Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Nun



Indra:
Encim, sudah nonton tenun?

Saya:
Hah? Tenun apa? Tenun ikat?

Thika:
*bekap mulut, ngikik*

Sepersekian detik saya tersadar bahwa sedang dikerjain kakak-beradik itu. Ebusyet, kualat tahuuuu ngerjain Presiden Negara Kuning. Huh. Dengan kekuatan meteor saya kutuk kalian jadi penduduk Negara Kuning yang senantiasa bahagia!

Ini nih tenun:



Baca Juga: Blogger Perempuan

The Nun. Mungkin kalian sudah menonton filem horor yang satu itu. Saya ... saya juga sudah sih ... tapi terlambat. Kalian kan tahu bahwa di Kota Ende tidak berdiri satu pun bioskop sehabis Bioskop Flores ditutup pada simpulan 90-an. Yang ada kini Bi Oskop, penjual kacang goreng sepuluh rebuan di trotoar Lapangan Pancasila. Ngarang, namanya bukan Oskop, haha. Atau Bibi bagus pemilik kios di depan jalan Kampus II Universitas Flores. Atau bi-dadari pemilik blog yang sedang kalian baca ini. Dududu.

Nonton The Nun, malam Jum'at, kebayang horornya kayak apa. Bahkan saya minta si Thika menemani. Dibalas dengan anggukan tidak ikhlas. Thika memang temani saya nonton The Nun ... dari ruang tamu. Dia sibuk bermain Mobile Legend. NggaE Dewa, kelakuan keponakan saya kenapa begini ...

Bagaimana soal The Nun?

Tulak vs Valak.

THE NUN


Dari Wikipedia, The Nun yakni sebuah filem horor supernatural gotik Amerika yang disutradarai oleh Corin Hardy dan ditulis oleh Gary Dauberman, dari sebuah dongeng oleh Dauberman dan James Wan. Filem ini dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 7 September 2018 oleh Warner Bros Pictures. 

The Nun merupakan prekuel dari The Conjuring 2 yang telah lebih dulu menampilkan Valak dalam balutan pakaian suster (nun). 

Bagi saya, nun selalu mengingatkan saya pada aksara Arab. Hehe. 

ALUR: KRONOLOGIS DAN FLASHBACK


The Nun dimulai dengan adegan dua biarawati yang hidup di Carta Monastery yang diserang kekuatan dari entitas yang (awalnya) tidak terlihat. Biarawati terakhir, Suster Victoria, melarikan diri dari setan yang berwujud biarawati. Suster Victoria lantas menggantung dirinya sendiri. Tubuhnya yang sudah mati akhir meloncat dari lantai atas bangunan sambil mengikat leher dengan tali kemudian ditemukan oleh Frenchie. Frenchie ini warga desa terdekat yang bertugas mengantarkan persediaan untuk para biarawati di situ beberapa bulan sekali.

Vatikan mengutus Pastor Burke dan Suster Irene, yang ketika itu belum mengambil sumpahnya, pergi ke Rumania untuk memeriksa situasi tersebut. Frenchie menunjuk ruangan kawasan beliau meninggalkan jasad Suster Victoria tapi ada yang absurd lantaran pada ketika ditinggalkan posisi tubuhnya yakni tidur, bukan dalam posisi duduk. Siapakah yang mengubah posisi Suster Victoria? Profesor Snape ... mungkin.


Dari jasad suster ini mereka menyelamatkan sebuah kunci.

Beranjak ke biara, di sana mereka bertemu seorang suster kepala atau disebut Abdis yang berselubung kain hitam. Sumpah, pada belahan ini saya terus melotot ke kursi/singgasana tersebut lantaran lihai sekali mereka membikin scene ini sehingga memberi kesan Suster Irene memang sanggup melihat makhluk halus. Ya, dan memang beliau bisa, tapi tidak dengan cara itu penonton dikasihtahu sebenarnya. Sangat terselubung. Ini scene hebat. Lanjut, Pastor Burke dan Suster Irene disuruh menginap terlebih dahulu di rumah inap dalam lingkungan biara dan keesokan hari gres boleh mewanwacarai para penghuni biara. Frenchie pun pulang, tapi dalam perjalanan pulang beliau diserang setan. Hiiiy!

Baca Juga: Kisah Bulan Madu yang Tidak Biasa

Malam yang sama, Pastor Burke juga bercerita pada Suster Irene perihal ritus pengusiran setan yang pernah dilakukannya pada seorang anak kecil berjulukan Daniel. Tapi gagal. Di sinilah saya tulis flashback sehabis sebelumnya kronologis. Saat tidur malam itu Pastor Burke juga diserang setan, lantas dikubur hidup-hidup. Untungnya beliau diselamatkan oleh Suster Irene. Padahal awalnya saya pikir Suster Irene lah yang lemah. Ternyata saya sa-lah.

Keesokan harinya Pastor Burke dan Suster Irene kembali ke biara namun hanya si suster saja yang boleh masuk. Dia bertemu biarawati lainnya, dan mempelajari bahwa mereka terus berdoa, bertukar posisi berdoa, biar terlindung dari roh/setan jahat dari neraka. Suster Oana mengungkapkan kepada Suster Irene sejarah biara tersebut. Ternyata biara itu yakni kastil yang dibentuk oleh ningrat yang terobsesi dengan ilmu gaib. Bangsawan itu memanggil entitas jahat tersebut melalui celah katakombe, namun dibunuh oleh seorang Ksatria Kristen, yang lantas menutup celah tersebut dengan sebah artefak yang berisi Darah Yesus Kristus. Pengeboman selama perang dunia kedua menciptakan celah kembali terbuka, membebaskan entitas tersebut. Pastor Burke mengidentifikasi entitas itu sebagai Valak dari sebuah buku yang beliau baca. Pastor Burke menemukan bahwa sang Abdis ternyata telah usang meninggal.

Hal yang sama juga dialami oleh Suster Irene ketika beliau berdoa di gereja, sesuai apa yang dilakukan suster-suster yang lain. Ternyata, semua suster yang ditemuinya itu sudah usang meninggal, lantaran suster terakhir dari biara itu yakni Suster Victoria! 


Usaha mereka untuk mengembalikan Valak ke neraka pun berhasil. Mereka berhasil mengambil artefak, melalui usaha demi perjuangan, hingga Suster Irene berhasil memuncratkan darah Yesus ke wajah Valak. Akhirnya katakombe kembali tertutup dan tersegel. Suster Victoria dikuburkan dengan ritus yang pantas, lantaran beliau bukan bunuh diri melainkan mengorbankan diri. It's not a suicide. It's a sacrifice. Mereka pun pulang. Namun dalam perjalanan pulang diketahui bahwa lambang salib terbalik terlihat di badan Frenchie.

Dua puluh tahun kemudian di sebuah seminar universitas, Carolyn Perron melihat Ed dan Lorraine Warren menyajikan cuplikan dari upaya mereka untuk mengusir Maurice yang dirasuki. Maurice meraih Lorraine, memperlihatkan penglihatan perihal Ed yang sekarat, yang memulai penyelidikan Warrens perihal rumah tangga Perron yang menghantui, serta pertemuan mereka dengan Valak.

TINGKAT KESERAMAN


Apabila sepuluh yakni tingkat keseraman paling top dari filem ini, maka saya memberinya angka empat saja. Bagi saya The Nun menyerupai sebuah pengulangan dari filem sebelumnya yaitu The Conjuring 2. Bahkan The Conjuring 2 lebih seram. Maafkan saya, ya, wahai para penggemar The Nun. Sumpah, saya yang awalnya sudah ngeri duluan kemudian berubah datar sehabis filem ini berjalan hingga berakhir. Tentu apa yang saya alami tidak sama dengan yang kalian alami hehehe.

Apakah ini disebabkan semua keseraman Valak sudah dituangkan dalam The Conjuring 2? Entahlah. Yang jelas, menonton The Conjuring 2 membikin saya ketar-ketir setiap kali melihat lemari.

YANG PERLU DICATAT


1. Selipan Konyol

Saat Pastor Burke dan Suster Irene meminta pinjaman Frenchie, mereka sudah percaya diri bakal pergi ke biara memakai truk dan meletakkan koper mereka di truk tersebut. Ternyata, sehabis truknya jalan, Frenchie menunjuk kereta kuda yang menjadi tumpangan mereka. Haha. Tapi, cukup absurd juga sih lantaran jalan yang mereka tempuh bekerjsama sanggup dilalui oleh sebuah truk?

2. Informasi yang Terlambat(?)

Biara itu sudah diserang oleh entitas jahat yaitu Valak, satu per satu biarawati meninggal dunia. Tidak ada kah satu atau dua biarawati yang diutus untuk memberikan kabar ini kepada pihak yang lebih tinggi menyerupai ke Vatikan, misalnya? 

3. Salib Terbalik

Lambang salib terbalik yang ada pada badan Frenchie pada simpulan film ... bertujuan untuk apa ya? Ada yang tahu?

Menonton The Nun berakhir dengan biasa saja. Saya tidak hingga melihat terus ke arah lemari sebelum tidur. Saya juga tidak melihat ke sudut kamar mandi ketika berada di ... di kamar mandi. Tidak ada ketakutan total menyerupai yang saya alami ketika menonton The Conjuring 2, atau ketika saya menonton A Quiet Place, misalnya. Tapi yang terang filem The Nun sukses di pasaran. Modal sekitar 22 Juta Dollar, pendapatan kotor yang tersaji di Wikipedia 309,2 Juta Dollar. Untung berlipat!

Demikianlah review kali ini ...

Oia, untuk wanita terhebat, selamat tujuh dua kali. I love you, Mom.

Selamat berakhir pekan!



Cheers.