Peluang Kerja Di Startup Bagi Freshgraduate
Berawal dari diskusi saya dengan salah satu teman mengenai menentukan pekerjaan, "lebih yummy bekerja di startup, perusahan yang masih merintis, atau bekerja di corporate, perusahaan yang sudah mapan?" Diskusi tersebut masih berlanjut hingga sekarang. Ketika lulus kuliah, beberapa teman memberikan biar saya mengirimkan lamaran di perusahaan-perusahaan yang ia kenal.
Kebanyakan dari startup tersebut masih berskala nasional, dimana foundernya sendiri masih tergolong muda, beberapa dari mereka yaitu lulusan universitas luar negeri, bahkan ada juga dari universitas di Indonesia yang bahkan nama kampusnya sendiri pun saya tidak pernah dengar sebelumnya.
Kedekatan info ini saya peroleh alasannya yaitu memang proses pelamaran ketika itu tidak menyerupai biasa ketika melamar via jobstreet atau situs lowongan kerja lainnya. Semua hanya bermula dari offering message di inbox Linkedin dan berlanjut melalui email.
Bekerja di startup maupun di corporate, tidak ada yang salah. Tanpa mengerucutkan pilihan bekerja di perusahaan multi nasional atau corporate, berdasarkan saya startup yaitu pilihan tepat, apalagi kamu yang gres lulus kuliah alias fresh graduate.
Bahkan ada beberapa startup yang menerapkan 3 bulan sekali, menantang bukan? Sudah diberikan kebebasan bekerja, memberikan ide, derma juga sesuai. Belum lagi ketika karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat jatah saham oleh Foundernya.
Sumber https://www.fathurhoho.id/
Kebanyakan dari startup tersebut masih berskala nasional, dimana foundernya sendiri masih tergolong muda, beberapa dari mereka yaitu lulusan universitas luar negeri, bahkan ada juga dari universitas di Indonesia yang bahkan nama kampusnya sendiri pun saya tidak pernah dengar sebelumnya.
Kedekatan info ini saya peroleh alasannya yaitu memang proses pelamaran ketika itu tidak menyerupai biasa ketika melamar via jobstreet atau situs lowongan kerja lainnya. Semua hanya bermula dari offering message di inbox Linkedin dan berlanjut melalui email.
Bekerja di startup maupun di corporate, tidak ada yang salah. Tanpa mengerucutkan pilihan bekerja di perusahaan multi nasional atau corporate, berdasarkan saya startup yaitu pilihan tepat, apalagi kamu yang gres lulus kuliah alias fresh graduate.
Tidak Sekedar Batu Loncatan
Bukan belakang layar umum dan tidak perlu ditutup-tutupi, fresh graduate seringkali menimbulkan kantor pertamanya sebagai kerikil loncatan. Berikut ini peta perusahaan-perusahaan startup yang ada di Indonesia, tepatnya di kitaran Slipi, Jakarta Barat.
Slipicon valley, sebuah sebutan yang diplesetkan dari Silicon Valley. Sebuah kawasan di San Fransisco Bay Area, California Amerika serikat yang dipenuhi perusahaan-perusahaan di bidang komputer dan semikonduktor menyerupai Google dan Intel.
Sebut saja salah satu perusahaan diatas menyerupai halnya Traveloka yang gres launching 2012 kemarin kini berkembang pesat. Mereka para perintis awal tidak lagi pusing untuk "meloncat". Sekalipun mereka "terlompat", niscaya akan hingga di gedung yang lebih tinggi.
Toh recordnya sudah terukir jelas. Kesempatan serupa akan sangat mungkin didapatkan bila kau menentukan bekerja di startup.
 |
| Perusahaan-Perusahaan Startup di Slipicon Valley Indonesia |
Sebut saja salah satu perusahaan diatas menyerupai halnya Traveloka yang gres launching 2012 kemarin kini berkembang pesat. Mereka para perintis awal tidak lagi pusing untuk "meloncat". Sekalipun mereka "terlompat", niscaya akan hingga di gedung yang lebih tinggi.
Toh recordnya sudah terukir jelas. Kesempatan serupa akan sangat mungkin didapatkan bila kau menentukan bekerja di startup.
Pengalaman Kerja
Bekerja di startup akan memberikan pengalaman kerja yang lebih berwarna. Biasanya startup tidak mempunyai jobdesc yang baku untuk para karyawannya. Akan aneka macam hal-hal yang bisa dikerjakan di perusahaan startup, dan tidak ada habisnya.
Hal ini bermanfaat sekali untuk fresh graduate yang notabene minim pengalaman, "haus project". Kesempatan menyerupai ini biasanya tidak ditemukan di perusahaan corporate, alasannya yaitu mereka sudah menetapkan jobdesc yang pasti, sulit untuk diganggu gugat.
Pengalaman kerja tidak hanya dilirik dari perusahaan kawasan kita bekerja sebelumnya, namun hasil-hasil apa yang sudah pernah kita ciptakan di perusahaan sebelumnya.
Selain itu, waktu yang diterapkan juga cenderung fleksibel. Bahkan beberapa startup membolehkan karyawannya untuk bekerja secara remote. Mereka tidak menilai jam kerja karyawannya, yang penting tugasnya selesai, maka hak karyawan untuk melaksanakan hal lain.
Transparansi Sistem
Sesuai namanya, perusahaan yang masih merintis, terdiri dari team-team kecil yang terus berusaha membangun perusahaannya. Karyawan di perusahan startup akan mengerti benar bagaimana perusahaan itu bergerak, apa yang sedang dihadapi dan apa targetnya waktu demi waktu.
Seperti kata Ryan Gondokusumo, CEO Sribu dan Sribulancer "sebelum menjadi entrepreneur, sebaiknya bekerja dahulu selama 2 atau 3 tahun, untuk berguru bagaimana caranya memimpin".
Kamu yang mempunyai jiwa entrepeneur, keinginan menjadi entrepeneur itu tidak akan lenyap justru akan lebih terbantu bila sebelumnya bekerja di startup.
Ada beberapa teman saya yang menetapkan untuk berhenti bekerja dari startup, bukan untuk melanjut kerja di corporate, tapi alasannya yaitu "ingin membuat startup".
Ketemu pointnya?
Ketemu pointnya?
Taking Ownership
Setiap perusahaan menginginkan karyawannya mempunyai rasa kepemilikan terhadap perusahaan itu sendiri. Hal ini akan lebih didapatkan bila bekerja di startup. Para karyawan biasanya dibagi menjadi team-team kecil yang fokus akan project sendiri, dan project tersebut berangkat dari ide-ide mereka.
Kultur yang paling menonjol dari perusahaan startup yaitu budaya argumentasi, hal ini cocok sekali untuk kau yang tidak bisa membisu dan difikirannya terlintas aneka macam ide-ide.
Ide-ide ini akan sulit disampaikan bila bekerja di perusahaan corporate yang biasanya mempunyai sistem birokrasi yang rumit.
Ide-ide ini akan sulit disampaikan bila bekerja di perusahaan corporate yang biasanya mempunyai sistem birokrasi yang rumit.
No Magabut (Makan Gaji Buta)
Perusahaan besar biasanya menggaji karyawannya dengan nominal yang relatif tinggi plus juga tunjangan-tunjangan beserta bonusnya. Tapi... biasanya ini ditentukan oleh posisi, dan lamanya bekerja. Juga, ijazah. Sebaliknya, perusahaan startup tidak semena-mena memberikan honor tinggi terhadap karyawannya.
Bekerja di perusahaan startup akan mengajarkan kita betapa perjuangan sangat berbanding lurus dengan hasil. Mereka tidak melihat karyawan dari ijazah, usang bekerja, dst. Jika karyawan bisa membuat hasil yang baik, honor dan derma akan mengikuti. Biasanya, periode kenaikan honor cenderung lebih cepat.
Bekerja di perusahaan startup akan mengajarkan kita betapa perjuangan sangat berbanding lurus dengan hasil. Mereka tidak melihat karyawan dari ijazah, usang bekerja, dst. Jika karyawan bisa membuat hasil yang baik, honor dan derma akan mengikuti. Biasanya, periode kenaikan honor cenderung lebih cepat.
Bahkan ada beberapa startup yang menerapkan 3 bulan sekali, menantang bukan? Sudah diberikan kebebasan bekerja, memberikan ide, derma juga sesuai. Belum lagi ketika karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat jatah saham oleh Foundernya.
Fresh graduate yang gres memulai dunia kerja sangat butuh sekali pengalaman kerja, sayang sekali bila awal-awal bekerja harus direpotkan dengan pekerjaan rutinitas tanpa kesempatan membuatkan skill dan kemampuan diri.
Nah itulah beberapa alasan kenapa perusahaan sangat cocok terutama bagi para freshgraduate.
Sumber https://www.fathurhoho.id/
