#Pdl Jalan Malam Keliling Kota
Simpang Lima Ende.
#PDL yaitu Pernah DiLakukan. Tulisan ringan perihal apa saja yang pernah saya lakukan selama ini; jalan-jalan di sekitar Kabupaten Ende, backpacker-an ke tempat-tempat di luar Kota Ende, merusuhi acara, termasuk perbuatan iseng bin jahil bin nekat.
***
Saya ini orangnya tidak tentu. Kadang spontan, kadang penuh rencana. Ketika saya menjadi begitu impulsif (halah, bahasanya) biasanya orang lain yang keki setengah mampus hingga ingin mengeluarkan isi otak saya. Tapi jikalau sedang berencana dan orang lain melanggar planning itu, suasana hati saya eksklusif memburuk penuh mendung hitam menggantung, tinggal tunggu petir dan guntur mengamuk. Makara jikalau ditanya saya ini tipe menyerupai apa ... resah juga hahaha. Sulit mendeskripsikan diri sendiri. Yang terang saya tidak suka makan orang, tidak suka lelaki, tidak suka tipu-tipu. Tipu itu ... apa ya ... sekali menipu nanti akan terus menipu. Itu berdasarkan saya.
Baca Juga : #PDL Harmonisasi di Saung Angklung Udjo
Omong-omong ... eh, nulis-nulis soal impulsif dan penuh planning ini, berkaitan dengan kegiatan jalan malam keliling kota yang seterusnya disebut JMKK (ini istilah dari sahabat saya si Sisi; namanya Sisi). Iya, pernah. Saya pernah jalan malam keliling kota. Demi apa, anak-anaaaak? Demi mengurangi kadar gula dalam darah. Soal bobot yang berkurang banyak, itu super bonus. Sebenarnya, pandangan gres awal JMKK ini tiba dari Sisi. Tapi ia jalannya siang bolong. What? I can't! Pekerjaan tidak memungkinkan saya jalan siang bolong keliling kota yang jikalau disingkat menjadi JSBKK. Soal abreviasi ini, jangan pernah menyingkat nama saya sebab jadinya PDIP.
Adalah Inggi alias Mei Ing, ya - ia lagi, yang menyarankan saya untuk JMKK. Syaratnya: sesudah mandi dan Shalat Subuh Maghrib, JMKK, setelahnya dihentikan mandi lagi thanks God, dan tidur. Apakah saya melakukannya? Belum. Saat Inggi menyarankan itu, saya masih uring-uringan dan lebih sering menghabiskan waktu di depan teve menonton serial ini itu yang tayang di Fox, AXN, StarWorld, NatGeo. Syukurlah kini teve telah tidak dinyalakan di rumah kami.
Lantas ...
Spontanitas itu pun tiba ...
Baca Juga : #PDL Snorkeling di Perairan Pulau Tiga
Tanpa persiapan, tanpa aba-aba, sore itu (yang saya ingat tahun 2012) saya mengajak ajudan Mamatua yang usang yang dipanggil Mamasin (bukan Mamasia) JJMK! Belum selesai wajah melamun Mamasin, belum selesai otaknya mencerna usul JMKK yang sangat tiba-tiba itu, saya sudah menyeretnya menuju jalan raya. Tanpa sepatu. Mamasin meringis ingin menangis tapi sebab saya mengajaknya mengobrol, sakit pada telapak kaki pun hilang atau ia akal-akalan kakinya tidak sakit lagi. Waktu itu memang tidak pakai sepatu sebab konon katanya bagusan tidak pakai sepatu.
Mural di Polres Ende. Ende Lio Sare Pawe.
JMKK bersama Mamasin waktu itu dilakukan kontinyu, setiap malam usai Shalat Maghrib, dengan rute yang berganti-ganti. Hari pertama rute-nya yang singkat-singkat saja. Hari berganti hari seolah waktu akaaan malah nyanyi lagunya sinetron Tersanjung haha. Hari-hari berikutnya rute kami menjadi lebih jauh. Yang biasanya hanya satu kilometer JMKK, menjadi enam kilometer. Pokoknya semakin banyak keringat yang keluar, semakin senang perasaan saya. Sebahagian kalian yang hasilnya dilamar :p
Apa efeknya?
Efek JMKK sangat luar biasa.
Efek pertama yaitu mengantuk. Setiap kali kadar gula dalam darah meningkat atau berkurang, beberapa penderita diabetes merasa sangat mengantuk + sekali. Parahnya kantuk ini menyerang kapan pun ia mau. Pernah ketika sedang mengendarai Oim Hitup (my matic) dari luar kota menuju Kota Ende, saya nyaris keluar dari tubuh jalan. Tuhan, tolong ... kalian tahu kan kondisi jalan antar kabupaten di Pulau Flores? Kanan jurang, kiri tebing. Kanan tebing, kiri sawahnya orang. Alhamdulillah sesudah berhenti sejenak, loncat-loncat, membayangkan wajah Ryan Gosling, saya bisa melanjutkan perjalanan dan tiba di rumah dengan selamat.
Baca Juga : #PDL Default Perusuh Pengamen
Enam bulan JMKK kontinyu, dengan sesekali absen, imbas yang lebih kentara di mata orang lain yaitu bobot. Haaa? Suara ndenga/sengau antara tidak percaya tapi senang banget sama evaluasi orang.
Are you sure?
Really?
Iyess. Bobot saya berkurang ternyata dan itu saya sadari ketika berusaha memerhatikan pakaian di tubuh. Oh, iya agak longgar di sana, di sana, dan di sana. Lemak pipi pada ke mana ya? Artinya, JMKK benar-benar menyukseskan saya mengurangi kadar gula dalam darah. Bonus: bobot berkurang banyak!
Bunga di halaman orang haha.
Lanjutannya ini berafiliasi dengan insan sebagai makhluk lemah ciptaan Tuhan. Sebagai insan lemah iman, yang suka lekas puas sama hasil, saya kemudian berhenti JMKK. Efeknya? Kadar gula dalam darah kembali naik gara-gara sedikit keringat yang dikeluarkan semenjak berhenti JMKK itu. Payah lu Teh. Tentu, ketika kadar gula meningkat saya jadi sering mengantuk juga hahaha. Tapi kengerian tolong-menolong bukan pada kadar gula dalam darah, melainkan neuropathy yang kemudian menyerang kedua kaki saya. Awalnya hanya satu jari yaitu jari manis di kaki kiri, hasilnya merambat ke seluruh kaki.
Dan saya masih menertawai betapa bodohnya saya berhenti JMKK waktu itu. Saya tertawa sebab untung kaki saya yang mati rasa dan menjadi menjengkelkan kala tidur malam. Bagaimana jikalau perasaan saya yang mati rasa?
Bueh.
Setelah itu saya masih saja dengan kebiasaan jelek yakni jarang olahraga. Sering melewatkan jalan sehat mingguan bersama teman-teman kantor. Sering melewatkan usul olahraga dari teman-teman lain. Hingga saya mulai diet DEBM pada tahun 2018 kemarin, yang mengakibatkan kadar gula dalam darah saya kembali berhasil dirosotkan (APA PULA BAHASA INI) dari 400-an menjadi 50-an. Dan itu tidak boleh. Maka saya kembali mengkonsumsi karbo meski tidak banyak. Efeknya juga ke bobot tubuh. Itu pasti.
Baca Juga : #PDL Datang, Makan, Ngerujak, Pulang
Pikir punya pikir, jikalau DEBM utuh kadar gula dalam darah saya merosot terlalu jauh, sedangkan saya kembali mengkonsumsi sedikit karbo ... maka saya harus punya solusi lain.
A-ha!
*tring!*
JMKK!
Again.
Spontanitas JMKK kali ini melibatkan Ocha yang mana ia juga senang sebab ingin membesarkan betis. Itu katanya Ochaaaa, bukan kata saya hehe. Sudah semingguan JMKK dan efeknya terasa sekali di kaki.
Kalau dulu JMKKnya hanya sambil mengobrol dengan Mamasin, maka kini JMKKnya sambil foto sana sini terutama jikalau melihat flora di rumah orang. Gemas-gemas bergembira lah kita. Beberapa foto JJMK bisa kalian lihat sepanjang membaca pos ini.
Bagaimana dengan kalian? Pernah JMKK juga?
Cheers.