[Wn]『Tobioriru Chokuzen No Dōkyūsei Ni Xxx Shiyou! To Teian Shite Mita.』 - Chapter 21
Translator: Tanaka
Editor: Tanaka
Chapter 21 – Orang yang Saling Mengerti
「K-Kamu penipu!?」
「Eh?」
Sambil terkejut, Kurumi-san mengunjungi kami dan menarikku dari Ogura. Kemudian, Kurumi-san melekat di lengan kiriku menyerupai koala. Lucunya.
Pipi cemberutnya mengungkapkan tingkat kemarahannya. Imut.
Tentu saja, lantaran Kurumi-san tidak menyaksikan bagaimana Ogura tersandung, beliau akan salah paham. Imut.
....Tidak, kelucuan Kurumi-san sudah membuat kelainan di sentra bahasaku. Darurat darurat. Apakah ada dokter yang tahu bagaimana menghentikan emosi yang tinggi?
「Mhuaahhh 」
Aku mengecup pipi Kurumi-san yang montok.
「……!?」
Ku pikir Kurumi-san terkejut namun beliau memelototi ku dengan tajam. Bahkan di saat melotot, beliau sungguh imut. Sungguh keindahan yang sarat dosa.
「Aku tidak selingkuh.」
「K-kalian saling berpelukan!」
「Aku cuma menggandengnya lantaran Ogura tersandung. Aku minta maaf bila Kurumi-san sudah salah paham.」
Aku minta maaf sebelum hal-hal menjadi aneh. Menurut huruf anime lelaki tertentu, lebih baik meminta maaf lantaran melaksanakan langkah-langkah yang mencurigakan terlepas dari apakah kau berselingkuh. Padahal saya bukan huruf anime.
「….. Sungguh?」
「Apakah kau pikir saya berbohong??」
「…Aku tidak mau berpikir kau melakukannya tapi…」
「Aku cuma akan menyayangi Kurumi-san selamanya.」
「~~」
「Kau terlihat malu! Kau sungguh imut! Tidakkah menurutmu begitu, Ogura?」
「A-apa, apa yang kau katakan—」
「aku setuju.」
「Apa yang kalian berdua bicarakan?!?」
Ogura baiklah dengan hirau tak hirau dan Kurumi-san nampaknya tidak sanggup menyembunyikan keterkejutannya. Namun, pada di saat berikutnya, Kurumi-san mendengus dan menyembunyikan dirinya di belakangku seolah menggunakan tubuhku selaku perisai. Kurumi-san cuma mengintip sedikit ke Ogura.
「….Aku sudah memperingatkan siapa saja di kelas mengenai mu.」
Aku agak geli dengan pergantian topik yang tiba-tiba, namun ku pikir itulah tujuan khususnya tiba ke sini.
Tanpa menyampaikan apa-apa lagi, saya mengalihkan pandanganku dari Kurumi-san ke Ogura. Ogura menatapku seperti beliau tidak tahu mesti berkata apa atau bagaimana merespons dan kemudian, menundukkan kepalanya sambil bermain dengan jari-jarinya dan berperilaku gelisah—
「Terimakasih.」
Ogura menggumamkan itu.
「…. Kamu tidak mesti melakukannya. Aku tidak tiba ke sini untuk mendengar kau untuk menyampaikan itu ... atau lebih tepatnya, jangan salah paham. Aku belum memaafkanmu, Ogura-san.」
Sebaliknya, kata-kata Kurumi-san sungguh dingin.
「……」
「Diganggu, disiram air .... Aku tidak sanggup memaafkanmu.」
Itu mesti menjadi perasaannya yang sebenarnya.
Tidak peduli seberapa besar cita-cita Ogura untuk berbaikan dengan Kurumi-san, itu tidak akan pernah menjadi kiprah yang mudah. Hubungan keduanya yakni korelasi antara pelaku dan korban. Hubungan yang kontras sungguh jelas.
Haruskah saya menyela atau sesuatu menyerupai pihak ke-3?
Aku berpikir sejenak—tetapi di saat saya menyaksikan ekspresi paras Kurumi-san, saya tutup mulut.
「—meski begitu, saya satu-satunya yang sanggup bersimpati denganmu.」
「Eh?」
「Aku tahu apa yang sedang dialami Ogura-san kini jadi….itu sebabnya saya membantumu. Itu saja. Padahal saya sungguh tidak suka itu. Tidak memiliki sekutu, siapa saja menentang mu, dan tidak ada yang mencapai mu ... itu sungguh menyakitkan jadi saya tidak mau orang lain mencicipi hal yang serupa denganku ...」
Kurumi-san menjajal untuk mengatakan cuma fakta dengan cara yang lugas dan tanpa emosi. Namun, suaranya mulai terdengar basah….
「—Kurumi-san.」
Dia memiliki air mata di matanya.
Aku tidak tahu mengapa. Apakah lantaran beliau menjadi terlalu emosional secara tidak sadar?
Aku suka Kurumi-san dan saya tahu semuanya mengenai beliau namun saya tidak tahu bagaimana perasaannya. Dan saya juga tidak mengerti bagaimana perasaannya….
Mengatakan bahwa saya memahaminya itu hanyalah penghujatan terhadapnya.
「Itu sebabnya saya .... saya menolong Ogura-san untuk diri ku sendiri. Itu sebabnya ... jangan salah paham bahwa kau diampuni atau yang serupa ....」
Kurumi-san mengendus dan menyeka matanya dengan tangan nya. Pernyataan itu sungguh menyerupai dengan Kurumi-san.
「….ya, saya tahu itu, jadi ...... saya juga tidak berpikir saya akan dimaafkan ……………… tapi, bisakah kau menyimak apa yang mau ku katakan……… tolong.」
Suara Ogura juga bergetar.
Tangannya gemetar, kakinya gemetar, dan beliau mengatakan dengan emosi.
Ogura menawan napas dalam-dalam untuk menekan getaran suaranya—
「Untuk menggertakmu selama ini—aku betul-betul minta maaf.」
Ogura membungkuk pada Kurumi-san.
Keheningan jatuh di atap. Dari lantai bawah, saya sanggup mendengar bunyi guru yang sedang mengajar dari bawah, saya sanggup mendengar keramaian kelas PE.
Ini hari biasa namun juga bukan hari biasa.
Gadis itu menundukkan kepalanya di depan kami. Bahunya gemetar dan tingkat ketegangannya lebih terperinci ketimbang yang terlihat.
Setelah menatapnya selama beberapa detik, Kurumi-san mengambil satu atau dua langkah lebih bersahabat dengannya.
-0-
—Scene Change—
-0-
Seiring bertambahnya usia, kian jarang hal-hal tertuntaskan dengan ajakan maaf. Ada ungkapan, “Jika semua yang mesti kau laksanakan yakni meminta maaf, tidak akan ada keperluan lain untuk polisi” itu yakni pola yang bagus untuk ini.
Saat kita berkembang dewasa, kita lazimnya mesti mengambil tanggung jawab yang sesuai. Untuk siswa Sekolah Menengan Atas menyerupai kami, kita acap kali dianggap bawah umur dan acap kali orang remaja yang ialah posisi yang sungguh merepotkan. Namun, dalam hal ini, ku pikir itu benar untuk bertindak selaku orang dewasa.
「M-maaf, saya betul-betul minta maaf….」
「…..hnn, bisakah kau berhenti menangis?」
「Uuuuuhhhh, itu-itu-itu karena…….」
—kata-kata "Maafkan aku" sanggup melunakkan gadis berjulukan Koga Kurumi hingga batas tertentu.
Aku tidak berpikir bahwa saya sanggup melaksanakan itu.
Dengan pemikiran itu, saya meletakkan beberapa koin di mesin pedagang otomatis.
Lokasinya masih di rooftop namun di dalam gedung sekolah. Aku berbelanja sekaleng kopi dan dua kaleng coklat dari mesin pedagang otomatis di lantai 4 dan kembali ke dua gadis.
Gadis-gadis itu duduk di tangga menuju lantai 4 dan Kurumi-san menepuk kepala Ogura yang masih beberapa kali menyampaikan beliau minta maaf. Aku agak….cemburu.
Aku tipe lelaki yang tidak sanggup mentolerir lelaki yang mau masuk di antara yuri namun di saat itu yakni seseorang yang ku sukai, itu kisah yang berbeda.
「Kurumi-san, tolong tepuk kepalaku juga.」
「…..me-mengapa?」
「Karena saya cemburu.」
Saat saya menyampaikan perasaanku yang jujur, Kurumi-san cemberut.
「Apakah kau pikir sudah waktunya untuk main-main?」
Ah, itu kasar. Namun, beliau benar, atau setidaknya seratus poin. Aku cuma sanggup dengan enggan mundur sementara Ogura mencapai lengannya.
「Maaf, maaf…..Kurumi-chan……..」
「Ya, saya mengerti. baik?」
Saat Ogura menangis dan beberapa kali meminta maaf, Kurumi-san menyediakan belas kasihnya menyerupai seorang ibu suci. Aku jatuh cinta padanya lagi tapi….tunggu sebentar….
「…….Kurumi-chan……….?」
「…….」
Sepertinya cuma saya yang merasa tidak nyaman. Kurumi-san cuma menganggukkan kepalanya dengan manis setelah mendengar apa yang kukatakan. Aku memelototi Ogura yang bermata sipit namun beliau bahkan tidak menatapku. Kucing pencuri oportunistik ini….
(Perempuan ini….)
Aku duduk di sebelah Kurumi-san sambil memberi mereka dua coklat. Aku mencapai lengan Kurumi-san dan menariknya ke arahku.
「A-apa yang kau lakukan!?」
Sedikit rona merah timbul di pipinya di saat beliau terlihat bingung. Kemudian, saya memberitahu Ogura yang duduk di sebelahnya.
「Kurumi-san yakni pengantinku?.」
「A-apa yang kau katakan!?」
「…….」
「O-Ogura-san, kenapa kau membisu saja!? Ah! mu! Aku tidak mengerti!?」
Pada di saat yang serupa bunyi Kurumi-san bergema di saat beliau memegangi kepalanya—-bel berbunyi menunjukan final dari pelajaran ke-6..
Previous Chapter | ToC |