saya diajukan pertanyaan lebih detil, mulai dari wacana Tokopedia, apa yang saya cari di Tokopedia, kenapa ini, kenapa gitu, bagaimana jika, ahh segala macam. Sedikit overview wacana Kak Tyas, awal-awal do’i keliatan judes dan ngomongnya cepet, berhasil membuat saya gugup.
Saya ditanyakan problem apa yang akan saya hadapi jikalau saya bekerja, dan bagaimana mengatasinya. Banyak pertanyaan serupa. Yang pada dasarnya yaitu saya harus mencari-cari problem sendiri, dan mencari solusinya sendiri. Sulit..
Saya tidak peduli jikalau saya bermasalah dengan komputer dan benda-benda IT lainnya, problem di kantor lebih disebabkan oleh kerjasama tim. Contohnya jikalau saya mempunyai 2 orang atasan dengan tujuan berbeda, dan cara yang berbeda, itu sanggup jadi masalah. Si A maunya gini, si B maunya gitu. Tentunya ini saya ceritakan dengan pola masalah yang nyata, hehe
Bagaimana cara mengatasinya?
Yang sanggup saya perbuat hanya membantu keduanya, nantinya akan keliatan yang mana cara yang lebih baik. Lebih baik lagi kalau saya sanggup kasi solusi, andaikata saya yaitu saya orang yang mahir di dalam masalah yang saya ceritakan tersebut.
Pertanyaan terakhir, sanggup ditebak, yaah, wacana gaji. Lucunya saya jawab “berani honor saya berapa?” eh becanda. Banyak yang dilarang disebutkan, diam-diam perusahaan. Intinya, sesudah ngobrol panjang lebar. Saya ditinggal di ruangan, katanya sih mau nemuin team manajemen (ahiya masa orang kaya saya ini perlu banget di review manajemen).
Bisa ditebak.. Do’i balik sendirian, katanya team lagi ga ada di tempat. Tapi, saya diterima bekerja di Tokopedia.
(Alhamdulillah)
Baca juga: Tips Sukses Tahap Interview Pekerjaan
Belum sempat saya jawab, Kak Tyas lanjut kisah wacana detil honor dan tunjangan yang saya peroleh, ngomongnya tetap cepet sampe saya ga sanggup nangkep apa aja detilnya. Saya cuma inget angka honor bulanannya saja, haha. Intinya mereka mengatakan angka yang lebih tinggi dari yang saya minta. Ajaibb
Bagaimana, tertarik dengan penawaran kami?
Saya cuma sanggup bilang terimakasih, makasih banyak udah buat saya seneng. Saya meminta detil offering letternya untuk dikirimkan lewat email saja.
Belum selesai hingga disitu.
Jika mendapatkan usulan tersebut, kapan sanggup mulai bekerja?
Ah serius ini membuat saya galau, saya udah jenuh pindah-pindahan, belum lagi saya tidak tau lokasi didaerah sini. Saya meminta waktu sebulan, ditolak, dengan alasan team sedang butuh orang yang sanggup fast join. Andaikata ada kandidat lain sanggup lebih cepat bergabung, maka saya ditolak, terdengar ibarat serius bukan?
Sepulangnya dari kantor Tokopedia, saya pun harus siap-siap pindahan. Besoknya saya menemui atasan saya dikantor, saya ceritakan semuanya. Alhamdulillah saya disetujui untuk pamitan dan menuntaskan probation ketika itu juga. Saya juga sanggup semangat dari beliau, haduhh memang jadi freshgraduate itu rasanya ibarat anak bawang.
Karena memang belum tau lokasi kawasan Jakarta Barat dan tidak ada sahabat yang sanggup mencarikan saya rumah kost-kostan. Akhirnya saya balik lagi ke kost usang saya di Bogor. 2 bulan awal saya pulang pergi Bogor – Jakarta sebelum alhasil saya pindah kost di Jakarta.
Well, begitulah pengalaman saya melamar kerja di Tokopedia. Alhamdulillah kini sudah hampir 6 bulan saya bekerja di Tokopedia, so far good. Pengalaman selanjutnya akan saya tulis di lain kesempatan.
Eh, makasih loh udah mau baca goresan pena panjang ini hingga habis :))
PS: Saat ini saya sudah tidak bekerja di Tokopedia. Sumber https://www.fathurhoho.id/
Ok baiklah, jadi ketika itu saya yang sedang menjalani masa perdjoeangan sebagai job seeker sejati, mencari pekerjaan tanpa henti dan alhasil saya melihat ada lowongan kerja di Tokopedia. Tepatnya saya lupa darimana, entah dari jobstreet, entah dari kaskus, entah dari website tokopedia sendiri, lupa. Yang terang saya apply melalui microsite career tokopedia.
Saat itu Tokopedia sedang membuka lowongan untuk banyak posisi, dari engineer, designer, operational, business dan marketing, human resource, hingga internship. Denger-denger katanya Tokopedia ketika itu gres mendapatkan suntikan dana senilai sekian dollar dari 2 investor. Kedua investor itu yaitu Softbank Internet and Media inc (SIMI) dan Sequioia Capital, investor besar yang telah membiayai perusahaan raksasa ibarat Google, Apple, Whatsapp, Youtube, Linkedin, dan jajarannya.
Semakin penasaran, saya pun searching kesana kemari wacana perkembangan Tokopedia, mulai dari forum-forum, berita-berita teknologi dan business hingga blog-blog pribadi kayak punya saya ini. Menariknya memang, dengan dana sebesar itu Tokopedia berencana merekrut seribu orang pegawai untuk membuatkan Tokopedia, membangun Indonesia lebih baik lewat internet.
Tak mau kehilangan kesempatan, saya coba apply ketika itu juga. Dengan sedikit memodifikasi cv lamaran kerja saya, saya melamar di pecahan team Infrastructure untuk 2 posisi.
Melamar pekerjaan di Tokopedia sangat mudah, sanggup melalui jobstreet atau eksklusif dari website Tokopedia. Tapi lebih yummy eksklusif dari microsite career, tampilannya cantik, bosen ama jobstreet. Saya sanggup eksklusif submit profile-profile medsos kekinian (linkedin, twitter, blog/website/portofolio) dan upload file, beres. Hehe, sebenernya ga gitu juga sih, kalau dari jobstreet saya takut kalah saing, banyak banget penggunanya, takut cv saya malah keselip dan tidak terbaca, disamping itu saya harus menulis “kalimat cinta” sebelum apply lamaran.
Hari Pertama Interview Di Tokopedia
Sekitar 5 orang kami melamar pekerjaan di Tokopedia, dalam waktu yang sama, dan dengan komputer yang sama. Sudah takdir, semenjak yudisium kamar saya memang disulap menjadi lab bersama, ibarat buka perjuangan percetakan (gratis), kertas-kertas cv berantakan dimana-mana. Mungkin inilah yang dinamakan kebersamaan.Tepat sesudah 3 hari apply lamaran di halaman karir Tokopedia, saya menerima email masuk untuk panggilan interview.
Dear. Fathur Rizki SaragihAda juga sahabat saya yang sanggup email panggilan interview dari Tokopedia, di agenda yang sama, sebut saja namanya Akbar Siddieq, melamar sebagai product direktur ketika itu. Ini akan menjadi pengalaman interview pertama buat Akbar, berharap kita sanggup diterima bekerja di Tokopedia.
Based on your resume, we are interested to invite you to join our selection process:
Date : Monday, September 21st 2015
Time : Please come around 9-11 AM
Place : PT Tokopedia, Wisma 77 Tower 2 2nd Floor. Jl, Letjen S Parman Kav 77. Slipi. West Jakarta.
PIC : Tokopedia HR Recruitment
Schedule : Interview
Documents : cover letter, newest CV, degree certificate, academic transcript, and other supporting documents such as portfolio (if available)
Please reply this mail to confirm your availability to attend our invitation. We will adjust the time and date according to your schedule.
Note :
- If you have any question about this appointment or need to reschedule the selection process, do not hesitate to contact us by reply this mail or call our phone <...>
- For IT (Web Developer, Database Administrator etc), Design (Web Designer, Graphic Designer, etc), and Copywriter position; you should bring your portfolio if available.
- If you need more information about PT Tokopedia, please visit our website on www.tokopedia.com and our LinkedIn page: PT Tokopedia
We are looking forward to meet you. Thank you.
Warm Regards,
People Departement
PT. Tokopedia
Akbar di schedule jam 9 pagi, saya jam 11. Malamnya kami liat street map untuk memantau keadaan lokasi, eaah. Saya buta sama sekali wilayah Jakarta, naik kereta aja masih sanggup dihitung. Kami pun berangkat bareng, dengan menyimpan kertas print out map kantor Tokopedia, Wisma 77 Tower 2.
Sumpah!! Ini memang bukan pengalaman pertama kalinya saya naik KRL (mungkin keenam). Saya tidak tau sebelumnya kalau KRL pagi dari Bogor itu memang padet, penumpang berdesak-desakan, dan…… berdiri. Iya berdiri.
Untuk ke Wisma 77, berarti kami harus turun di stasiun tanah abang. Kami berpikir harus transit kereta dulu di stasiun manggarai, makanya kami turun.
Padahal gausah turun juga gapapa, halaah. Gugup bukan main si Akbar lantaran takut telat dan mencoreng gambaran dirinya di depan HR nanti.
Kami pun menanti kereta jurusan tanah kakak selanjutnya. Ada hikmahnya, saya sanggup beli roti untuk menjinakkan perut yang daritadi protes, ga sempet sarapan, saya telat bangun, untungnya si Akbar ngingetin, makasih loh bar.
Sampai di stasiun, kami menentukan naik ojek, kami tidak tau rute angkot. Kami menyewa satu ojek untuk berdua, kelewat irit memang, tapi biarlah, ini problem dompet. Sepanjang jalan mata saya melirik kesana kemari, takut ada polisi.
Sampailah di kantor Tokopedia, tidak mengecewakan membuat kagum, lantaran design interior kantornya yang ijo-ijo kayak rumput.Selain design kantor yang berbeda, saya lebih tertarik melihat karyawan-karyawan di Tokopedia. Semuanya masih muda-muda, hebat.
Karena kami tiba berdua, HR meng-interview kami disaat yang sama. Akbar di interview cewe, saya di interview cowo, namanya Risky Nugroho. Interview Tokopedia dilakukan di lantai 2. Ada beberapa kandidat yang ketika itu sedang menunggu interview juga.
Sama dengan interview-interview yang saya jalani sebelumnya, diawali dengan perkenalan, dan menceritakan seputar keahlian yang saya cantumkan di CV.
Berikut kira-kira dialog saya dengan Mas Risky ketika interview di Tokopedia:
R: Kenapa tertarik bergabung di Tokopedia?F: Jawabannya sederhana, “pengen kerja” halaah. Takut nganggur mas. becanda…. kantor ini ideal buat saya. Saya pengen kerja di startup, peluangnya banyak, pengalamannya banyak. Ditambah lagi duit investor tadi kan gede, niscaya lagi migrasi gede-gedean nih, (saat itu website tokopedia sering error). Yah kali saya sanggup berperan di pengembangan infrastrukturnya (bantu-bantu dikit gitu, gulungin kabel). Belum lagi kantornya lucu, karyawan-karyawannya masih muda dan manis-manis. Eh maksudnya kalau masih muda-muda niscaya yummy diajak brainstorming, semangatnya gede, ga banyak politik-politik nya. Kerjasama pun jadi asik, wong sebaya.
….
R: Kita gres saja membeli sebuah alat untuk keperluan IT. Alat tersebut di produksi dari China dan hanya mempunyai manual book dengan bahasa China, bagaimana kau menggunakannya?
F: Kayaknya ga sanggup gitu mas, kalau sudah masuk kemari ya minimal pake bahasa inggris. (sotau)
….
R: Ya tapi ini buktinya bahasa China thur!!
F: Yasudah kalau begitu mas, saya coba pastikan lagi di Internet atau website resmi produsen nya, kali aja ada bahasa inggrisnya (masih ngeyel si fathur). Kalau tidak ada, saya cari orang yang sanggup bahasa China deh, saya minta jasanya untuk mere-phrase manual book tersebut, tidak semua, hanya beberapa point yang saya butuhkan saja.
….
R: Berapa honor yang kau harapkan?
F: sekian…
Baca juga: Peluang Kerja di Startup Bagi Fresh Graduate
Tidak usang sesudah saya keluar ruangan, Akbar pun keluar. Kami menenangkan diri sejenak, jantung deg-deg an, tangan pun dingin. Bukan lantaran gugup yee, AC nya cuek serius.
Ruangan Interview Tokopedia |
Baiklah, kami pun pulang dengan hati tetap menunggu kabar dari Tokopedia.. Semoga besok eksklusif dikabarin. Aaamiin.
Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan
Detik menit berlalu, sehari dua hari, hingga seminggu, tak ada email masuk dari Tokopedia dan beberapa perusahaan lain (saat itu mailbox lebih penting daripada bbm masuk). Sebut saja salah satu software house yang berada di Bali, saya sempat test posisi Junior Network Engineer melalui talent pool dan sedang menunggu tahapan selanjutnya dan tahapan selanjut-lanjutnya lagi (panjang).Mestinya diri ini bersyukur, saya ketika itu sudah diterima di beberapa perusahaan dengan posisi yang bermacam-macam (tentunya di bidang IT), 4 diantaranya yaitu perusahaan di Jakarta, dan 1 di bandung.
Sudah lebih seminggu, tidak ada email masuk perihal kelanjutan lamaran saya di Tokopedia. Jujur saja, mendapatkan pekerjaan ketika itu sangat terasa sulit. Idealis dalam diri mulai berontak, bukan problem diterima atau tidaknya, tapi tidak diberi kabar, merasa digantung, dan saya harus berfikir keras untuk benar-benar mengoreksi apa yang kurang, baik dari cara melamar maupun berkas-berkas lamaran saya.
Baca juga: Membuat Surat Lamaran Pekerjaan
Semakin idealis lantaran ketika itu saya beberapa kali merasa tidak cocok dengan janji kerja yang ditawarkan pada ketika interview. Gaji memang bukan masalah utama, apalagi saya hanya seorang “sarjana muda” yang minim pengalaman kerja, artinya harus siap digaji pas-pasan, sesuai UMR (pengalaman). Tapi yang terpenting, saya sangat menginginkan pekerjaan yang mengatakan kesempatan waktu, peluang belajar, tidak sekedar menjadi service worker yang seharian mengerjakan rutinitas yang itu-itu saja. Tidak ada esensinya.
Memang prinsip saya, jikalau saya belum dapet pekerjaan sebelum wisuda, maka saya tidak mau kedua orang bau tanah tiba jauh-jauh dari kampung menghadiri wisuda saya. Apa yang Emak dan Bapak banggakan nanti ? Cumlaude engga, kerjapun belum, Paling tidak ketika mereka tiba nanti, saya tidak akan cape-cape menjawab segala pertanyaan “tuntutan” ibarat “mau kerja dimana, kapan sanggup kerja” sementara mereka sudah 3 tahun menaruh harapan, khawatir, dan tentunya bersusah payah membayar uang kuliah yang tidak murah.
Buruknya, saya merahasiakan proses ini dari keluarga, pengen ngasih kejutan, yang mereka tau saya hanya “sedang mencari kerja”. Kemudian hari-hari mulai sulit, keuangan menipis, saya pikir, ga bakalan cukup sampe bulan depan! Kalau saya mulai kerja hari ini, berarti saya gres punya uang bulan depan.
Baiklah tampaknya perusahaan yang saya idam-idamkan ketika itu (termasuk Tokopedia) belum berjodoh. Saya harus menentukan pilihan, ketika itu email saya berisi beberapa offering letter dari perusahaan yang telah mendapatkan dan tinggal menunggu persetujuan. Satu persatu perusahaan saya overview kembali, pelan-pelan, perlahan.
Hening…
Handphone saya berbunyi, Ada telfon dari Emak yang ketika itu sedang menunaikan haji di mekah.
….
“Assalamualaikum, +-(*#^-jo69kdj6#$&^#)../?.. ??????”
…
Heran, kenapa bunyi laki-laki, berbahasa arab, sama sekali ga ngerti. Siapa ini??
Pelan-pelan saya dengarkan dia berbicara, ibarat orang kepanikan. Mulai saya coba jawab dengan bahasa inggris, yah walaupun belepotan saya mengerti pesan yang dia sampaikan.
Intinya, hp Emak ketinggalan di hotel yang berada di Madinah. Saya eksklusif menelfon keluarga dirumah untuk memberi kabar. hmmm, niscaya panjang ini ngobrolnya.
Bisa ditebak, Bapak niscaya nanya-nanya gimana hasil nyari kerjanya? haduhh, lantaran ini yaitu urusan perut dan nasib saya sebulan kedepan, alhasil saya jujur kalau malam ini lagi balas email.
Bapak kami ini memang tidak banyak bicaranya, jarang sekali menolak alasan dari anak-anaknya. Saya bilang mau di Bandung saja, di Jakarta macet, panas. Kalau betah di Bandung, saya lanjut kuliah disana nanti.
Tidak lupa saya meminta sedikit pemberian untuk biaya pindahan kos ke Bandung, hmmmm.
Bismillah..
Saya tolak satu persatu email usulan yang ada, menyisakan satu. Tertulis bahwa saya akan mulai bekerja ahad depan. Artinya besok saya harus mengemas barang, lusa pindahan ke Bandung..
Sekitar pertengahan september, saya sudah mulai bekerja di Bandung.
Makasih banyak untuk teman-teman yang sudah mau nganterin saya, semoga kalian sukses.. Tidak banyak yang saya lakukan di hari pertama bekerja, berkenalan dengan rekan-rekan kerja, hands offer tanggung jawab, dan pemberesan administrasi.
Hari kedua saya dipanggil atasan untuk kelengkapan kontrak kerja. Terdapat beberapa lembar surat persetujuan yang harus saya tandatangani. Saya harus menjalani probation dulu disini, sebelum saya benar-benar diterima menjadi karyawan. Artinya ketika itu, saya dan perusahaan mempunyai jatah waktu untuk saling mencoba dan mencari kecocokan.
Hari Kedua Interview di Tokopedia
Lucunya, semenjak saya mulai bekerja di Bandung, masih ada beberapa email dan telfon masuk perihal panggilan interview. Ahh ini niscaya lantaran saya sempat nge-broadcast lamaran kerja.Baca: Kesalahan Yang Sering Dilakukan Freshgraduate Ketika Melamar Kerja
Satu persatu saya coba jawab dengan alasan saya sudah bekerja. Namun saya kaget ketika saya melihat panggilan tak terjawab dari Tokopedia. Salah memang, saya nekat keluar kantor untuk menelfon balik, dann… saya dipanggil interview lanjutan dengan user. Berbeda dengan Akbar, dia menerima email penolakan. Tidak apalah anggap saja pengalaman. "Masih banyak ikan di laut, ya kan bar?".
Andaikata Tokopedia ketika itu yaitu seorang pacar, saya bilang “maaf, sudah terlambat".
Mulai pusing gimana caranya sanggup menghadiri interview kedua di Tokopedia. Beruntungnya, ketika awal diskusi dengan atasan, saya memang minta beberapa hari libur untuk mengambil barang-barang yang tertinggal di Bogor dan juga membereskan berkas-berkas wisuda ke kampus. Saya sanggup memanfaatkan jatah waktu ini.
Tidak usang kemudian, email interview invitation dari Tokopedia pun saya terima. Saya coba re-schedule sesuai agenda libur saya di kantor supaya tidak harus cuti. Bandung dan Jakarta itu jauh, saya juga tidak hafal dengan lokasi Bandung.
Paginya saya naik motor ke terminal leuwipanjang Bandung, naik bus jurusan Kalideres. Kata abang-abangnya nanti sanggup turun di slipi jaya. Iya memang, berbagai bus yang keluar dari Tol untuk menurunkan penumpang di Slipi Jaya.
Perjalanan kurang lebih 3 jam, saya sudah sampai, kepagian. Bingung mau kemana. Teringat dulu ketika interview pertama di Tokopedia bareng Akbar, ada masjid dibawah kolong jembatan, yah bolehlah saya istirahat sejenak disana hingga waktu dzuhur, sembari mengulang-ulang teori yang mungkin nanti ditanyakan pas interview. (biasanya kalau interview user pertanyaannya seputar teknikal skill).
Sendirian muter-muter di Ibukota untuk mencari pekerjaan memang menjadi kenangan tersendiri bagi saya. Dengan celana bahan, kemeja rapih, sepatu pentofel, dan dasi, sudah cukuplah dandanan ketika itu ibarat eksekutif muda yang sering muncul di seminar-seminar MLM.
Seperti mengulang hari, saya melaksanakan hal yang sama, masuk gedung, meminta id visitor ke satpam, menuju ke lantai 2 wisma 77 tower 2, submit form kandidat. Menunggu user tiba dan kemudian saya dipanggil ke ruangan.
Sudah ada 2 orang menunggu di dalam ruangan, sebut saja mereka Bang Deny dan Bang Torri. Liat-liat penampilan mereka, saya kok jadi minder sendiri.
Lucu saja, saya sudah berpakaian rapi, pake dasi lagi. Eh bang deny cuma pake kaos oblong + jaket salju + celana jeans yang robek di dengkul. halah thur kali ini kau salah kostum..
Interview kali ini cukup aneh, saya didiemin sekitar 2 menit, mereka asik membuka berkas lamaran saya. Hemm, gelisah.
Berikut dialog interview saya dengan user Tokopedia:
T: …..Disini butuh team yang punya inisiatif tinggi,. Kita ga butuh orang yang pinter,.F: (Lah belum apa-apa kok saya udah dimarahin)
D: Pak Fathur asalnya darimana, tadi kemari naik apa?
F: (ceritanya bang deny menenangkan suasana, kayanya 2 orang ini ga nyiapin pertanyaan)
T: (sambil menggambar perangkat-perangkat jaringan di kertas) Coba kau gambarin susunan topology untuk semua perangkat ini.
F: Kalau tidak salah, di gambar tersebut terdapat 3 router, 1 diantaranya yaitu mikrotik. Lainnya yaitu distribution switch dan end device. Banyak topologi yang sanggup diterapkan dengan perangkat-perangkat itu. Tapi pada dasarnya saya hanya mengambil solusi untuk menjadi mikrotik sebagai core router.
D: Pak Fathur kapan sanggup bergabung dengan kami?
F: sekian..
Yang ini lebih singkat dari interview sebelumnya, kalau tidak lantaran curhatan Bang Deny yang rumahnya di Cikeas, durasinya kurang lebih cuma 4 menit. Jauh-jauh saya kemari cuma untuk 4 menit. Yasudah saya pulang lagi ke Bandung..
Di perjalanan saya masih ga habis pikir, kenapa interviewnya aneh. Mereka berdua itu siapa??? Atau jangan-jangan tanggapan saya wacana topologi tadi masih salah. Saya coba overview lagi, kok kayaknya ga ada yang salah deh. Baiklah esok saya harus mulai bekerja.
Tapi saya galau mau nunggu bus jurusan bandung dimana, kata orang saya musti ke kampung rambutan dulu. Ke terminal kampung rambutan sudah hampir sejam, nunggu bus jurusan Bandung sekitar 1 jam, alhasil saya nyampe Bandung tengah malem. Itu juga naik bus jurusan Garut, dan saya diturunkan di jalan tol, jembatan, gelap, banyak ibu-ibu genit.
Hari Ketiga Interview di Tokopedia
Malam harinya, saya gelisah. Dalam hati saya tidak nyaman, disatu sisi saya sudah bekerja, namun saya masih menyempatkan untuk interview di kantor lain. Ini tidak sepatutnya ditiru. Saya jalani saja sebisanya, saya berani lantaran memang disini saya masih testing kantor, nyaman atau tidak, keputusan ada di kedua belah pihak.Tidak ibarat penantian-penantian sebelumnya, keesokan harinya saya eksklusif mendapatkan kabar hasil interview saya. Email masuk dari Tokopedia, bertanda Tyas, konstelasi pecahan HR di Tokopedia.
Saya pikir isinya yaitu usulan pekerjaan, tapi nyatanya saya harus interview untuk ketiga kalinya, dikantor yang sama. Mengulang hal yang sama. Kenapa gila sendiri ya? Padahal banyak kandidat yang melamar di Tokopedia hanya 1 hari sudah kelar. Baiklah tidak saatnya mengeluh, akan saya selesaikan secara adat.
Sesampainya di kantor Tokopedia, saya gres paham kalau hari ini jadwalnya offering job, dikasih tau oleh receptionist Tokopedia. Wahh ini ketika yang dinantikan. Obrolan dengan Kak Tyas sebetulnya cukup panjang, terhitung 1 jam lebih, kita banyak ngobrol-ngobrol lucu disini. Saya diajukan pertanyaan lebih detil, mulai dari wacana Tokopedia, apa yang saya cari di Tokopedia, kenapa ini, kenapa gitu, bagaimana jika, ahh segala macam. Sedikit overview wacana Kak Tyas, awal-awal do’i keliatan judes dan ngomongnya cepet, berhasil membuat saya gugup.
Saya ditanyakan problem apa yang akan saya hadapi jikalau saya bekerja, dan bagaimana mengatasinya. Banyak pertanyaan serupa. Yang pada dasarnya yaitu saya harus mencari-cari problem sendiri, dan mencari solusinya sendiri. Sulit..
Saya tidak peduli jikalau saya bermasalah dengan komputer dan benda-benda IT lainnya, problem di kantor lebih disebabkan oleh kerjasama tim. Contohnya jikalau saya mempunyai 2 orang atasan dengan tujuan berbeda, dan cara yang berbeda, itu sanggup jadi masalah. Si A maunya gini, si B maunya gitu. Tentunya ini saya ceritakan dengan pola masalah yang nyata, hehe
Bagaimana cara mengatasinya?
Yang sanggup saya perbuat hanya membantu keduanya, nantinya akan keliatan yang mana cara yang lebih baik. Lebih baik lagi kalau saya sanggup kasi solusi, andaikata saya yaitu saya orang yang mahir di dalam masalah yang saya ceritakan tersebut.
Pertanyaan terakhir, sanggup ditebak, yaah, wacana gaji. Lucunya saya jawab “berani honor saya berapa?” eh becanda. Banyak yang dilarang disebutkan, diam-diam perusahaan. Intinya, sesudah ngobrol panjang lebar. Saya ditinggal di ruangan, katanya sih mau nemuin team manajemen (ahiya masa orang kaya saya ini perlu banget di review manajemen).
Bisa ditebak.. Do’i balik sendirian, katanya team lagi ga ada di tempat. Tapi, saya diterima bekerja di Tokopedia.
(Alhamdulillah)
Baca juga: Tips Sukses Tahap Interview Pekerjaan
Belum sempat saya jawab, Kak Tyas lanjut kisah wacana detil honor dan tunjangan yang saya peroleh, ngomongnya tetap cepet sampe saya ga sanggup nangkep apa aja detilnya. Saya cuma inget angka honor bulanannya saja, haha. Intinya mereka mengatakan angka yang lebih tinggi dari yang saya minta. Ajaibb
Bagaimana, tertarik dengan penawaran kami?
Saya cuma sanggup bilang terimakasih, makasih banyak udah buat saya seneng. Saya meminta detil offering letternya untuk dikirimkan lewat email saja.
Belum selesai hingga disitu.
Jika mendapatkan usulan tersebut, kapan sanggup mulai bekerja?
Ah serius ini membuat saya galau, saya udah jenuh pindah-pindahan, belum lagi saya tidak tau lokasi didaerah sini. Saya meminta waktu sebulan, ditolak, dengan alasan team sedang butuh orang yang sanggup fast join. Andaikata ada kandidat lain sanggup lebih cepat bergabung, maka saya ditolak, terdengar ibarat serius bukan?
Sepulangnya dari kantor Tokopedia, saya pun harus siap-siap pindahan. Besoknya saya menemui atasan saya dikantor, saya ceritakan semuanya. Alhamdulillah saya disetujui untuk pamitan dan menuntaskan probation ketika itu juga. Saya juga sanggup semangat dari beliau, haduhh memang jadi freshgraduate itu rasanya ibarat anak bawang.
Karena memang belum tau lokasi kawasan Jakarta Barat dan tidak ada sahabat yang sanggup mencarikan saya rumah kost-kostan. Akhirnya saya balik lagi ke kost usang saya di Bogor. 2 bulan awal saya pulang pergi Bogor – Jakarta sebelum alhasil saya pindah kost di Jakarta.
Well, begitulah pengalaman saya melamar kerja di Tokopedia. Alhamdulillah kini sudah hampir 6 bulan saya bekerja di Tokopedia, so far good. Pengalaman selanjutnya akan saya tulis di lain kesempatan.
Eh, makasih loh udah mau baca goresan pena panjang ini hingga habis :))
PS: Saat ini saya sudah tidak bekerja di Tokopedia. Sumber https://www.fathurhoho.id/