Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tcp/Ip Networking Model

Di dunia jaringan komputer, kita mengenal 2 model yang menjadi standar, yakni TCP/IP dan OSI Layer, atau disebut juga networking model. Dua hal yang benar-benar harus dipahami secara matang jikalau kau ingin memahami sepenuhnya dunia jaringan komputer.

Hal yang menjadi inti pada goresan pena ini adalah;
  • Terkadang kita gundah apa dan untuk apa itu TCP/IP dan OSI layer
  • Apa kaitan antara TCP/IP dan OSI layer
  • Apa fungsi TCP/IP
  • Sedikit klarifikasi application layer dan tranport layer

... dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang tidak jarang saya temukan di forum-forum atau group diskusi jaringan komputer.

Apa itu Networking Model?

Dalam memahami konsep jaringan komputer, kita sanggup menganalogikannya dengan sebuah blueprint, atau arsitektur plan atas sebuah bangunan.  Bayangkan kita akan membangun sebuah rumah yang cukup besar, akan ada banyak orang yang mengerjakan pembangunan tersebut, dari lantai, kelistrikan, pengecatan, dan lain-lain. 

Agar bangunan selesai sesuai rencana, semua yang mereka kerjakan harus mengacu kepada dokumen perencanaan pembangunan tadi, atau kita sebut saja blueprint. 

Pada dasarnya, networking model itu mengacu kepada sekumpulan dokumen, dimana setiap dokumen tersebut akan menjelaskan setiap fungsi yang diharapkan oleh sebuah jaringan.

Beberapa dokumen akan mendefinsikan protokol, rules-rules logic yang harus diikuti perangkat lunak maupun perangkat keras semoga sanggup saling berkomunikasi.

Jadi,
Fungsi TCP/IP yaitu untuk, memungkinkan komunikasi antar 2 komputer dengan kondisi;
  • Terkonfigurasi dengan perangkat lunak atau perangkat keras apapun, 
  • Terhubung dengan media apapun, baik kabel, nirkabel, modem, dial-up, dan lain-lain.

Sejarah TCP/IP

Tahun 1970-an, setiap vendor memakai protokol proprietary mereka untuk produk mereka masing-masing. Seperti IBM mempublikasi System Network Architecture (NSA), atau DECNet atau Digital Equipment Corporation.

Maka lahirlah cetusan dari ISO untuk mengeluarkan standard yakni OSI yang terdiri dari 7 layer. 
OSI layer ini menjadi standar komunikasi jaringan komputer pertama yang ada, sekaligus menjadi solusi yang paling cemerlang untuk permasalahan diatas. 

Disamping itu, Departmen of Defense (DoD) juga membuatkan standar yang tidak se-formal dan se-kompleks OSI Layer.

Project ini dilakukan oleh voluntir, para peneliti dari banyak sekali universitas dan dilakukan di UC Barkeley (saat ini kita kenal dengan Barkeley Software Distribution atau BSD) di California, kemudian terbentuklah TCP/IP. 

TCP/IP ini bekerja dengan baik, kemudian TCP/IP dikemas dalam rilis BSD berikutnya sebagai shareware untuk universitas-universitas dan institusi lainnya. dan jadinya menjadi kesuksesan luar biasa untuk teknologi internet. 

Perbandingan TCP/IP dengan OSI Layer

Karena bersifat lebih terbuka, dan simpel, TCP/IP menjadi jauh lebih berkembang. 
Era 1990-an, setiap vendor mengikuti standar OSI Layer dan TCP/IP, namun periode 2000 hingga sekarang, TCP/IP cenderung menjadi pilihan. 

Gambarannya menyerupai berikut:

benar harus dipahami secara matang jikalau kau ingin memahami sepenuhnya dunia jaringan komp TCP/IP Networking Model
TCP/IP as Networking Model Nowadays
Jadi, ketika ini dunia jaringan komputer memakai satu networking model, yakni TCP/IP. Menarik? Penyebabnya alasannya TCP/IP bersifat lebih terbuka dibanding OSI model, less-formal, tidak kompleks.

Dengan kata lain, OSI layer lebih ke sebuah inspirasi standarisasi, setiap implementasi yang dilakukan standar lain selalu mengacu ke OSI layer alasannya lebih kompleks dan detail, namun TCP/IP dalam penerapannya lebih banyak digunakan.

Bagaimanapun, TCP/IP dan OSI Layer saling berkaitan. Untuk mendefinisikan sebuah protokol, TCP/IP memakai dokumentasi yang dikenal dengan RFC (Requests For Comments).

Setiap protokol pada TCP/IP selalu mengacu pada OSI atau yang sudah dibuat sebelumnya, menyerupai pola Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) telah mendefiniasikan Ethernet LANS, dan TCP/IP tidak mendefinisikannya lagi di RFC, hanya mengacunya ke IEEE. 

Lalu apa perbedaan antara TCP/IP dengan OSI Layer? TCP/IP hanya memakai 4 layer, sedang OSI memakai 7 layer.

benar harus dipahami secara matang jikalau kau ingin memahami sepenuhnya dunia jaringan komp TCP/IP Networking Model
TCP/IP Model and OSI Model
Kenapa harus pakai layer atau lapisan? Tujuannya semoga memudahkan orang mengerti model tersebut. Sesuai dengan fungsi TCP/IP di awal tulisan, model ini akan mengatur standar komunikasi perangkat keras apapun, dengan perangkat lunak apapun, dan dengan media apapun.

Sehingga perlu dibagi-bagi kategorinya, setiap kategori ini nantinya berisi aturan-aturan atau protocol yang saling bekerjasama antara satu dengan lainnya.
TCP/IP Layer (Original) terdiri dari 4 layer, namun TCP/IP Updated terdiri dari 5 layer yang membagi layer Link menjadi Data Link dan Physical. Ketika orang berbicara TCP/IP hari ini artinya mereka mengacu ke Original (4) Layer. 

TCP/IP Application Layer

Aplikasi yaitu layer teratas dari TCP/IP, yang bertugas untuk menyediakan layanan dari setiap aplikasi yang berjalan di komputer. Jangan salah paham.

Web browser bukanlah salah satu pola service yang berjalan di application layer, namun bahwasanya web browser hanyalah sebuah aplikasi, yang membutuhkan protocol HTTP yang berjalan di application layer.

HTTP ini yang mengatur bagaimana browser sanggup melaksanakan request halaman web tertentu dari sebuah web server.

Mekanisme Protokol HTTP

HTTP atau Hypertext Transfer Protocol (port 80), pola sederhananya adalah, kau ketika ini sedang memakai web browser di handphone atau laptop untuk mengakses goresan pena ini, yang tersimpan di web server (blog ini berada di server google). 
Web browser yang kau gunakan tersebut memakai protocol HTTP.

benar harus dipahami secara matang jikalau kau ingin memahami sepenuhnya dunia jaringan komp TCP/IP Networking Model
Mekanisme HTTP
  1. Client mengirimkan pesan, yang berisi HTTP header.
    Protocol membaca pesan "get" yang ada di header tersebut, dan mengirimkannya ke server.
  2. Server menanggapi request, dan membalas pesan tersebut dengan menyertakan HTTP header juga, yang berisi "OK" berarti siap dan sudah mengirimkan sebagian isi dari content laman web yang diminta.
  3. Server melanjutkan pengiriman lagi hingga selesai, tanpa menyertakan HTTP header lagi. 
Disamping HTTP kita juga mengenal HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) versi HTTPS yang lebih kondusif dikarenakan protocol ini memakai SSL (Secure Socket Layer).  Biasanya dikenal juga dengan sebutan S-HTTP atau SHTTP (s for secure).

Protokol ini menjadi standar yang diakui secara de facto semenjak Microsoft mendukung HTTPS.  Dengan protokol ini, kau sanggup berselancar dengan aman.  Aman dalam arti, ketika melaksanakan transaksi contohnya di sebuah situs jual beli atau banking atau situs-situs lainnya dimana kau menginputkan data-data yang penting.

Domain Name Service (DNS)

Kembali pada prosedur HTTP diatas, ketika kau mengakses halaman , bahwasanya browser tidak melaksanakan transaksi eksklusif ke alamat tersebut. Kenapa?!

Ingat, sebuah komputer saling berkomunikasi di jaringan harus mempunyai sebuah alamat, yakni IP Address (pada layer Network). Sehingga,  Sebelum halaman web tersebut berhasil ditampilkan di browser, client harus mengetahui terlebih dahulu alamat IP dari laman web yang akan diakses.

Sederhananya, jikalau kau ingin mengetahui halaman web dari , just simply ping the domain!
C:\Users\fathurhoho>ping   Pinging  [104.18.43.121] with 32 bytes of data: Reply from 104.18.43.121: bytes=32 time=216ms TTL=54 Reply from 104.18.43.121: bytes=32 time=215ms TTL=54 Reply from 104.18.43.121: bytes=32 time=222ms TTL=54 Reply from 104.18.43.121: bytes=32 time=211ms TTL=54  Ping statistics for 104.18.43.121:     Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds:     Minimum = 211ms, Maximum = 222ms, Average = 216ms
Disinilah fungsi DNS tersebut, untuk menterjemahkan alamat domain () menjadi alamat IP. Ingat kembali menyerupai klarifikasi saya di goresan pena ini, bahwa prosedur komunikasi 2 komputer yang berbeda, mengikuti standar networking model TCP/IP, dan dimulai dari layer teratas, atau layer aplikasi.

Penjelasannya sebagai berikut:
  1. Terjadi komunikasi client server, yang pertama dilihat yaitu IP address, jikalau IP address tidak disertakan, maka komputer akan bekerja sesuai dengan port yang di request. 
  2. Client melaksanakan komunikasi dengan protokol HTTP, dengan mengetikkan alamat domain di browser. 
  3. Alamat domain tersebut perlu di resolve terlebih dahulu menjadi alamat IP. 
  4. Client akan mengirimkan request ke DNS server untuk mengetahui alamat IP dari sebuah domain.
  5. Setelah DNS mengirimkan IP dari domain yang diminta, maka client mulai melaksanakan transaksi ke HTTP server.
Sebuah DNS server mempunyai catatan yang berisi daftar domain dan alamat IP mereka masing-masing dan mengirimkannya jikalau ada client yang me-request.

TCP/IP Transport Layer

Fungsi transport layer adalah, menyediakan service untuk layer diatasnya, yakni application layer.
Jadi, harus diketahui dulu application layer apa yang digunakan, apakah HTTP, DNS, FTP, Telnet, SMTP, atau yang lainnya.

Terdapat 2 protokol yang berada pada layer Transport, yaitu; TCP (Transport Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Beberapa kriteria yang dimiliki oleh TCP namun tidak ada di UDP adalah:
  • Reliable, pesan dipastikan sanggup hingga dengan utuh. 
  • Connection oriented, sedangkan UDP bersifat connectionless.
  • Acknowledgments, server dan client harus establishing connection dulu sebelum melaksanakan komunikasi, atau dikenal dengan tree hand shake. 
  • Windowing flow control, dilakukan semoga menjaga data tetap reliable.
  • Menggunakan virtual circuits dalam koneksinya. 
Jadi,  Saya akan memakai prosedur HTTP dan DNS diatas.

User Datagram Protocol (UDP)

Ketika client melaksanakan request ke DNS server untuk menterjemahkan alamat domain menjadi alamat IP, ini terjadi secara connectionless, dan tidak ada acknowledgment. Artinya, request terjadi begitu saja, dan server memberi balasan.

Setelah data akhir terkirim, selesai. Tidak ada sejenis percakapan menyerupai "Hi client, apakah data yang kukirimkan telah hingga dengan baik?"

Oh ya, fitur diatas bukanlah kekurangn atau kelebihan antara TCP dengan UDP. Jika seorang developer ingin aplikasinya bekerja dengan cepat, tidak perlu reliable, maka ia cukup memakai UDP, begitu juga sebaliknya. 
Terdapat situasi dimana DNS memakai TCP, bukanlah UDP. Salah satunya ketika packet size melebihi 512 bytes, dan lain-lain. [source

Transport Control Protocol (TCP)

Berbeda dengan DNS, HTTP memakai TCP semoga data yang sanggup terkirim dengan sempurna.
Ingat kembali prosedur HTTP diatas.
  1. Setelah client mendapat alamat IP dari domain yang ingin diakses, ia akan melaksanakan request ke HTTP server.
  2. Pesan segment akan berisi request SYNC (synchronization). 
  3. Server akan membalas dengan segment SYN/ACK (acknowlegement).
  4. Client membalas kembali dengan ACK, kemudian koneksi akan dibentuk, dan data akan dikirimkan.
benar harus dipahami secara matang jikalau kau ingin memahami sepenuhnya dunia jaringan komp TCP/IP Networking Model
TCP Three Way Handshake
Ingat, pada layer ini kita menyebut data unit tersebut dengan Segment. Setelah koneksi dibentuk, data akan dikirimkan. Selama pengiriman data ini, dipakai sequencing semoga memastikan data terkirim dan diterima sesuai dan tidak acak-acakan.

Pesan ACK memastikan bahwa, data tersebut sudah diterima dengan baik, ada kalanya terjadi error, atau buffer si akseptor sedang penuh, disinilah fungsi flow control untuk memperbaikinya, sanggup juga disebut dengan TCP Error Recovery.

Same-Layer dan Adjacent-Layer Interactions

Same-layer interaction, menyerupai pola prosedur HTTP diatas, yakni sebuah komputer yang berkomunikasi dengan layer yang sama dengan komputer lain, memakai sebuah protocol (dengan menyertakan header).

sedangkan Adjacent-layer interaction, menyerupai pola prosedur TCP diatas, yakni sebuah layer yang memperlihatkan service untuk layer diatasnya. HTTP yang menginginkan error-recovery, memakai layer dibawahnya, yakni TCP/IP.

Kesimpulan

Pemahaman networking model secara tepat memang menjadi syarat yang sangat wajib jikalau kita ingin membahas jaringan komputer. Diatas saya sudah memberi klarifikasi dan pengertian wacana TCP/IP serta sedikit wacana layer Application dan Transport.

Prakteknya nanti akan sering ditemui jikalau kita akan mengkonfigurasi perangkat security, menyerupai firewall, atau menerapkan access list di router.

Hal lain yang perlu diketahui yaitu port number. Pada skenario requesting web page diatas, client tidak menyertakan alamat IP tujuan, hanya domain saja. Oleh alasannya itu, komputer melihat port number dari HTTP.

Agar lebih jelasnya, kau sanggup mensimulasikan hal ini. Saya sudah menulisnya di Pengenalan OSI Layer dan Cara Memahaminya. Setiap protokol di TCP/IP mempunyai port number masing-masing. Kamu sanggup menelusurinya dengan kata kunci "well known port numbers"

Selanjutnya, masih ada TCP/IP Network Layer, dan TCP/IP Link Layer (Data Link dan Physical). Sedikit klarifikasi mengenai data link sudah saya jelaskan di goresan pena Ethernet Networking.

Referensi

• Todd Lammle - CCNA Routing Switching Complete Study Guide 2nd Version
• Wendell Odom - CCENT/CCNA ICND1 100-105 Official Certification Guide
• http://public.csusm.edu/

Sumber https://www.fathurhoho.id/