Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Tidak Menjadi Hamba Media Sosial

Bermula dari sebuah pertanyaan di sebuah artikel yang saya lupa tepatnya dimana Agar Tidak Menjadi Hamba Media SosialBermula dari sebuah pertanyaan di sebuah artikel yang saya lupa tepatnya dimana, kira-kira “Bisakah Anda… dalam sehari saja menahan godaan untuk mengecek media sosial?” Maksudnya, dalam keseharian menyerupai bangkit tidur, atau mau tidur, dengan sama sekali tidak mengikuti ‘hasrat mengecek’ timeline media sosial.

Hemm.. pertanyaan yang sekilas memang terdengar tidak penting. Ada perasaan kecil dalam diri yang menolak bahkan memberontak “lah.. ngapain, untuk apa? Kan cuma ngecek doang”


Jika kau sependapat dengan diatas, maka kau sanggup jadi salah satu orang yang sedang kecanduan media sosial. Sama menyerupai saya.

Agar tidak menjadi hamba media sosial, saya pelan-pelan introspeksi aktifitas media umum saya. Aktifitas di media umum itu sanggup kita bagi jadi “aksi/reaksi, produce/consume, take/give, dll”, apalah itu.. susah menyebutnya.

Ngecek timeline, ngapain?

Seru aja lihat update-update kontak dan temen-temen pas lagi gabut mau ngapain. Lalu? Apa salahnya ngecek timeline? Lumayan juga kali ada hal-hal yang lucu dan menarik, jadi sanggup menghibur diri. Ya kan?

Ada yang bilang bahwa “apa yang kita lihat dan kita baca setiap hari, akan membentuk menyerupai apa diri kita”. Inilah hal yang sanggup menyebabkan masalah. Ya bila feedsnya penuh warta bermanfaat, bila cuma update-update status kekinian dan pamer-pameran dari manusia-manusia kekinian, buat apa?

Setelah saya introspeksi beberapa media umum yang saya gunakan, ini yang saya lakukan:

a. LinkedIn, Facebook, Twitter

Menghapus pertemanan dari orang-orang yang ‘bad on internet’ dan unfollow sebagian besar. Hasilnya, timeline/feeds saya ketika ini sangat sedikit sekali dan kalaupun saya buka, mudah-mudahan tidak menghabiskan waktu lebih dari 5 menit.

b. Telegram

Leave sebagian besar group dan channel yang ketika ini tidak begitu prioritas.

c. Saring RSS langganan

Begitu juga blog/forum yang dulu pernah saya langgani, saya saring kembali alasannya ternyata saya tidak punya cukup waktu mengikuti semuanya, lagian kesannya storage saya tergoda banyak.

Update, biar apa?

Kalau bab ini, mungkin saya udah engga terlalu termasuk. Walaupun ketika sekolah-kuliah dulu, saya ialah anak alay yang tiaaaaaaaap hari update status di twitter atau di facebook. Sekarang.. ya gini. Cuma nulis di blog aja.

Makara bila lagi ngobrol di group (telegram), sering kali ada temen yang share update-an orang (kebanyakan dari twitter dan instagram) yang isinya… berdasarkan saya “ini ngapain sih?”

Banyak banget orang yang mati-matian di medsos demi mencari eksistensi, ini menyedihkan. Dari yang anak sekolahan sampe yang udah dewasa, sama aja, ga sanggup dibedain. Sebenernya kita itu update media umum buat apa?

Benar untuk interaksi secara maya. Tapi bukan untuk menciptakan kita mati-matian demi ‘viral’.
Sayangnya.. sebagian besar, dari diri kita, tidak merasa “ah gue ga segitunya”. Tapi pelan-pelan bila ditanya ke diri sendiri “kamu update, tujuannya buat apa?”

Good bila ada yang menjawab “ya buat sharing trick dan tips, motivasi, dll, hal-hal edukasi atau apapun yang bermanfaat”. Good+ bila kita juga sanggup profit dari hal itu. Sayangnya.. kebanyakan dari kita cuma mati-matian update mati-matian edit foto gemes biar followernya banyak.



Tulisan/update blog ini dibentuk untuk memenuhi kekosongan goresan pena di bulan desember. Thanks yang udah baca.
Sumber https://www.fathurhoho.id/