Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghargai Perbedaan Dalam The Help

Diambil dari sini.

Sudah Sabtu lagi. Saatnya me-review. Semoga filem yang saya review ini bisa jadi rujukan bagi kalian mengisi weekend. Bagi yang sedang berkebun, jangan lupa manfaatkan weekend untuk merawat tanamannya. Ngomong sama diri sendiri. Filem ini bukan filem baru, tentu saja, yang dirilis tahun 2011 silam. 

Baca Juga :

Dari judul dan gambar pada awal pos kalian niscaya sudah tahu filem apakah gerangan? Yess, filem ini berjudul The Help. Diangkat dari novel yang ditulis oleh Kathryn Stockett, The Help yakni filem drama sejarah Amerika Serikat yang disutradarai oleh Tate Taylor dan diproduseri oleh Chris Columbus, Michael Barnathan dan Brunson Green (jadi ingat dokter Green di ER haha). Wikipedia menjelaskan: The Help dibintangi oleh Viola Davis, Emma Stone, Octavia Spencer, Jessica Chastain, Bryce Dallas Howard dan Allison Janney.

Apakah yang akan kalian lakukan saat melihat ketidakadilan terjadi di depan mata? Ketidakadilan itu seperti; penindasan dan kesewenang-wenangan (a la Iwan Fals) serta pelanggaran HAM.

Apakah kalian akan membisu saja?
Apakah kalian akan berontak?
Atau ... apakah kalian akan berontak melalui cara paling elegan yaitu melalui tulisan?

The Help, dengan seting tahun 1963, bercerita perihal kebrutalan para majikan terhadap ajun rumah tangga mereka yang didominasi oleh orang Afrika. Para majikan ini yakni Hilly Holbrook (Bryce Dallas Howard) si pemimpin kelompok sosialita dengan ibu Mrs. Walters (Sissy Spacek), ada juga Elizabeth Leefolt (Ahna O'Reilly), dan tentu saja si tokoh penulis Eugenia "Skeeter" Phelan (Emma Stone). Skeeter selalu merasa tidak nyaman berada di bersahabat teman-temannya dalam pertemuan-pertemua sosialita mereka alasannya Elizabeth apalagi si Hilly selalu bersikap rasis terhadap para ajun rumah tangga.

Rasisnya itu diantaranya yakni tidak memperbolehkan ajun rumah tangga menggunakan kamar mandi yang sama dengan kamar mandi mereka, apalagi hingga menggunakan kamar mandi tamu. Padahal kan kita tahu bahwa nature calling itu tidak sanggup ditahan. Lagipula semua kamar mandi berfungsi sama kan? Tidak peduli siapa pun yang menggunakannya asalkan selalu dibersihkan sehabis dipakai.

Adalah Aibileen Clark (Viola Davis) seorang pelayan Afrika-Amerika yang bekerja pada Elizabeth, serta temannya yang berjulukan Minny Jackson (Octavia Spencer) yang bekerja pada Hilly. Aibileen sangat bersahabat dengan anak Elizabeth yang berama Mae Mobley sedangkan Minny sangat populer dengan pie buatannya yang enak pada setiap pertemuan para sosialita itu.

Suatu kali, topan mengerikan terjadi dan Minny menolak untuk pergi keluar menggunakan toilet bantuan. Nature calling sudah tidak sanggup ditahan, maka ia menggunakan toilet tamu. Oleh alasannya itu Hilly memecat Minny, yang kemudian digantikan oleh Yule May (Aunjanue Ellis). Minny kemudian bekerja di rumah Celia (Jessica Chastain), isteri Johnny Foote (Mike Vogel). Johnny yakni mantan kekasih Hilly. Celia ini punya dilema tidak percaya diri atau apalah gara-gara keguguran dan merasa Johnny tidak mencintainya sepenuh hati. Masalah-masalah rumah tangga semacam itulah. Tapi Minny yang polos dan baik hati bisa menjadi 'teman' Celia yang selalu mendengarkan keluh kesahnya.

Melihat betapa rasisnya teman-temannya, Skeeter yang punya kemarahan terhadap ibunya alasannya dulu pernah memecat Constantine tanpa alasan yang jelas, mulai mendekati Aibileen untuk menjadi narasumber bukunya. Tidak hanya Aibileen, mereka juga mengajak para ajun dan pekerja lainnya untuk menyebarkan dongeng atas perilaku para majikan yang semena-mena itu. Pertemuan rahasia di rumah Aibileen yang awalnya hanya dua orang, kemudian berubah menjadi belasan orang. Perasaan Skeeter semacam terkoyak mendengar dongeng mereka. Manapula Yule kemudian dituduh mencuri cincin milik Hilly.

Murka Minny pada Hilly terbalaskan melalui sepiring pie. Dengan wajah bagus yang dibuat-buat Minny mengantar pie itu untuk Hilly yang eksklusif dicoba di depan rumah. Lantas, Hilly bertanya, "Apa ini?" alasannya rasanya tidak menyerupai pie yang biasa dibikin Minny, dan Minny menjawab, "My shit." Kira-kira menyerupai itu lah. Hahaha. Minny ... kamu awesome! Dan dongeng itu terangkum di dalam buku yang ditulis Skeeter yang berjudul The Help.

The Help laris keras dan semua orang terbahak-bahak setiap kali membaca kisah pie-shit itu. Dengan diam-diam, hasil penjualan The Help diberikan Skeeter pada para narasumbernya termasuk Aibileen dan Minny. 
Kemudian The Help hingga di tangan Hilly. Awalnya ia biasa-biasa saja dengan buku itu hingga kemudian datang pada kisah pie-shit. Maka histerislah Hilly. Sumpah, hingga adegan ini saya tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Pembalasan Minny sangat manis, semanis pie-shit, eh se-shit pie-shit."

Kalau kalian ingin tahu selengkapnya, silahkan nonton sendiri filem The Help. Ada kok di Hooq. Saya sendiri juga nonton di Hooq.

Apa yang saya peroleh sehabis menonton The Help?

Selain "Pembalasan Minny sangat manis, semanis pie-shit, eh se-shit pie-shit." itu? Cekidot.

Bahwa, Hak Asasi Manusia merupakan hak terhakiki yang dilarang dilanggar oleh siapapun termasuk majikan sendiri. Jangankan majikan yang membayar upah alasannya suatu pekerjaan, Presiden pun dilarang melanggar HAM ini. Salah satu cara menjaga HAM orang lain yakni dengan tidak berpikiran dan bersikap rasis menyerupai yang dilakukan, paling ekstrim, oleh Hilly. Perbedaan warna kulit bukan alasan untuk bersikap menyerupai itu.

Bahwa, tidak semua orang di dalam satu kelompok punya pemikiran yang sama. Seperti Skeeter yang berbeda dari Elizabeth dan Hilly, misalnya. Dia sangat-sangat tidak suka sikap, terutama, Hilly yang sangat merendahkan dan penuh penghinaan terhadap para ajun rumah tangga. Sama juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Nurani, pada akhirnya, selalu menang. Janganlah kita menyamakan orang hanya alasannya mereka berasal dari kelompok yang sama ... siapa tahu mereka sebetulnya 'berbeda'.

Bahwa, menulis merupakan cara paling elegan untuk segala hal; menyebarkan dongeng positif, mengungkap kebobrokan, menintakan sejarah. Agar kita tidak lupa pada kejadian masa lampau yang bisa jadi pelajaran untuk kehidupan masa sekarang. Kira-kira menyerupai itu berdasarkan saya.

Bagaimana dengan kalian? Apabila sudah pernah menontonnya, apa pendapat kalian perihal filem The Help? Yang jelas, teruslah menulis. Kita bisa tahu perihal The Help dari sebuah buku yang DITULIS. Teruslah menulis.

Happy weekend!



Cheers.