Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tetap Hidup Walau Sudah Dieksekusi Mati


Beberapa orang napi ini sanggup disebut nap super atau super napi kali yah? lantaran tetap hidup  biarpun hukumannya telah dijalankan, ini kisahnya. Seorang terdakwa yang di aturan dengan  hukuman mati berarti mesti siap menjemput ajal. Akan tetapi, bagaimana kalau keajaiban terjadi sehingga sang terdakwa tetap hidup? Baca saja 5 cerita kasatmata berikut ini...



1. Anne Green

Anne Green, seorang pembantu rumah tangga masa pertengahan di Oxfordshire. Berhubungan gelap dengan cucu majikannya, kemudian bayi yang dilahirkan mati sehingga dituduh sebagai pembunuh.

Pada 14 Desember 1650 dieksekusi gantung ketika usianya 22 tahun.  Pada masa itu, sanksi gantung dilaksanakan dengan cara sang tertuduh disuruh naik tangga dan mengalungkan sendiri tali ke lehernya.


Sesudah tergantung selama 30 menit, badan Anne diturunkan dan diberikan pada pihak universitas sebagai materi kuliah anatomi. Akan tetapi, sehabis di kampus,  saat peti dibuka dan dokter mendengar bunyi nafas dari tenggorokannya.

Mereka segera memberinya minum. Dua belas jam setelah eksekusi, Anne sudah sanggup bicara beberapa kata. Beberapa tahun yang akan tiba Anne akibatnya menikah dan punya 3 orang anak, serta sanggup hidup 15 tahun lagi sehabis kejadian sanksi yang membuatnya populer itu.


Konon katanya, tanggapan kasus ini, terpidana mati digantung berganti cara gres adalah dengan cara dijatuhkan dari ketinggian tertentu untuk mematahkan lehernya, sehingga sanggup dipastikan mati.



2. John Henry George Lee

John merupakan seorang pembantu di rumah Miss Emma. Suatu hari, Miss Emma ditemukan tewas dengan leher yang tersayat pisau dan rumahnya terbakar. John kemudian dinyatakan bersalah dan divonis sanksi gantung. Menurut jadwal, John akan digantung pada 23 Februari 1885 di Exeter Prison.

Saat hari-H, John dibawa keluar dari selnya untuk menuju kawasan eksekusi. Akan tetapi, trap door (pintu penyekat antar zona penjara) macet. Tidak hanya sekali, dua kali, tapi tiga kali.


Di tengah kebingungan pihak penjara dan eksekutor, John dikembalikan ke sel nya. Dan beberapa hari kemudian, hukumannya diubah menjadi kurungan seumur hidup.


3. William Duell

Pada ketika berumur 16 tahun, William divonis sanksi gantung dengan tuduhan pelecehan seksual dan pembunuhan terhadap seorang gadis di Village of Tyburn, London.

Jasad dari William rencananya akan dipakai sebagai materi kuliah di universitas medical training, sesuai dengan mekanisme regular pada waktu itu jasadnya dibawa ke universitas.

Lalu sehabis pakaian nya dilucuti dan diletakkan di atas papan, ada seorang petugas lab yg menyadari bahwa mayit william bernapas. Makin lama, William bernapas makin cepat. Dan dalam 2 jam, ia sudah sanggup duduk. Malam itu juga, pemerintah memutuskan untuk mengalihkan hukumannya menjadi sanksi kurungan.


4. Joseph Samuel

Joseph divonis meninggal dengan cara digantung sehabis dituduh melaksanakan perampokan rumah seorang perempuan kaya dan polisi yang menjaga rumah tersebut ikut terbunuh.

Joseph memang mengakui perampokkan tersebut. Akan tetapi, beliau menyatakan bahwa ia tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut. Joseph merampok rumah tersebut bersama gerombolannya. Si kepala geng dilepaskan lantaran kurangnya barang bukti.

Pada 1803, Joseph dibawa bersama terpidana lain ke Parramatta, di mana sudah ada ratusan orang yang tiba untuk melihat sanksi ini. Sesudah berdoa, Joseph naik ke atas gerobak dan di lehernya dikalungkan tali. Setelah siap, gerobak tersebut ditarik.


Bukannya menggantung badan Joseph, tali tersebut malah putus. Algojo coba lagi, namun kali ini tali tersebut selip dan kaki Joseph menyentuh tanah. Di tengah kegaduhan penonton, algojo coba lagi untuk ketiga kali. Tali tersebut kembali putus.

Kali ini petugas di lokasi mengabarkan gubernur wacana kejadian ini. Akhirnya gubernur mengubah sanksi Joseph menjadi kurungan seumur hidup. Gubernur dan petugas lain meyakini bahwa kejadian tersebut merupakan petunjuk dari Tuhan, bahwa tidak seharusnya Joseph menerima sanksi tersebut.



5. Wenseslao Moguel

Moguel divonis mati dengan cara ditembak oleh regu tembak kepolisian. Ia ditembak 9 kali, termasuk 1 peluru terakhir yang ditembakkan ke kepalanya oleh komandan regu dalam jarak erat untuk memastikan kematiannya.

Tak tahu bagaimana, Moguel sanggup bertahan hidup dan merencanakan buat lari dari penjara. Moguel pulang ke kampung halamannya buat menikmati sisa hidupnya yang sangat berharga tersebut.

Foto di atas diambil pada tahun 1937 pada program Ripley’s Believe It or Not. Dimana Moguel mempertunjukan tanda bekas peluru yg menembus kepalanya dari jarak dekat.

asli : https://bacainartikel.blogspot.com/search?q=dihukum-mati-masih-tetap-hidup