[Wn] Shougaku Ichinensei Ni Modotta Node Kenjitsu Ni Ikiru - Chapter 42
Translator: Aaldiwang
Editor: Yoshida
Chapter 42 : Waktu Bebas
"Ini dia.....!"
Setelah menyimak klarifikasi antisipasi dari guru, kami belum dewasa kelas 1-3 memasuki waktu bebas.
Aku sedang menikmati permainan dodgeball bareng belum dewasa pria di kelasku.
Kami menggambar persegi panjang sederhana di tanah kemudian membagi menjadi dua kalangan berisikan kubu kanan dan kubu kiri. Ketika bola menjamah tanah, bergerak dari dalam ke luar lapangan, dan tim yang dapat meminimalisir anggota tim musuh menjadi nol apalagi dulu yang mau menang.
Saat itu yaitu waktu bebas, yang sungguh menyakitkan bagi penyendiri, namun saya bersyukur sebab usul Imai-kun, saya tak perlu menghabiskan waktu cuma dengan duduk menyendiri di balik bayangan dan menonton teman-temanku yang asyik bermain.
Aku bisa meghindari skenario terburuk, namun pada permainan dodgeball ini, yang mana ialah keahlian tersendiri bagi mereka yang punya kesanggupan dalam melempar, kurangnya kemampuanku akan membuatku sedikit kesulitan.
Aku masih berada di dalam area lapangan, namun saya cuma bertahan di garis pembatas sambil menonton teman-temanku yang sedang saling berlomba untuk memimpin.
Aku cuma berdiri di sudut lapangan, tanpa melakukan apapun yang berarti.
Sedihnya, dalam permainan dodgeball, saya tak peduli entah saya berada di sana atau tidak.
Mungkin garang bagiku untuk berpikiran seumpama ini, namun jujur saja saya sama sekali tak menikmatinya.
Itu sungguh-sungguh diluar kemampuanku, dan walaupun saya berpartisipasi dalam pertandingan, saya tak memperhatikan tim yang lain dan cuma termangu saja.
Tapi disana hanyalah lapangan kosong. Tak ada sesuatu yang cukup menonjol yang dapat mengalihkan pandanganku.
――Hanya tinggal satu wilayah yang dapat kupandangi.
Seperti halnya para laki-laki yang berkumpul di satu tempat, para gadis juga berkumpul di satu tempat, mereka menghasilkan mahkota dan karangan bunga dari kembang-kembang liar dan bermain dengan alam.
Aku memandangi ini tanpa argumentasi tertentu.
Jika saya memandangi mereka seumpama ini, teman-teman sekelasku mungkin akan memberiku perilaku yang tak bersahabat.
Yahh, saya tak akan mempermasalahkannya, sebab kalau ada wanita di kelasku yang terpikat padaku itu hanyalah suatu kesalahpahaman, dan saya tak berada dalam duduk kendala apapun.
Ada seorang gadis yang terpikat padaku. Kupikir bukanlah kesalahpahaman untuk menyampaikan hal itu.
Ketika membahas wanita yang terpikat padaku, Mizui-san yaitu satu-satunya wanita yang keterkaitannya denganku sudah berkembang, dan selain itu, Mizui-san yaitu satu-satunya wanita yang terpikat padaku.
Ketika kubilang saya ingin tau dengannya, saya tak berencana ingin tau tentang perasaan romantisnya, seumpama yang mungkin dipikirkan oleh beberapa kawan dekat pria di kelasku, namun saya ingin tau dengan keingintahuannya yang tak wajar.
Karena saya sudah diminta untuk menawarkan waktu mudah-mudahan kami bisa berdua di saat saya sudah menerangkan tindak pencegahan, Kupikir ia akan mengatakan padaku pada waktu bebas ini di saat ia diizinkan untuk melakukan apapun sendirian.
Sepertinya saya salah. Dia sedang dalam situasinya sendiri, jadi kukira beliau sudah menegaskan waktu yang lain.
Yang lebih penting, apa yang ingin ditangani Mizui-san dengan waktu berdua bersamaku?
Dari caranya melihatku, itu tak seumpama ia cuma meminta waktu ini untuk berbincang-bincang ringan, dan saya percaya beliau memiliki sesuatu yang ingin ia lakukan.
Tapi cuma ia yang tahu.
Itu yaitu pertanyaan yang mau terjawab pada waktunya di saat kami sedang berdua. Itu bukanlah sesuatu yang perlu kupikirkan sebelum waktunya.
Jadi saya berhenti memikirkannya.
..... Mizui-san menyadari tatapanku dan mata kami saling berpandangan.
Untuk sesaat, saya merasa nervous dan saya nyaris mengalihkan pandangan, namun saya tak melakukan sesuatu yang salah, jadi saya meresponnya dengan melambaikan tanganku secara ringan.
Ia kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya belakang layar mudah-mudahan tak ada orang di sekitarnya tak mengenali bahwa ia sudah menghasilkan kontak mata denganku.
ketika saya sedang karam dalam kesenangan yang sesaat tersebut.
"Itosaki-kun! Awas!"
"Huh?"
Seakan sedang membangunkanku, perayaan dari Imai-kun menggema di gendang telingaku, dan di waktu yang nyaris bersamaan.
"Bako!"
Bola menghantam wajahku.
"Hebuuu!?"
Aku tak bisa menyingkir dari bola nyasar yang tiba secara tiba-tiba, dan hantaman dari bola memukulku sampai punggungku terlempar ke atas tanah.
Ketika bola dengan kecepatan sarat menghantam wajahmu, ringannya badan anak kecil akan terlempar dengan gampangnya ke sentra gravitasi (bawah).
"Hei, kamu tak apa?"
“…… Ah, ya, saya baik saja."
Imai-kun, yang satu tim denganku, berlari padaku dan memanggilku sebab khawatir.
Itu yaitu bola dodgeball yang empuk, dan tanah tempatku terjatuh yaitu rerumputan, jadi kemungkinan besar saya tak terluka.
Meski begitu, saya mencicipi sakit yang terus menerus sebab kepalaku tergoncang jawaban efek dari bola yang menghantam wajahku.
Bisa kukatakan bahwa itu yaitu salahku sebab saya terusik oleh persepsi ke arah lain dan inilah yang terjadi.
Previous Chapter | ToC | Next Chapter
Sumber https://mangabookktranslation.blogspot.com/