Flores: Adventure Trails
Banyak buku yang bercerita wacana Indonesia dari Barat ke Timur, dari Utara ke Selatan, dari watak ke bahasa, dari budaya ke pakaian, dari gunung ke pantai, dari rumah watak ke kearifan lokal. Saya punya salah satu buku semacam itu, dikasih sama 5 Cozy Songs
Tentang si Buku
Buku yang saya bahas hari ini berjudul Flores: Adventure Trails. Buku ini ditulis (sekaligus sebagai koordinator penulis) oleh Meret L. Signer. Kontributor atau penulis lain diantaranya Heinz von Holzen, Rofinus Ndau, Unipala Maumere, idGuides. Publisher Flores: Adventure Trails yakni Swisscontact dan didukung oleh SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs). Tahun terbit 2012. Wow banget, saya terkejut saat membaca nama Unipala Maumere. Itu MAPALA-nya Universitas Nusa Nipa (Unipa). Oh ya, selain sambutan dari Bapak Sapta Nirwandar, juga ada sambutan Jurg Schneider dari SECO. Flores: Adventure Trails berbahasa Inggris tapi untuk ukuran saya yang bahasa Inggrisnya pas-pasan dapat yess atau no sudah bersyukur, isinya cukup gampang dipahami/dimengerti.
Tentang si Buku
Buku yang saya bahas hari ini berjudul Flores: Adventure Trails. Buku ini ditulis (sekaligus sebagai koordinator penulis) oleh Meret L. Signer. Kontributor atau penulis lain diantaranya Heinz von Holzen, Rofinus Ndau, Unipala Maumere, idGuides. Publisher Flores: Adventure Trails yakni Swisscontact dan didukung oleh SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs). Tahun terbit 2012. Wow banget, saya terkejut saat membaca nama Unipala Maumere. Itu MAPALA-nya Universitas Nusa Nipa (Unipa). Oh ya, selain sambutan dari Bapak Sapta Nirwandar, juga ada sambutan Jurg Schneider dari SECO. Flores: Adventure Trails berbahasa Inggris tapi untuk ukuran saya yang bahasa Inggrisnya pas-pasan dapat yess atau no sudah bersyukur, isinya cukup gampang dipahami/dimengerti.
Bagaimana dengan isinya?
Isinya dimulai dari perkenalan wacana Pulau Flores. Perkenalan yang sangat lengkap, berdasarkan saya, alasannya memuat wacana kondisi geografis, iklim, Flores sebagai bab dari ring of fire, tumbuhan dan fauna, kehidupan laut, zaman sebelum dan sehabis kolonial, insan dan watak budayanya. Traveling directory sub bahasan berikutnya yakni wacana how to get there? (pesawat dan kapal laut) termasuk informasi kantor-kantor layanan tiket, akomodasi, daerah makan, komunikasi/alat komunikasi, keuangan, informasi kesehatan, hingga etika.
Woman travellers:
Even thought Flores is predominantly Christian, woman dressing modestly is a cultural thing in Indonesia, rather than a religious one. Wear t-shirts that cover your shoulders and don't reveal too much of your legs. Wearing a bikini is fine at the beaches of Labuan Bajo and in designated hotel areas in other parts of Flores. Everywhere else, put on a t-shirt and shorts for swimming. (Meret L. Signer, 2012:23).
Sub berikutnya yakni persiapan yang harus dilakukan sebelum ke Flores. Menariknya adalah, dijelaskan wacana skala kesulitan trek, level kebugaran, barang bawaan dasar or basic check list hingga how to minimize your impact. Komplit kan ya. Basic check list ini umum saja ibarat yang sering kita lakukan/bawa ibarat beling mata, head lamp, sun-block, first aid kit, kompas, pisau lipat, hingga tas plastik untuk menyimpan pakaian kotor dan/atau sampah. Puhlease, ke mana pun pergi jangan pernah membuang sampah sembarangan.
Isinya dimulai dari perkenalan wacana Pulau Flores. Perkenalan yang sangat lengkap, berdasarkan saya, alasannya memuat wacana kondisi geografis, iklim, Flores sebagai bab dari ring of fire, tumbuhan dan fauna, kehidupan laut, zaman sebelum dan sehabis kolonial, insan dan watak budayanya. Traveling directory sub bahasan berikutnya yakni wacana how to get there? (pesawat dan kapal laut) termasuk informasi kantor-kantor layanan tiket, akomodasi, daerah makan, komunikasi/alat komunikasi, keuangan, informasi kesehatan, hingga etika.
Woman travellers:
Even thought Flores is predominantly Christian, woman dressing modestly is a cultural thing in Indonesia, rather than a religious one. Wear t-shirts that cover your shoulders and don't reveal too much of your legs. Wearing a bikini is fine at the beaches of Labuan Bajo and in designated hotel areas in other parts of Flores. Everywhere else, put on a t-shirt and shorts for swimming. (Meret L. Signer, 2012:23).
Sub berikutnya yakni persiapan yang harus dilakukan sebelum ke Flores. Menariknya adalah, dijelaskan wacana skala kesulitan trek, level kebugaran, barang bawaan dasar or basic check list hingga how to minimize your impact. Komplit kan ya. Basic check list ini umum saja ibarat yang sering kita lakukan/bawa ibarat beling mata, head lamp, sun-block, first aid kit, kompas, pisau lipat, hingga tas plastik untuk menyimpan pakaian kotor dan/atau sampah. Puhlease, ke mana pun pergi jangan pernah membuang sampah sembarangan.
Setelah itu, pembaca memasuki inti sari buku ini. Yay! Dimulai dari Labuan Bajo: Pulau Rinca, Pulau Komodo, Gunung Mbeliling, teruuuuus ke Timur hingga ketemu Gunung Kelimutu di Ende, Maumere dengan pantai-pantai dan Gunung Egon-nya, hingga Larantuka. Informasinya tidak sekadar ini looooh Gunung Mbeliling itu, tapi juga memuat tinggi gunung, luas daratan, tumbuhan dan faunanya, hingga wacana masyarakat tradisionalnya.
Baca Juga : Rasulullah is my Doctor
Salah satu sub yang saya sukai yakni kisah wacana Rudolf von Reding:
In 1974, the elderly Count Rudolf von Reding from Biberegg, Switzerland, disappeared on the island of Komodo. For some unknown reason he got seperated from his group. When they realized he was missing, they immediately returned to the point where had last seen him - but they were too late. All they could find was the Count's backpack, camera, sunglasses, and stains of blood on the ground. Komodo dragons eat their prey whole, and von Reding's body was never found. Although it could neve be confirmed with 100% certainty, he was believed to have been eaten.
Sedih ya ... *ambil tissu*
Jadi ingat waktu ke Pulau Rinca, dimana salah seorang teman pejalan kami sedang tiba bulan, dan si komodo berjalan ke arah teman tersebut. Horor-horor bergembira gimana gitu rasanya diikuti komodo, hehe.
Setelah Baca
Saya senang alasannya jadi banyak tahu wacana pulau sendiri. Sebagai pelahap buku, sekaligus blogger yang gemar menulis wacana perjalanan ke mana pun saya pergi, buku ini menjadi semacam panduan untuk menulis. Menulis daerah wisata itu tidak sekadar menggambarkan betapa indahnya; betapa menawannya; betapa mempesonanya, tetapi harus dapat lebih detail yaitu wacana letak lokasinya, jaraknya, transportasi dan fasilitas kalau dapat bisa dengan harganya, budaya masyarakat setempat (seperti harus memperhatikan etika berpakaian dan berbicara), hingga tingkat kesulitan perjalanan untuk mencapai lokasi tersebut. Sub buku juga penting untuk memilah atau mengklasifikasi goresan pena biar tidak terkesan campur-aduk.
Saya sedang berguru untuk menulis ibarat itu. Belajar terus tanpa henti. Istirahat sih boleh, berhenti jangan :)
Flores: Adventure Trails yakni buku yang super informatif meskipun tidak selengkap buku yang diterbitkan oleh Lonely Planet zaman dulu itu. Bahkan juga diceritakan wacana gempa yang pernah melanda Flores terutama Maumere dan Ende. Jika kalian punya waktu luang, jangan lupa untuk membacanya. Di mana dapat diperoleh, cobalah cari di toko buku terdekat, kalau tidak, maka ini edisi terbatas yang dipublis oleh Swisscontact (yang selalu konsen dengan informasi wisata).
Semoga bermanfaat, enjoy your weekend!
Cheers.