Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#Pdl Datang, Makan, Ngerujak, Pulang

Mei dan Ocha di Saung Adat Kolibari.


#PDL yaitu Pernah Dilakukan. Tulisan ringan perihal apa saja yang pernah saya lakukan selama ini; perihal perjalanan ke tempat-tempat di luar Kota Ende.

***
  

Rabu, 22 Agustus 2018, umat Muslim memperingati Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Saya juga menyebutnya Hari Kemenangan Atas Percaya dan Bakti serta pengorbanan pada Allah SWT yang waktu itu dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS terhadap anaknya yaitu Nabi Ismail AS. Percaya dan bakti Nabi Ibrahim AS ini lah yang wajib kita contohi. Sebagai gantinya, domba diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS. Selain itu, saya juga menyebutnya Hari Raya Haji. Selamat kepada Bapak, Ibu, Saudara/i, semuanya yang telah menjalankan ibadah Haji. Insha Allah suatu ketika nanti saya menyusul.

Baca Juga:

Sebenarnya hari libur Rabu kemarin itu saya tidak punya rencana ke mana-mana meskipun sudah diajak Kakak Pacar untuk makan siang di rumahnya. Permasalahan timbul sehabis teman si Ocha yang berjulukan Mei tiba ke rumah. Nampaknya mereka desperate alasannya yaitu dalam beberapa ahad belum pernah ke luar rumah untuk sekadar menikmati keindahan alam yang menakjubkan. Walhasil saya meminta Ocha menghubungi Akiem dan Effie; pasangan paling sering cek-cok se-dunia-kami. 

Pukul 14.00 Wita tiga motor matic berangkat menuju Kolibari. Mei memboceng Ocha, Akiem tentu dengan Effie, saya dan Thika. Sebelumnya saya sudah meminta Ocha menghubungi Kakak Pacar bahwa anjuran makan siang diterima dengan bahagia hati sekaligus membawa pasukan, hahaha.



Adalah sungkan yang tiada terkira ketika kami datang, kopi dan teh disuguhkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Inilah salah satu keistimewaan di Kolibari *tsah*. Lantas, tidak berapa lama, Kakak Pacar mengajak kami makan. Katanya, "Sudah dimasakin sama Kak Fitria tuh, sana gih kalian makan dulu sebelum dingin!" Hah? Jadi, mereka memasak hanya untuk kami berenam? Maluuuu *tutup muka tapi ngintip*



Makan siang yang kesorean itu disuguhi nasi merah dan aneka sajian daging kambing. Ada semur, ada soto. Yang awalnya malu-malu, eh jadi kalap hahaha. Manapula dari rumah abang ipar yang satu, mendadak kami menerima kiriman sepiring semur lagi. Hah? Yang makan hanya enam orang tapi menunya untuk limabelas orang. Hehe. Pas lagi makan begitu, muncul makhluk berjulukan ngengat, berwarna kuning, hinggap di jari anggun saya dan tak mau pergi.




Katanya sih itu pertanda. Pertanda apa saya tidak tahu. Mungkin mengambarkan bahwa ngengat juga butuh kawasan untuk ngetem :D qiqiqiqi. Awalnya saya sudah pos di FB bahwa ini kupu-kupu, tapi Cahyadi mengoreksinya bahwa ini ngengat. Karena, sayap kupu-kupu akan terkatup apabila sedang hinggap/ngetem begitu.

Dan benar kata orang, membawa anak gadis itu adaaa saja pandangan gres dan kemauannya. Si Thika mengajak rujakan. Pepaya dan mangga pun eksklusif didatangkan dari kebun terdekat. Bahkan untuk cabai pun, di depan rumah abang ipar ada pohon cabai tidak mengecewakan gede:




Pengen angkut ini pohon cabai pulang ke rumah. Sore itu bermodal kacang, cabe, garam, dan gula sabu (gula kental asal Pulau Sabu), pepaya dan mangga dari kebun, maka jadilah rujaaaaak.




Habis ngerujak, eh si Kakak Pacar nawarin kelapa muda. Busyet dah. Anak-anak pada mau, tapi kelapanya masih dipetik sama si Arifin (adik si Arifin ini namanya Arif hahah), makanya mereka pada ngerusuh sama bocah setempat. Si Ocha main sepeda salah satu bocah. Thika, Mei, dan Effie malah main bulu tangkis. Sampai lalu si Mei mengusulkan untuk mendaki ke bukit sebelah ke puncak Kezimara. Waaaa saya menyerah! Hiihi. Walhasil yang naik ke Kezimara cuma si Mei dan Ocha, Thika lanjut main bulu tangkis, saya dan Effie tidur, sehabis saya menghabiskan satu kelapa muda nan segar.

Sekitar pukul 18.30 Wita kami pun pamit pulang. Ocha membawa buah tangan kelapa muda :D hehehe.

Pernah, saya pernah begitu, pergi ke rumah Kakak Pacar cuma untuk makan, ngerujak, pulang. Senang-senang di rumah orang belum ada aturan yang melarang. Boleh-boleh saja, sah-sah saja. Bagaimana dengan kalian?


Cheers.