Spy Dan Melissa Mccharthy Yang Menginspirasi
Spy.
Sudah weekend lagi, artinya kembali pada aktivitas mengulas filem, buku, dan musik. Baca pos yang satu ini semoga tahu bahwa jikalau kalian mencari filem, buku, dan musik gres di blog ini, kalian akan menemukan kegagalan. Jadi, jikalau tidak gres berarti filem, buku, dan musik di blog ini syarat makna? Tidak juga. Filem, buku, dan musik yang di-review merupakan pilihan atas suka-sukanya penulis sekaligus pemilik blog.
Sesederhana itu *ngikik*
Baca Juga:
Kali ini aku mengajak kalian menonton sebuah filem usang berjudul Spy yang dirilis di Indonesia pada 20 Mei 2015. Sudah usang juga aku tonton tapi gres di-review sekarang. Spy berkisah perihal agen-agen CIA terbaik bersama para analis mereka. Agen bekerja di lapangan, analis bekerja di ruang bawah tanah yang digambarkan jorok alasannya ada saja tikus piknik dan kelelawar terbang.
Adalah Bradley Fine (Jude Law) seorang biro CIA ganteng dan sangat diandalkan. Dalam pekerjaannya, Bradley memiliki 'mata dan telinga' yaitu biro CIA lain yang ditugaskan menjadi analis berjulukan Susan Cooper (Melissa McCharty). Suatu ketika Bradley secara tidak sengaja membunuh penjual senjata yaitu Tihomir Boyanov (Raad Rawi) gara-gara bersin yang tidak sanggup ditahan lagi. Ebusyet! Kaprikornus ingat filem Inferno yang diangkat dari novel Dan Brown yang gara-gara dekuk burung tembakan si assasin meleset.
Akibat kematian Tihomir, Bradley tidak sempat mengambil koper berisi bom nuklir yang diincar CIA alasannya bunyi tembakan memicu datangnya orang-orang Tihomir. Dari bukti yang ada, Bradley pun pergi ke rumah anaknya Tihomir Boyanov yang berjulukan Rayna Boyanov (Rose Byrne). Di sana lah kemudian Bradley 'digambarkan' dibunuh oleh Rayna. Kematian Bradley disaksikan oleh Susan (melalui kamera kontak lens yang digunakan Bradley). Kematian Bradley meninggalkan kesedihan yang mendalam. Susan kan jatuh cinta sama Fine. Susan hanya bisa mengenang Bradley melalui kalung mainan yang diberikan Bradley pada makan malam mereka sebelumnya.
Lantas, siapa yang akan meneruskan pekerjaan memburu koper bertuah itu sehabis Bradley tewas? Adalah Rick Ford (Jason Statham), biro CIA bertemperamen emosional, pengen banget bisa menuntaskan kasus ini. Alih-alih menentukan biro lapangan, Susan lah yang dipilih untuk, bukan menyelesaikan, menjadi biro diam-diam dan menginformasikan semua temuan di lapangan pada analis lain berjulukan Nancy B. Artingstall (Miranda Hart). Dan kekocakan pun terus mewarnai filem ini hingga akhir.
Susan, dengan obsesi membalaskan dendam atas kematian Bradley yang dicintainya, kemudian keluar dari jalur. Dia tidak saja menjadi biro diam-diam tapi melibatkan dirinya di dalam kasus tersebut. Jelas ia melanggar hukum alasannya kiprah utamanya hanya menjadi biro diam-diam dengan tampilan emak-emak beranak lima dan emak-emak gendut pecinta kucing. Haha. Perbuatan Susan ini membikin Nancy kelimpungan.
Tapi pada jadinya Susan berhasil menyelamatkan nyawa Rayna dan berhasil mengikuti Rayna untuk mengetahui perihal keberadaan koper bertuah, hingga orang-orang yang akan membeli koper bertuah tersebut. Terjadi begitu banyak agresi tembak-tembakan, kejar-kejaran, dan kocak-konyol, yang niscaya bikin kalian ngakak. Belum lagi tingkah Aldo (Peter Serafinowicz) yang tergila-gila pada Susan. Belum lagi tingkah Nancy yang absurd. Belum lagi tingkah Ford yang terlalu percaya diri dan temperamental. Belum lagi pada jadinya Susan tahu bahwa ternyata Bradley masih hidup dan menggandakan kematiannya demi menuntaskan kasus tersebut.
A-ha!
Kalian bisa membaca sinopsis lengkapnya di sini.
Ada beberapa catatan sehabis menonton filem ini, di luar kekocakannya.
1. Sepatu Susan Cooper
Dalam salah satu scene terjadi kejar-kejaran antara Susan Cooper dengan penembak salah seorang bodyguard Rayna yang sehabis berhasil dikejar Susan, tertangkap lembap ternyata biro CIA juga (yang kemudian dibunuh pula oleh penembak siluman - guess who? Yess, Bradley). Di scene itu, Susan menggunakan jas hitam dan sepatu heels. Tetapi pada agresi kejar-kejaran itu, salah satu scene menampilkan Susan bermanuver dengan motor matic, mengenakan sepatu flat.
Hal-hal semacam ini sering terjadi dalam filem-filem keluaran Hollywood sekalipun dan akan aku ulas di lain kesempatan. Misalnya pada satu scene si tokoh tidak menggunakan kalung tapi pada scene yang sama mendadak sudah ada kalung di leher si tokoh. Atau mendadak terjadi kebocoran the other cameraman muncul di scene.
2. Bawel Cerdas
Susan yaitu biro yang cerdas dan punya nilai baik dalam ujian-ujian masuk menjadi biro CIA. Di dalam Spy, Susan yaitu biro paling bawel yang pernah ada, yang menjadi lengkap dengan absurd-nya Nancy. Selalu ada saja yang ia komentari dan selalu bisa berkelit setiap hendak ketangkap basah, terutama ketangkap lembap oleh Rayna. Celetukan-celetukannya pun cerdas dan selalu bikin ngakak.
3. Sahabat itu Saling Melengkapi
Kalian akan menangkap nilai persahabatan antara Susan dan Nancy. Susan yang cerdas harus tabah menghadapi Nancy yang absurd. Dan mereka saling melengkapi meskipun Nancy itu memang keterlaluan absurd-nya.
4. Jangan Menilai Orang dari Luarnya Saja
Yess! Don't judge a book by its cover. Jangan menilai Susan dari penampilan luarnya saja; gendut dan bekerja di dalam ruangan sebagai analis alias 'mata dan telinga' biro lapangan. Pada jadinya lewat filem Spy kita kembali diajarkan perihal hal ini; bahwa Susan yang dianggap 'tidak mampu' pertanda bahwa dirinya sangat mumpuni. Manapula bila bekerja dalam tim.
Berikutnya, mari simak Melissa McCharty yang menginspirasi.
Ini catatan langsung aku perihal Melissa McCharty. Melalui Spy kalian bakal tahu orang-orang yang big size belum tentu lambat. Kalian niscaya pernah mendengar julukan 'si gendut lincah' atau 'bocah lincah' yang ditujukan untuk para big size yang tidak kesulitan bergerak itu. Tahun 2015 Melissa McCharty memang masih terlihat sangat sangat sangat besar! Tapi di filem Spy kalian akan melihat betapa orang yang besar itu sangat sangat sangat lincah! Yang lincah tidak saja gerak-geriknya tetapi juga mulutnya. Hehe.
Dan pada tahun 2016 kalian akan terkejut mengetahui bawa si big size berhasil mengurangi berat badannya ibarat yang terlihat pada gambar berikut:
Melissaaaa ... aaa ... ke mana kah lemak-lemak itu berada sekarang? You nailed it! Ini terang sangat menginspirasi kan? Mungkin orang-orang berpikir kesuksesannya di dunia per-filem-an dengan tubuh super bongsor akan menciptakan ia bertahan dengan kondisi itu. Karena, big size yaitu ciri khasnya. Tapi ia keluar dari ciri khas itu. Hehe. Yang aku harapkan untuk filem-filem berikut ia akan tetap menjadi tokoh filem bermulut lincah!
Wah, tidak mengecewakan panjang juga review hari ini. Semoga kalian yang belum menontonnya terhibur (apabila memutuskan untuk menonton), dan bagi yang sudah menonton, silahkan ditonton ulang!
Informasi yang aku peroleh, Melissa McCharty juga sudah memulai blog-nya sendiri.
Selamat berakhir minggu!
Cheers.