Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Manfaat Berpikiran Positif



Waktu masih belia dan menggemaskan khayalak ramai, serta masih suka ngetem di pinggir sawah bareng dinosaurus sambil ngejus alpukat, saya termasuk orang yang sulit berpikiran positif. Terutama waktu lihat orang-orang pada berkumpul dan saya tidak termasuk dalam kumpulan itu. Otak dan perasaan saya kompakan; mulai berpikir negatif. Perasaan berkata, mereka sedang ngomongin saya, otak meng-amin-kan. Perasaan berkata, mereka sedang mempermasalahkan kegiatan keluar rumah saya, otak meng-amin-kan. Menghibur diri dengan bermain game, malah kepikiran ihwal topik dialog kumpulan-kumpulan itu. Why me, Lord? *panah raksasa menembus atmosfir lantas menancap di otak kanan saya*

Baca Juga: 5 Obat Alami Penyubur Rambut

Saya tahu itu salah.
Tapi saya melakukannya.
Perbuatan itu jangan ditiru.
Ini bukan puisi.

Seiring menua dan uzur berjalannya waktu, saya sadar contoh pikir negatif itu harus diubah. Karena, yang rugi yakni DIRI SAYA SENDIRI! Orang-orang dalam kumpulan itu mana tahu saya kesal sama mereka? Negara juga menjamin setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, sesuai amanat Pasal 28 E ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Berpikiran negatif juga pernah menghasilkan tornado yang luar biasa mengobrak-abrik persahabatan saya dengan orang-orang baik. Untungnya persahabatan kami lolos uji standar inter-galaksi. Kaprikornus hingga hari ini pun kami tetap dekat baik, erat, karib, berpelukaaaan.

Lantas, apa yang saya lakukan?

  • Menghela nafas panjang.
  • Rajin berdzikir dan membaca ayat Al Qur'an.
  • Berkata pada diri sendiri; who the hell are you sampai-sampai orang kudu bergosip atau bikin status demi dirimua seorang, wahai Presiden Negara Kuning?
  • Dan tentu saja, mencar ilmu berpikiran positif.


Berpikiran positif!? Mendadak begitu saja? Tidak ada perasaan ini itu di hati?

Awalnya sulit. Saya kan juga insan yang gagal jadi rocker. Kunci berpikiran positif, berdasarkan pengalaman saya, yakni AMBIL HIKMAHNYA SAJA. Perlahan-lahan saya mulai menerapkannya. Mengambil yang baik, membuang yang buruk. Oleh sebab itu, kemudian, Alhamdulillah, saya menjadi hirau dengan segala macam berkumpulan sebab toh setiap orang punya perkumpulannya sendiri-sendiri. Apabila ada status Twitter dan Facebook yang konon ditujukan pada saya pun, saya masa kolot alias BODO AMAT selama tidak menyebut nama, haha. Bahkan ketika ada yang melapor ke saya bahwa ada yang ngomongin saya, misalnya, anggap saja angin lalu, saya tidak mengkonfirmasi balik. Karena semua itu bisa bikin hari-hari saya kelabu.

Biarkan saya menikmati hidup ini dengan riang gembira.

Dan ketika pada karenanya hubungan saya dengan seseorang membaik sebab sebelumnya pernah disapu tornado twister, saya berkata, "Maafkan saya, saya yakni orang yang paling egois padahal saya tahu saya salah. Semoga bisa mengerti, kalaupun tidak, tidak apa-apa. Saya tahu tidak semudah itu dirimu bisa memaafkan saya."  Oia, bahasa aslinya tidak se-sinetron menyerupai itu hahaha.

Kalian niscaya pernah membaca manfaat berpikiran positif. Tapi kalian mungkin belum pernah tahu manfaat berpikiran positif yang saya rasakan. Jadi, berdasarkan pengalaman pribadi, apa manfaat berpikiran positif?

Baca Juga: 5 Obat Wajib Perjalanan Jauh

Mari kita simak:

1. Perasaan Lebih Bahagia


Thika:
Ncim, si Anu selalu menyindir saya.

Saya:
Ambil positifnya saja. Kau lebih anggun dari dia. Tapi ingat, Encim lebih anggun dari kau.

Thika:
)(*&^%$#@!

Berpikir positif akan membikin perasaan menjadi lebih senang sebab kita sadar untuk selalu menempatkan diri di luar bundar setan. Kadang-kadang saya berkata pada diri sendiri: BODO AMAT sama hal-hal yang merugikan. Selain perasaan lebih bahagia, kita juga lebih sehat loh. Nanti, rasakan sendiri.

2. Otak/Pikiran Lebih Produktif


Karena tidak peduli dan/atau tidak sibuk memikirkan yang bukan-bukan, tetapi memikirkan yang iya-iya, otak kita jadi bisa lebih produktif untuk hal-hal yang positif. Karena waktu untuk berpikiran negatif itu dengan sendirinya akan diisi dengan kegiatan yang jauh lebih bermanfaat. Kaitannya sama otak lebih produktif yakni saya lebih enteng menulis konten blog. Pikiran negatif pergi, inspirasi menulis konten blog menjadi jauh lebih banyak. Ada saja yang bisa ditulis. Pikiran positif sama dengan enerji positif kan ya eheheh.

3. Punya Lebih Banyak Teman


Pikiran negatif bakal bikin kita sakit hati sendiri dan memusuhi orang lain sebab kita disuntik pikiran bahwa mereka melaksanakan hal jelek pada kita (termasuk menggosipkan kita). Berpikir positif dengan sendirinya akan menciptakan persahabatan atau hubungan kita dengan orang lain tetap terjalin. Bahkan, kita bisa punya sahabat gres ... lebih banyak lagi.

4. Lebih Banyak Kesempatan


Kaitannya sama nomor tiga di atas. Kalau punya banyak teman, tentu banyak kesempatan yang bisa diperoleh. Misalnya, mendadak dikasih kesempatan mengikuti kegiatan bermanfaat menyerupai seminar atau sarasehan (sebagai peserta) sama teman. Kan asyik, bisa menambah pengetahuan dan menambah teman. Coba bayangkan jikalau saya sudah berpikiran negatif terlebih dahulu, lantas musuhan sama si A, ya kesempatan yang tiba dari si A bisa nyasar ke orang lain. Padahal bahu-membahu si A mau menawarkan kesempatan itu pada saya.

5. Rejeki? Tentu ... Lebih!


Kesempatan yakni rejeki tersendiri. Tapi rejeki lain yang menyusulinya Insha Allah akan tiba dengan sendirinya. Misalnya, punya sahabat yang mengajak saya mengikuti suatu kegiatan seminar, ternyata di sana saya bertemu sahabat lain yang punya suatu proyek, melihat saya bisa mengerjakan proyek tersebut, maka proyek itu jatuh ke tangan saya.

Berpikir positif selalu membawa manfaat baik. Coba dari kini dan rasakan sendiri perubahannya.

Baca Juga: 5 Manfaat Garam

Lantas, saya tidak punya musuh atau orang-orang tidak memusuhi saya? Nah ini yang perlu diluruskan. Tidak ada insan yang ingin punya musuh, tapi kadang insan tidak terlepas dari hal-hal menyerupai itu, apalagi yang sudah terjadi di masa lampau. Bagi saya, yang sudah terjadi dan masih bisa diperbaiki, mari silahkan. Tapi yang sudah terjadi dan belum bisa diperbaiki, tidak masalah. Sepanjang kita tidak terus-terusan (memicu) mengingat apa yang telah terjadi di masa lalu. Bagi saya menciptakan bundar itu perlu, meski tidak penting, untuk tahu di mana diri kita berdiri. 

Seperti kata Bondan kan, ketika mimpimu yang begitu indah, tak pernah terwujud, ya sudahlah.

Karena, mungkin memang belum saatnya mimpi itu terwujud.

Semoga bermanfaat :)



Cheers.