[Wn] Kankin Ou - Volume 1 - Chapter 42
Translator: Tanaka
Editor: Tanaka
Chapter 42 - Setiap Senin
"Status Masaki Haneda sudah bermetamorfosis (Ditundukkan).
"Bersamaan dengan itu, fungsi-fungsi berikut kini tersedia"
"Tandai"
“Kamu bisa melacak eksistensi para tawanan (istilah lazim untuk mereka yang dalam kondisi (Penundukan),
(Ditundukkan), atau (Diperbudak))." Cabang"
"Kamu sementara sanggup meminjamkan kemampuanmu untuk menghasilkan "pintu" terhadap mereka yang dalam kondisi (Diperbudak). Namun, tidak ada guna pelengkap yang sanggup dipakai dalam kendala ini. Hanya fungsi permulaan yang hendak tersedia"
Sementara itu, saya bisa menenteng Masaki ke kondisi (Ditundukkan), dan saya menepuk dadaku dengan lega.
Sudah melalui tengah malam dan hari ini sudah hari Senin.
Meskipun rencananya ditetapkan untuk hari Selasa, itu gampang untuk malam ini.
Alasannya yakni di saat jam menyampaikan tengah malam, Misuzu akan dipaksa untuk menentukan antara saya dan Kasuya-kun.
"Ada apa? Kamu nampaknya linglung"
Tiba-tiba, Masaki memandang wajahku, dan kubalas dengan tersenyum.
"Aku gres saja merenungkan di kepalaku bahwa kau sungguh-sungguh bandel hari ini, Masaki-chan"
"Astaga… dasar bodoh"
Setelah hari itu, kami berhenti bermitra badan.
Kemudian, Masaki dan saya cuma berpelukan dan mengatakan satu sama lain.
Apa yang ingin kau kerjakan di saat kau keluar dari ruangan ini? Apa yang ingin kita makan? Di mana kita mesti pergi berkencan? Apakah kau ingin memiliki anak pria atau perempuan? Apakah kau ingin seorang gadis? Apa yang mesti kita beri nama anak itu? Di mana kita ingin tinggal?
Kami memalingkan kepala dari kesusahan yang hendak kami hadapi bila kami sungguh-sungguh memiliki bayi, dan cuma mengatakan tentang hal-hal dengan melamun, sementara jari-jari kami terus terjalin satu sama lain.
Dan di saat Masaki tertidur, hari sudah pagi.
Begitu beliau mulai bernapas dengan tenang, Lili timbul menyerupai biasa dan menjepitnya.
Kemudian Lili terbang dan memandang paras Masaki, yang sudah berhenti total, dan tersenyum.
"Dia terlihat sungguh bahagia, Devi. Dia tidak tahu bahwa keputusasaan akan menunggunya di saat bangkit ……"
"Lili, kupikir kau menyangka saya akan gagal?"
“Ya, itu menurutku Devi, lantaran Fumi Fumi meremehkan kekuatan wanita, Devi”
"Tapi kau tidak menentangnya"
"Bagaimanapun, kegagalan yakni cuilan dari pengalaman, Devi. Tapi bila kau akan melakukannya, setidaknya kau mesti "Langsung" "
"Langsung?"
“Maksudnya, kau akan memberitahu Oppai-chan bahwa kau yang menertibkan semuanya, bukan? Kalau begitu, semestinya kau menghasilkan ruangan yang terlihat menyerupai kamar jahat, Devi. Bagaimanapun, gambaran itu penting. , Devi. Bahkan ruang singgasana Raja Iblis umumnya dipentaskan mudah-mudahan terlihat menakutkan"
"Itu saja dipentaskan?"
"Itu benar, Devi. Ini pekerjaan yang menyibukkan untuk menggulung tengkorak, menerapkan pinspot ke Raja Iblis, dan mempercantik takhta dengan cara yang menakutkan, Devi"
Ketika saya mendengar tentang apa yang terjadi di balik layar, saya mencicipi ketertarikan yang gila pada …… iblis.
"Yah, bila begitu……. saya akan menjajal menjadikannya terlihat menyerupai kamar penjahat"
Maka, saya mengikuti usulan Lili dan menjajal merubah tata letak dan hiasan ruangan dengan banyak sekali cara.
Pada akhirnya, waktu sudah habis dan saatnya untuk pergi ke sekolah.
Dengan kompromi ini, ruangan siap digunakan.
Menurut Lili
"Ini menyerupai ruangan pemimpin asosiasi diam-diam yang jahat, Devi"
◇ ◇ ◇
———Scene Change———
◇ ◇ ◇
Saat saya bangun.
Aku mencicipi selimut yang lembut dan ada aroma matahari di paras aku.
Itu sudah menjadi cuilan dari keseharianku, terbangun di kamar glamor itu. Dan pada di saat saya bangun, saya mulai mempertimbangkan apa yang mesti disiapkan untuk sarapan.
"Bubur Taiwan…… dengan banyak acar mustard"
Aku tiba-tiba teringat bahwa beberapa sobat modelku pernah memberi tahuku betapa enaknya bubur Taiwan di Taiwan, kawasan mereka pergi untuk pemotretan.
Entah kenapa mataku bengkak.
Yah, itu lantaran saya sudah banyak menangis …….
Tidak apa-apa bila hari itu yakni hari relaksasi, namun bila itu yakni hari modeling, maka saya keluar, dan saya tak ingin Jun-kun atau Fumi-kun melihatku menyerupai ini.
Ngomong-ngomong, Fumi-kun hebat kemarin. Dia sungguh-sungguh gila.
Rasanya sungguh menggembirakan memiliki Kontol besar itu menghantam saya di kawasan yang sama.
Aku pikir itu lucu juga di saat seorang anak pria cemburu, namun sungguh buruk di saat beliau memainkannya.
Aku cuma bisa bergidik.
(Tidak, tidak, tidak! Jangan ingatkan! Itu membuatku menginginkannya lagi)
Aku bertanya-tanya kapan saya sudah menjadi gadis yang begitu nakal.
(Ini salahmu, Fumi-kun!)
Segera setelah saya menggelengkan kepala untuk menetralisir fantasi cabul.
"Apakah anda sudah bangun, Misuzu-ojou-sama?"
Freesia-san memanggilku.
"Selamat pagi. Umm……. aku"
"Aku sudah diberitahu. Anda mesti menentukan antara Jun-kun-sama atau Fumi Fumi-sama"
"Ya, Dan saya akan kembali ke kawasan Jun-kun, jadi kurasa ini akan menjadi yang terakhir kalinya saya menyaksikan Freesia-san"
"Jadi anda sudah memutuskan?"
"Ya, saya tidak menduga saya akan sungguh menggemari Fumi-kun, namun alasanku melakukannya yakni lantaran saya ingin kembali ke Jun-kun……"
"Aku takut Fumi Fumi-sama akan sungguh sedih. Kehilangan orang yang beliau cintai……"
"Jadi, itu sebabnya. Aku ingin melaksanakan sesuatu untuknya pada akhirnya……"
"Jika itu masalahnya…… Preferensi seksual Fumi Fumi-sama yakni busana dalam seksi, jadi saya sarankan anda memakainya dan menggunakannya untuk permainan servis……"
"Kurasa itu arahnya, ya ……"
"Ya, saya pikir itu yang terbaik"
"T-tapi saya tidak akan menyerahkannya padamu, Freesia-san! Jadi, saya ingin kau membawakanku beberapa dan saya akan memilihnya sendiri!"
"Tentu saja. Kalau begitu mari kita sarapan. saya sudah mempersiapkan bubur Taiwan terbaik dari Manchinro"
◇ ◇ ◇
———Scene Change———
◇ ◇ ◇
"Ehehe, saya gres saja merubah kursiku!"
Ketika saya tiba di kelas, saya menerima Fujiwara-san duduk di sebelahku.
Hanya ada satu hal yang dapat ku katakan.
"Mengubah!"
"Jangan mengatakan menyerupai Fuzoku!"
TL/N: Fuzoku, di Jepang, kata ini sering dipakai untuk menggambarkan kawasan prostitusi; bisnis yang mendukung industri seks atau toko-toko yang ditangani oleh kejahatan teratur untuk menawarkan layanan seks komersial
Berada di sebelah Fujiwara-san bukan lagi waktu yang hening bagiku. Jadi, apa pun yang terjadi, saya ingin beliau kembali ke kawasan duduk aslinya.
"Gorioka-sensei akan marah"
"Gorioka-sensei tidak akan peduli. Karena gadis yang duduk di sebelah Fu min tidak mau duduk di sebelahmu, dan beliau sungguh senang"
"Bisakah kau berhenti merobek hatiku secara alami?"
Gadis yang duduk di sebelahku yakni gadis pendiam berkacamata, namun beliau tidak menggemari ……ku. Aku mengerti… Aku minta maaf soal itu.
"Ahaha, ini suasana win-win, bukan? Aku sungguh bersyukur siapa saja buta"
"Umm….. Fujiwara-san. Bisakah kau berhenti menempelkan kursimu padaku di saat kau menyampaikan itu?"
"Kenapa tidak? Aku meninggalkan semua buku pelajaranku, jadi tunjukkan buku pelajaran Fu min"
"Semua…. buku pelajaranku? Jadi, kenapa kau tiba ke sekolah!"
"Untuk menyaksikan Fu min, pasti saja!"
"Bagaimana bisa kau menyampaikan hal menyerupai itu tanpa rasa malu……?"
"Kalau begitu baiklah. Aku akan meninggalkanmu sendiri bila kau memberiku ciuman!"
"Bisakah saya melakukannya!"
"Kenapa tidak? Fu min sungguh keren dan saya ingin memamerkannya mudah-mudahan beliau tidak diambil oleh gadis lain!"
Ketika Fujiwara-san berkata "Sangat keren", siapa saja di sekeliling kami menyaksikan kedua kalinya secara bersamaan.
"Jadi, bila kau ingin saya menciummu, cobalah menggandakan kucing"
"Itu mudah"
Dengan menyampaikan itu, Fujiwara-san menghasilkan tangan kucing dan mulai mengundangku dengannya.
"Nya Nya Mai-nya, saya ingin meminta sesuatu padamu, Fumi-nya. Bisakah kau memberiku ciuman-nya?"
"Maaf, namun kucing tidak mengatakan bahasa manusia"
"Fumi nya! Nyan! Nya! Nya!"
"Aku tidak memahami sepatah kata pun yang kau katakan"
"Itu mengerikan....ueeeeeee! Fu min, kau bahkan tidak menjajal untuk menciumku!"
"Tidak mungkin"
"Itu mengerikan! Fu min yakni seorang maniak yang tak tahu malu!"
Dengan itu, kata-kata "Pasangan Bodoh", "Permainan memalukan di pagi hari", "Penyimpang Kimo-jima" dan sebagainya sudah tercampur dalam bunyi bisikan yang bocor dari sekitarnya.
Itu aneh. Meskipun saya menolak, saya merasa menyerupai saya dibebani dengan rasa tanggung jawab.
Pada di saat itu, Tachioka-kun masuk ke dalam kelas.
Ekspresinya terperinci pucat dan beliau nampaknya tak punya sedikit pun kehidupan dalam dirinya.
Aku percaya beberapa orang bahkan memperhatikan bahwa beliau masuk ke kelas.
"Bagaimana beliau bisa menyampaikan wajahnya……? Predator seksual kriminal itu"
Fujiwara-san mengangkat alisnya terang-terangan dan berbisik padaku.
"Kupikir kau bisa memaafkannya? Karena Tachioka-kun berada dalam suasana yang sungguh menyedihkan. Dia tidak akan pernah bisa menyerang seorang gadis lagi"
"Apa? Apakah kau memotong Ochinpo-chan-nya menjadi berkeping-keping?"
"Salah, namun sedikit benar"
" ……Serius!?"
Apakah beliau menyadariku atau tidak namun kita mengikutinya dengan mata kita, Tachioka-kun duduk di kursinya seolah-olah beliau ketakutan. Setelah itu, Kasuya-kun berlangsung ke sisinya.
"Masahiro, kemarin, kau tidak muncul"
"A-ah… maafkan aku"
Seperti yang diharapkan, Kasuya-kun niscaya menyangka ada yang tidak beres.
"Ada apa denganmu, apakah kau merasa sakit? Kamu terlihat sungguh bpucat"
"Y-ya. Aku sudah sakit menyerupai ini…… sejak kemarin"
"Oh, begitu. Tapi setidaknya kau mesti meneleponku"
"Maaf……."
Percakapan mereka terputus di sana. Ini lantaran bel sekolah berbunyi dan wali kelas, Gorioka-sensei, masuk ke dalam kelas.
Menurut Gorioka-sensei, hari ini para detektif kembali ke sekolah. Begitu beliau mengucapkan kalimat kriteria sekarang, “Siapa pun yang namanya diundang mesti secepatnya pergi ke kantor kepala sekolah”, secepatnya setelah itu, Tachioka-kun mengangkat tangannya.
"Aku, saya ingin berjumpa dengan detektif dan mengatakan tentang sesuatu"