Ikan Manis Ikan Discus
Hari ini saya lagi sibuk nge-backup data-data dari harddisk komputer saya yang lama. Rencananya sih dalam waktu bersahabat ini saya berencana untuk ngerakit komputer lagi. Karena komputer usang saya sudah laris terjual.
Lantas? Apa hubungannya nge-backup data sama ikan?
Eh iya, jadi gini, ternyata saya menemukan berbagai kenangan-kenangan masa kemudian yang tertinggal di harddisk yang lama. Termasuk foto dan video kenangan bersamamantan ikan discus yang dulu sempat saya pelihara.
Ini buktinya.
(Oh ya, jangan ditiru, tanknya kebetulan saja seukuran dengan lemari kayu saya. Kaprikornus saya tempatkan diatas untuk menghemat space kamar. Kalau bocor -- ah sudahlah).
Sebelumnya saya sempat memelihara ikan tetra yang saya paksa hidup di aquascape yang sudah susah payah saya buat. Aquascape tersebut tidak berjalan usang alasannya ialah tanamannya seakan hidup enggan mati tak mau.
Katanya, tumbuhan di aquascape butuh suhu yang rendah, sekitar 26 derajat celcius. Lalu saya pasang kipas angin sempurna di atas aquarium, tanamannya hidup, tapi ikannya malah ‘panuan’ (whitespot).
Banyak lagi masalah-masalah lain yang menciptakan saya mengalah main aquascape. Tidak kapok melihara ikan, saya coba melihara ikan discus yang konon katanya perawatannya lebih sulit. Tapi saya penasaran, ikan ini cantik, balasannya saya coba beli walaupun mahal.
Sekarang mereka sudah tiada, sudah menjadi milik orang. Dulu terpaksa saya jual alasannya ialah kudu berangkat PKL, takut ga sempat ngurus. Sekarang saya pengen melihara lagi, hehe. Barangkali teman-teman ada yang berniat juga.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memelihara ikan lingkaran ini, berikut saya uraikan menurut pengalaman saya yang apa adanya.
Kenapa bisa hingga ke Indonesia ya? Wahiya juga yaa. Dulu ikan ini saya bawa dari pedagang di Bogor, terus saya pelihara di aquarium kamar kost.
Heckel Discus tergolong jenis discus yang turunannya masih alami, orisinil dari Amazon sehingga harganya relatif mahal, dan di Indonesia masih sedikit sekali yang jual. Sementara jenis ikan discus yang lain ialah hasil dari mutasi genetika, harganya pun bersaing, sekitar 90 ribuan untuk ukuran 2.5 inch.
Tetrabits sudah dikemas sedemikian rupa dari segi komposisinya, berbentuk granule kecil sehingga cocok untuk lisan ikan discus yang kecil. Biasanya, ikan discus yang sudah terbiasa dengan pelet, harganya lebih mahal, alasannya ialah biasanya pedagang sering memakai FWB (freeze blood worm) cacing darah merah beku.
Kekurangannya, pakan ikan FWB ini harus disimpan dikulkas, biar tetap membeku sehingga tidak busuk. Baunya menyengat sekali, serius. Selain itu fwb juga lebih mengotori air aquarium dibanding memakai pelet tetrabits.
Lebih dianjurkan memelihara ikan discus dengan ukuran yang sama, alasannya ialah suka ngebuli yang lain yang lebih lemah. Lebih baik juga kalau ekosistem di dalam aquarium benar-benar mengikuti habitat aslinya.
Sehingga banyak yang memelihara ikan discus di tank kosong atau tank dengan style hardscakpe. Jika menyerupai ini berarti kita tidak perlu pusing dengan tumbuhan di dalamnya, fokusnya ialah kualitas air dan perputaran oksigen di dalamnya.
Kadang, kemampuan arang aktif di filter sering jenuh, sehingga harus rutin dibersihkan. Tidak dianjurkan memakai air pam, kalau terpaksa, maka kita harus mengendapkan air tersebut selama seharian, biasanya begitu.
Yah, itulah sedikit seputar ikan discus yang sempat saya pelihara. Semoga kesampean untuk melihara lagi. Aamiin.
Sumber https://www.fathurhoho.id/
Lantas? Apa hubungannya nge-backup data sama ikan?
Eh iya, jadi gini, ternyata saya menemukan berbagai kenangan-kenangan masa kemudian yang tertinggal di harddisk yang lama. Termasuk foto dan video kenangan bersama
Ini buktinya.
(Oh ya, jangan ditiru, tanknya kebetulan saja seukuran dengan lemari kayu saya. Kaprikornus saya tempatkan diatas untuk menghemat space kamar. Kalau bocor -- ah sudahlah).
Sebelumnya saya sempat memelihara ikan tetra yang saya paksa hidup di aquascape yang sudah susah payah saya buat. Aquascape tersebut tidak berjalan usang alasannya ialah tanamannya seakan hidup enggan mati tak mau.
Katanya, tumbuhan di aquascape butuh suhu yang rendah, sekitar 26 derajat celcius. Lalu saya pasang kipas angin sempurna di atas aquarium, tanamannya hidup, tapi ikannya malah ‘panuan’ (whitespot).
Banyak lagi masalah-masalah lain yang menciptakan saya mengalah main aquascape. Tidak kapok melihara ikan, saya coba melihara ikan discus yang konon katanya perawatannya lebih sulit. Tapi saya penasaran, ikan ini cantik, balasannya saya coba beli walaupun mahal.
[Video] (red melon , pigeon checkerboard)
Sekarang mereka sudah tiada, sudah menjadi milik orang. Dulu terpaksa saya jual alasannya ialah kudu berangkat PKL, takut ga sempat ngurus. Sekarang saya pengen melihara lagi, hehe. Barangkali teman-teman ada yang berniat juga.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memelihara ikan lingkaran ini, berikut saya uraikan menurut pengalaman saya yang apa adanya.
Ikan Discus – Symphysodon Discus
Ikan discus atau dikenal dengan nama latin symphysodon merupakan ikan yang hidup di air tawar, masih termasuk keluarga Cichlid (baca: siklit), habitat aslinya di tempat sungai Amazon.Kenapa bisa hingga ke Indonesia ya? Wahiya juga yaa. Dulu ikan ini saya bawa dari pedagang di Bogor, terus saya pelihara di aquarium kamar kost.
Ciri-Ciri Ikan Discus
Ciri-cirinya, bulat, cantik. Ada banyak warna untuk ikan discus, merah, biru, hijau, orange, ungu, udah kayak pelangi. Namun ada satu jenis discus yang paling saya senangi, yaitu Heckel Discus, mempunyai garis 3 hitam vertikal di kepala, badan, dan ekor.Heckel Discus tergolong jenis discus yang turunannya masih alami, orisinil dari Amazon sehingga harganya relatif mahal, dan di Indonesia masih sedikit sekali yang jual. Sementara jenis ikan discus yang lain ialah hasil dari mutasi genetika, harganya pun bersaing, sekitar 90 ribuan untuk ukuran 2.5 inch.
Makanan Ikan Discus
Di habitat aslinya, ikan discus pemakan segalanya, hidup normal menyerupai ikan-ikan yang lainnya. Jika dipelihara di aquarium, kita bisa memberi makan ikan discus dengan pakan alami maupun buatan. Namun saya lebih gemar memberi makan dengan pelet bermerk Tetrabits, tidak mengecewakan mahal.Tetrabits sudah dikemas sedemikian rupa dari segi komposisinya, berbentuk granule kecil sehingga cocok untuk lisan ikan discus yang kecil. Biasanya, ikan discus yang sudah terbiasa dengan pelet, harganya lebih mahal, alasannya ialah biasanya pedagang sering memakai FWB (freeze blood worm) cacing darah merah beku.
Kekurangannya, pakan ikan FWB ini harus disimpan dikulkas, biar tetap membeku sehingga tidak busuk. Baunya menyengat sekali, serius. Selain itu fwb juga lebih mengotori air aquarium dibanding memakai pelet tetrabits.
Ukuran Tank Aquarium untuk Ikan Discus
Ikan discus lebih baik kalau dipelihara di tank ukuran besar, alasannya ialah ikan ini suka berkelompok, mondar mandir kanan kiri. Tidak baik kalau memelihara ikan discus di tank ukuran nano. Maka bahwasanya praktek yang saya lakukan tidak tepat.Lebih dianjurkan memelihara ikan discus dengan ukuran yang sama, alasannya ialah suka ngebuli yang lain yang lebih lemah. Lebih baik juga kalau ekosistem di dalam aquarium benar-benar mengikuti habitat aslinya.
Sehingga banyak yang memelihara ikan discus di tank kosong atau tank dengan style hardscakpe. Jika menyerupai ini berarti kita tidak perlu pusing dengan tumbuhan di dalamnya, fokusnya ialah kualitas air dan perputaran oksigen di dalamnya.
Kebutuhan Air Ikan Discus
Kualitas air sangat besar lengan berkuasa terhadap kelakuan ikan discus. Salah dikit, ikan discus bisa melongo alias ga mau makan. Hal ini seringkali saya alami. Ikan discus membutuhkan air yang ber pH rendah, sekitar 6.5. Kebersihan air juga sangat penting, kita harus sering nyifon dinding2 aquarium. Gunakan filter aquarium yang berkualitas dan daya serap kotorannya ampuh.Kadang, kemampuan arang aktif di filter sering jenuh, sehingga harus rutin dibersihkan. Tidak dianjurkan memakai air pam, kalau terpaksa, maka kita harus mengendapkan air tersebut selama seharian, biasanya begitu.
Yah, itulah sedikit seputar ikan discus yang sempat saya pelihara. Semoga kesampean untuk melihara lagi. Aamiin.
Sumber https://www.fathurhoho.id/