Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kita Punya 1001 Alasan Untuk Tidak Pacaran, Tertarik?

Sebenarnya saya galau mau memulai goresan pena ini darimana Kita Punya 1001 Alasan Untuk Tidak Pacaran, Tertarik?Sebenarnya saya galau mau memulai goresan pena ini darimana.

Sebelumnya saya mohon maaf. Tulisan ini sama sekali tidak bertujuan untuk menyudutkan kalian yang tengah berpacaran. Bukan juga bermaksud untuk menyombongkan diri, bukan untuk menganggap diri lebih suci dan lebih baik.

Bermula dari pertanyaan “Mas Fathur kenapa 'ga pacaran?”.

Sebenarnya saya galau mau memulai goresan pena ini darimana Kita Punya 1001 Alasan Untuk Tidak Pacaran, Tertarik?

Dalam hati saya membatin: “Iya ya, apa alasan saya menentukan tidak berpacaran? Serius hampir aja saya lupa kenapa. Padahal masih 2 tahun saya menyandang status jomblo. Itu pun belum jomblo dalam arti yang sebenarnya.” Kumpulan anak muda manapun kalau ngobrol niscaya sering lah bahas pacar. Sudah biasa kan?

Beberapa hari lalu, pertanyaan itu tiba dari teman-teman (baca: ciwi2) di kantor. Entah mereka serius bertanya atau hanya basa-basi saja, mengingat saya masih karyawan gres dan belum terlalu terbuka. Tapi yang niscaya pertanyaan itu buat saya impulsif menyerupai lupa ingatan.

Sepulang kantor saya masih kepikiran, ga terasa sudah cukup usang Allah memudahkan langkah ini untuk tetap istiqamah menjaga diri. Proses pertemanan itu kan kira-kira begini → tatap muka → saling berkenalan → tanya jawab → akrab.

Nah 'tanya jawab' nya itu yang mungkin jadi masalah, ntar kalo ada sahabat baru, terus nanya-nanya pacar lagi, saya harus jawab apa ya. Saya butuh jawaban yang singkat, padat, dan tepat.

Ada…

Jawabannya… Pacaran itu dilarang!
"Wa la taqrabu al-zina". Seperti dikatakan di surah Al Isra ayat 32.

Ayat tersebut hampir selalu tampil dalam kajian pacaran. Sayangnya.. -- tidak semua orang tersentuh hatinya. Entah alasannya yaitu mereka tidak mau membuka diri mendapatkan aturan, atau memang cara penyampaiannya yang kurang mengena hati.

Wallahu a'lam.  Dibawah akan saya paparkan bermacam-macam alasan kenapa saya, eh bukan cuma saya, tapi kamu, dia, dan kita tidak butuh pacaran.

1. Sudah Pernah Pacaran

Sama menyerupai sahabat-sahabat kebanyakan, saya juga pernah berpacaran, semenjak SMP. Dari yang namanya cinta monyet, cinta kambing, cinta sapi, cinta lucu-lucuan, dan balasannya terjebak dalam cinta fatamorgana.

Berapa mantannya?
Cukuplah. Cukup untuk memenuhi kriteria berpacaran yang ada.

Emang apa aja kriteria pacaran? Gatau juga saya. Kan ada pacaran backstreet, pacaran facebook, pacaran skype, pacaran rasa nikah, pacaran islami, banyak. Anak muda kini lah yang membuat semua itu, termasuk saya (dulu).

Saya cuma membedakan jenis pacaran jadi 2:

  1. Pacaran Ecek-Ecek
  2. Pacaran Serius
Yang pertama tidak saya bahas, lha itu cuma kisah cinta monyet.
Begini..

Saya kan memang tidak tergolong jelek-jelek amat (??), paling tidak saya bisalah menaklukkan hati perempuan dengan wajah dan fisik yang tidak seberapa ini. Bahkan saya merasa ada akomodasi untuk menggaet beberapa perempuan dalam waktu bersamaan.

Bisa jadi punya pacar 2 hingga 5 sekaligus dalam satu waktu, wedeeeewww.. Dan ga ada yang diseriusin. Halah, dulu loh ini, waktu masih alay alay. Dulu juga. Saya punya pacar (yang ini serius), kami berkenalan semenjak SMA.

Diantara semua ciwi-ciwi yang ada, dia menempati ruang yang istimewa di hati nan labil ini. Karena, cuma dia yang berpengaruh luar biasa nerima segala 'kebrengsekan' saya, saya yang dulu dituduh 'playboy', banyak mantannya, bolak-balik menduakan sama ciwi-ciwi lain, tapi dia tetep setia. Warbyasah.

Ketika SMA, saya suka nongkrong sana sini, nge-gahol sana sini, erat hampir ke seluruh jenis pertemanan, dari temen-temen yang jahat-jahat, hingga yang baik-baik... (sombong amat), ...yah tapi benar begitu adanya.

Karena saya cinta dan sayang sepenuh hati, dia selalu saya ajak bergabung ke temen yang baik-baik aja. Kebetulan saya dikala itu aktif di kegiatan Rohis, disetiap kesempatan saya berusaha melibatkan dia, walaupun kami beda sekolah.

Dengan segala harapan yang ada, komitmen yang matang, kami berharap akan terus bersama, hanya kematian yang boleh memisahkan. Mantapp.. Tiba masa kuliah, kami harus dipisahkan oleh jarak, antara Bogor dan Bandung. Nah, dari sinilah penyesalan itu mulai berdatangan. Saya yang udah benar-benar serius (hatinya aja, kelakuannya belum).

Tapi serius..
Saya bertekad menghilangkan kebiasaan 'bebas gaul' dan pengen fokus kuliah. Percaya ga percaya, ini nyata. Minimal, ketika kuliah saya gak lagi melirik perempuan kanan kiri (tapi tetap aja masih ada beberapa mantan yang belum lepas sepenuhnya) tragiss..

Namun balasannya harus merelakan dia berpindah ke pelukan orang lain. Entah alasannya yaitu saya yang masih belum bisa berhenti komunikasi sama mantan, atau saya yang emang ga romantis (saya ga rajin ng-sms, nelfon pacar, maless).

Lebih tepatnya, alasannya yaitu mantan saya itu cantik, niscaya banyak pria yang lebih daripada saya berusaha meluluhkan hatinya. Akhirnya kami pun putus. Selesai....

Sampai disini, saya menyesal. Menyesal untuk serius pacaran. Tapi saya masih belum sadar kalau pacaran itu memang perbuatan yang terlarang.

Cerita diatas sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkan saya dan dia. Berharap semoga bisa menjadi awal goresan pena ini.
Bismillah, kita mulai lebih serius.

2. Pacaran Serius? Ga Ada Yang Perlu Diseriusin Dari Pacaran, Serius Ini Serius.

Kira-kira begini naskahnya kan:
“Butet...
sejak pertama kita berkenalan, Anton rasakan jantung ini berdegup kencang sekali, rasanya Butet-lah separuh nafas Anton yang telah usang hilang.
Anton merasa dunia ini indah sekali dikala Butet ada disamping Anton.
Pertemanan kita selama ini membuat Anton semakin yakin kalau Butet lah pasangan hidup Anton kelak, dunia akherat.
Butet,...jadilah kekasih Anton, tanpamu saya rapuh, tanpamu saya tanpa nyawa, kaulah hidup dan matiku.
I love you….”
Apa boleh hati Butet yang juga menyimpan rasa yang sama, bisa menolak kata-kata romantis sedunia dari Anton. Butet pun mendapatkan Anton jadi kekasihnya.
“Ya bang Anton, dek Butet mau jadi kekasih bang Anton.
I love you too”.
Begitu kan ya? Saya kasitau ya…
Pacaran itu yaitu korelasi yang tidak terdefinisikan, GA JELAS statusnya.

“Ya, saya siap jadi pacar kamu”.
Apa yang istimewa dari kalimat ini? Deg-deg an kan ngomongnya, iya saya tau.

Tapi inget, Kalimat itu ga ada artinya sama sekali. Mungkin kalian anggap itu kalimat penerimaan yang resmi, dunia menjadi saksi atas cinta kalian berdua. Helooo…. hayuk dipikirin deh, atas dasar apa?
Cinta?
Ah gomballl...


Mau kalian jadian di atas gunung, di restoran mewah, di pinggir pantai, dipinggiran jalan, di warung pempek, tetap aja belum sah. Mau orang renta udah setuju, mau seluruh kampus udah tau kalian pacaran, mau seluruh umat di media umum udah tau kalian pacaran, tetap aja kalian itu belum ada ikatan.

Sahabatku..
Kamu yang hari ini selalu diperhatikan tiap waktu sama pacarnya, ditemenin kemana-mana, dijagain siang malam, apapun yang kalian anggap bahwa korelasi kalian benar-benar serius.

Serius, ga ada yang layak diseriusin dari pacaran. Kenapa? Karena belum sah, ga ada jaminan kalian akan tetap memegang komitmen. Bisa saja dia atau kau yang ingkar kesepakatan dan pergi sewaktu-waktu. Siapa aja bebas untuk pergi dan meninggalkan.

Ga ada aturan yang berlaku atas status yang kalian buat-buat itu. Mohon maaf aja, tapi begitulah sebenarnya. Yuk coba dipikirin dulu. Belum setuju?
Gapapa, mari kita lanjut lagi.

3. Pacaran Ga Serius? Ga Takut Kualat Emang?

Saya berani jamin, mana ada pasangan pacar yang mau dikatakan kalau korelasi pacaran mereka ga serius. Tapi,, Saya kasitau yaaa... bisa jadi, dan kemungkinan besar akan terjadi.

Dalam hati salah satunya bisa aja ga serius, kita ga tau. Mau perempuan, mau laki-laki, sama aja.
Bisa saja di awal serius, kedepannya engga, inget, ga ada jaminan. Ga ada hak ngatur-ngatur hati orang. Iya ga sih?

Kamu yang hari ini sedang asik-asiknya ngedeketin perempuan kanan kiri, saya tau, asik rasanya. Berasa dengan praktis kita memutar-mutar hati perempuan, membuat mereka berharap, gantungin, kemudian hancur leburkan.

Begitu juga sebaliknya. Tapi.. ga ada kebahagiaan yang hakiki dari kelakuan ini.
Lambat laun kau akan membutuhkan keseriusan yang sebenarnya, akan sulit rasanya untuk kau benar-benar mencar ilmu rasa sayang yang sebenarnya, hatimu terlanjur mengeras, akan sulit untuk mengalah.

Usia remaja – dewasa, insan mulai melirik dan tertarik dengan lawan jenis mereka.
Mulai sibuk mencari jati diri, ada perasaan ingin saling mengenal, mulai membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari lawan jenis.

Dalam hal ini, perempuan lebih sensitif perasaannya, mereka itu 'perasa' yang kuat.
Hanya dari kata-kata, gaya rambut, gaya pakaian, gaya berbicara, semuanya bisa saja jadi poin ketertarikan mereka. Meski cenderung diam, hatinya lebih praktis digoyah.

Baiklah, menyerupai itu kira-kira awal dari goresan pena ini.

Lah, yang tadi kan udah awal.
Tadi awalnya becanda, kini ini awal untuk serius. Dan kali ini saya mau serius menyebarkan pengalaman. Sebelum memanjang, saya buat dulu rangkuman dari pembahasan ini.

Pacaran itu dilarang.

Sebab dengan pacaran (memadu kasih dengan lawan jenis yang belum sah), itu yaitu zina. Melangkah untuk berpacaran berarti mendekati zina, kalau berpacaran berarti berzina. Zina itu haram hukumnya.

Jadi, pacaran itu haram.

Setuju gak?
Sampai disini, setidaknya ada 3 kriteria pembaca:
  1. Pembaca yang sepakat dan faham kalau pacaran itu haram,  masih ingin tau hingga lanjut membaca goresan pena ini.
  2. Pembaca yang sudah 'eneg' deluan alasannya yaitu kata-kata 'haram dan zina' yang saya lontarkan di awal goresan pena sehingga meninggalkan artikel ini. 
  3. Pembaca yang belum sepenuhnya sepakat kalau pacaran itu perbuatan terlarang, semoga Allah menjagamu.
Gapapa, mari kita diskusikan.

Pacaran Itu Ghaib, Horor

Nah yang ini berdasarkan saya ya. Entah siapa yang membuat istilah pacaran ini, yang niscaya saya masih 'takut' ngedengarnya. Silahkan bilang saya melankolis, saya cengeng. Tapi bantu saya ngertiin, kenapa bisa hal yang udah jelas-jelas dilarang, kini jadi 'wajar'.

Dan bahkan pacaran kini menjadi status yang dibanggakan oleh beberapa orang? Kenapa bisa? Serem kan, siapa biang keroknya ini?

Perumpamaan Pacaran Menurut Saya

Sahabatku, saya mohon maaf. Kalau saya boleh katakan secara frontal. Kalian tau kan, semua agama mengharamkan babi untuk dimakan. Kalau sekarang, orang-orang makan babi niscaya sembunyi-sembunyi.

Bayangkan,
"Kalian hidup dimana orang-orang kemudian lalang sambil makan babi, dengan segala bentuk kemasannya yang menarik lah niscaya biar ga keliatan 'babi' nya banget.
Dan.. mereka besar hati makan babi. Gatau kenapa, pokoknya bangga.”.

Saya boleh buat analogi begitu kah?

Saya pernah ada di masa-masa pacaran masih menjadi malu bagi sebagian orang, mereka masih ada yang sembunyi-sembunyi untuk pacaran. Tapi sekarang, saya, kamu, dan kita telah hidup dizaman pacaran bukanlah lagi hal yang memalukan, bahkan membanggakan.

Iya, membanggakan. Saudaraku.. Dibawah ada semua penjelasannya, saya harap kau meluangkan waktu untuk membacanya. Kalau ga sempat, kau bisa save atau bookmark halaman ini, kembalilah lain waktu.

4. Karena Laki-Laki Tidak Boleh Lemah, Harus Tangkas Hindari Fitnah

Laki-laki sudah ditakdirkan menjadi pemimpin keluarga. Pemimpin umat. Kamu yang berfikir status berkeluarga masih usang lagi, hati-hati, jangan terlena. Kelalaian bisa saja membuatmu berkeluarga lebih cepat daripada yang lain? Ngerti?

Ngomong-ngomong...
Pernah dengar “Ma taraktu ba'di fitnatan adhorro 'ala ar rijaal min nisaa?"
Hadist Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740.
Artinya, “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.”

Kalau kau cari arti fitnah di kamus bahasa arab, niscaya artinya “namimah” , dan namimah itu artinya tuduhan. Saya coba luruskan, fitnah disini artinya bukan sekedar fitnah yang sering kita dengar menyerupai “fitnah lebih kejam daripada pembunuhan”. Bukan sekedar fitnah yang berarti mengubah fakta menyerupai kata kamus diatas.

Banyak artinya: diantaranya cobaan dan ujian, siksa, syirik dan kekufuran, samarnya kebatilan. Naudzubillah… Jadi, di hadist tersebut Rasulullah berpesan dan mengingatkan kita terutama kaum laki-laki, bahwa perempuan yaitu fitnah yang terbesar. Tidak sekedar tuduhan, tidak sekedar namimah.

Kawanku.. Hadist diatas tidak berlebihan, sudah terang buktinya.
Banyak riwayat yang menceritakan seorang pria (tahfidz sekalipun) tergoyah imannya alasannya yaitu tidak berpengaruh akan fitnah wanita.

Kalau sekarang, berapa banyak kaum Ayah yang terjebak akan tajamnya fitnah wanita, suami-suami yang selingkuh, pejabat-pejabat yang korupsi, belum dewasa yang rusak masa remaja nya alasannya yaitu wanita.
Kira-kira berapa banyak?

Banyaklah pokoknya kan, ahh segala bukti sudah ada. Betapa banyak orang waras yang balasannya menjadi gila gara-gara wanita, bahkan hingga nekad membunuh.
Naudzubillah..

Apakah kita mau bernasib menyerupai itu?

Sekarang, siapkah kita sebagai pria untuk membentengi diri dari fitnah wanita? Harus siap! Dan saya yakin kita niscaya bisa. Ingat loh, sekarang, ga nanti, ga besok, ga tahun depan. Sedikit motivasi, kita bisa kaji sedikit keteguhan Nabi Yusuf menolak godaan fitnah Zulaikha (Surah Yusuf: 24).

Di ayat tersebut dikatakan, antara Zulaikha dan Nabi Yusuf sebelumnya berpeluang besar untuk terjebak dalam fitnah, namun alasannya yaitu ketakwaan Nabi Yusuf, Allah palingkan mereka dari kekejian dan kemungkaran.

Makara jawabannya adalah, bertakwa kepada Allah. Bagaimana caranya?
Cara yang pertama, jangan pacaran.

Mau nawar?

Mari… dibawah saya berikan penawaran.

5. Saudariku, Jangan Mau Dianggap Lemah!

Mungkin kalian sering mendengar bahwa dikatakan “Wanita yaitu orang yang lemah”. Bahkan beberapa orang berfikir Islam itu tidak adil dalam memperlihatkan kedudukan terhadap wanita.
Tidak begitu adanya. Sedikit saya coba meluruskan.

Wanita itu lemah berdasarkan 2 hal: yaitu budi dan agamanya.

  1. Yang dimaksud dengan lemah akal, alasannya yaitu kesaksian perempuan itu masih setengah dari kesaksian laki-laki. Wanita tidak bisa bersaksi sendirian, lebih lanjut kalian bisa diskusikan ayat berikut ke orang yang lebih mengerti. Surah Al-Baqarah ayat 282.
  2. Yang kedua yaitu lemah agamanya, dikarenakan perempuan punya masa haid /nifas. Makara untuk periode tersebut, mereka boleh meninggalkan shalat dan puasanya.
Andaikata mereka diwajibkan mengganti puasa dan shalatnya yang tertinggal alasannya yaitu halangan tersebut, butuh waktu yang usang pasti. Karena halangan bisa hingga berminggu. Tapi Allah memudahkan itu buat mereka.

Memang benar, perempuan yaitu insan yang lemah (dalam 2 hal tersebut), namun islam tidak melemahkan wanita… Justru perempuan mempunyai bermacam-macam keistimewaan, dan mereka yaitu sebaik-baiknya perhiasan.

Sebentar, bukan ini yang ingin saya bahas secara mendalam.

A. Karena Salah Paham, Wanita Udah Ngerasa Lemah Deluan

Saya merasa khawatir atas kebanyakan perempuan yang kini 'sesat pikir' akan mindset perempuan alasannya yaitu dikatakan lemah. Dampaknya.. Banyak perempuan yang merasa 'terlanjur lemah' sehingga ngerasa haus dahaga, butuh kasih sayang dari orang-orang, termasuk dari lawan jenis mereka yang belum halal.

Ingat dan camkan. Saudariku, Kalian itu ga lemah. Ga ada orang yang lemah ataupun di lemahkan, jangan cengeng, jangan layu. Wanita mempunyai kedudukan yang istimewa di kehidupan ini.

B. Makanya, Mindsetnya Melemah dan Cintanya Makara Murahan

Dalam menyikapi pacaran, kita memang harus sedikit idealis. Terutama kalian para wanita. Berpikir dirinya lemah, membuat perempuan itu jadi cengeng, rapuh, praktis dicampakkan.

Wanita yang menganggap dirinya lemah, sudah niscaya Indeks Harga Dirinya akan menurun.
Contohnya, banyak dari perempuan yang praktis saja membiarkan auratnya terbuka, menjadi santapan gratis kepetangan laki-laki.

Karena lemah.. dan butuh pegangan…  Wanita malah mengumbar-umbar auratnya, berharap ada pria yang mendekat, dan menjadi pelindungnya. Hmmm, ini sesat paham. Yang ada pria itu bukan malah ngelindungin, percaya dah.

Saudariku,.. Sebenarnya itu hak kau mau tampil menyerupai apa, mau pakai pakaian apa, mau berkelakuan apa, itu tanggung jawabmu dan Ayahmu kepada sang khalik.

Tapi, saya sebagai pria rasanya ingin sekali berpesan. Kalian yaitu ujian yang paling berat bagi kami, satu dua langkah dimanapun saya berada, pandangan ini ga pernah lepas dari yang namanya menatap aurat.

Kalian berikan itu secara gratis?

Jujur, bukan sok suci, tapi kami risih. Saya berasal dari desa kecil di pinggiran Pematangsiantar, disana dulunya belum dewasa muda yang suka pakai kaus kutang (singlet), suka di cemooh warga.
Apalagi kalau ada anak gadis yang suka pakai tangtop, mereka niscaya dikucilkan.

Tapi sekarang.. Kenapa kalian malah berlomba-lomba mengumbar aurat? Bahkan ngepublish nya di media sosial? Apa yang kalian cari? Kenapa bisa menyerupai itu? Kehasut bintang sinetron? Silahkan dijawab di dalam hati..

Lantas, apa persoalan nya thur? Suka-suka kami dong!

Heem, iya, suka-suka kalian memang. Saya ga ada hak melarang. Tapi.. Faktanya perempuan yang berpenampilan menyerupai itulah berpeluang besar untuk dilecehkan laki-laki. Mulai dari di siulin di jalan, di colek di jalan, hingga amit amit, di perkosa.

Bener ga sih? Pacaran juga termasuk pelecehan. Pelecehan martabat, pelecehan hak, pelecehan norma-norma kesopanan, pelecehan.. banyak. Nantinya kau akan bisa menyimpulkan sendiri.
Saudariku.. Wanita itu punya potensi yang besar sekali untuk menarik hati dan membinasakan pria yang berpengaruh dan perkasa.

Atau jangan-jangan memang ini salah satu kegemaran kalian?
Wallahua'lam.

6. Pacaran Hanya Permainan Nafsu

Apapun alasan orang-orang yang pacaran, saya percaya hampir keseluruhan mereka itu tergoda nafsu belaka. Serius ini serius.

Alih-alih pacaran sudah kesepakatan di kertas, terus di publish ke facebook. Atau buat video romantis, pake naskah-naskah pemerkosa hati, terus di upload ke youtube, berharap masyarakat menjadi saksi kalau mereka sudah membuat kesepakatan yang suci.

Halah halah… bohong.

Yaah, sama menyerupai klarifikasi di awal, ga ada jaminan orang pacaran harus setia. Kalau di telaah, kenapa mereka bisa se'kontras' itu mengekspresikan cinta, itu alasannya yaitu keduanya sudah lenyap dalam dekapan nafsu.

Mereka benar-benar hilang kendali atas diri mereka, sudah ada pihak-pihak lain yang turut ikut campur. Siapa mereka???
S.e.t.a.n .... dan keluarganya. Termasuk dari golongan jin dan manusia.

Hampir menyerupai dengan kisahnya Nabi Adam yang diceritakan dalam Alquran. Kamu mungkin sudah pernah mendengar. Ketika Allah memerintahkan nabi Adam dan istrinya untuk menempati surga, mereka diingatkan supaya tidak mendekati sebuah pohon (pohon khuldi).

Tidak banyak yang saya ketahui dari kisah ini, selanjutnya kau bisa diskusikan surah Al-Baqarah ayat 35 dan surah Al-A'raf ayat 20 ke orang yang lebih paham. Singkatnya..
Syetan menarik hati mereka supaya mendekati pohon khuldi tersebut, dengan aling-aling supaya mereka infinit di Surga. Inilah jelinya setan dalam menarik hati manusia.

Bagaimana dengan mereka yang berpacaran?
Sama aja. Coba lihatlah... Seberapa hebatnya gaya orang yang berpacaran sekarang? Semuanya bisa mereka lakukan. Kalau kalian liat tayangan televisi, maka korelasi orang berpacaranlah yang menjadi simbol kemesraan di negeri ini.

Itu juga cara setan.
.. dan inilah bukti aktual dari samarnya kebatilan. Sementara disamping itu setan terus tertawa terbahak-bahak alasannya yaitu sudah berbagai insan yang berhasil mereka hasut.

Tidak cukup hingga disitu, orang yang berpacaran akan terus terjerumus nafsu, hingga segitu hebatnya membuat kata-kata romantis, membuat kisah-kisah mendalam dengan pacarnya, dan kemudian mulailah digoda dengan berpegangan tangan, pelukan, ciuman, naudzubillah. belum sah..


Saudaraku,
Beberapa point diatas kiranya bisa menjadi alasan kenapa kita tidak boleh pacaran, kita tidak harus pacaran, dan kita tidak butuh pacaran. Sekali lagi, Kita tidak butuh pacaran.

Saya yakin, jikalau kau memulai membaca goresan pena ini dengan rendah hati, tanpa memandang siapa saya, niat alasannya yaitu Allah, niat alasannya yaitu sayang akan kehormatan diri sendiri, InsyaAllah kau akan sepakat dengan apa yang saya paparkan disini.

Rangkumannya:

  1. Mendekati zina itu dilarang, zina itu haram hukumnya. Pacaran termasuk perbuatan mendekati zina dan niscaya zina.
    Mustahil engga. Jadi, pacaran itu haram.
  2. Pacaran itu hanya budaya 'ghoib' yang gatau asal muasalnya darimana, masihkah kita mau ikut-ikutan hal yang gajelas?
  3. Pacaran itu malu yang memalukan, sama sekali tidak membanggakan. Patutnya kita malu berpacaran. Mereka yang berpacaran berarti mereka sudah masuk kedalam gemerlapnya nafsu setan.
  4. Pacaran banyak mudharatnya, banyak imbas buruknya, dan sama sekali tidak ada manfaatnya.

Ga setuju?
Saya akan sangat senang sekali kalau kau mau menyebarkan manfaat pacaran, silahkan kalau kau berkenan, kau bisa kasitau saya manfaat pacaran lewat form kontak di blog ini.

Selanjutnya, saya akan jelaskan kenapa pacaran itu tidak ada manfaatnya. Beberapa point berikut juga lah yang menjadi inti jawaban kenapa saya berhenti berpacaran. InsyaAllah saya juga akan menyebarkan beberapa tips yang saya ketahui supaya kita bisa menjaga diri dari pacaran.

Buat kau yang ingin istiqamah menjaga diri, yuk mari lanjutkan...

7. Kalau Tidak Pacaran, Gimana Bisa Saling Mengenal?

Ada juga yang sering bertanya menyerupai ini kepada saya “Kalau mas fathur ga pacaran, gimana bisa mau kenal pasangannya?" Untuk beberapa orang, metode mengenal pasangan lewat ta'aruf itu terdengar sangat aneh, mereka menganggap ini terlalu jadul dan kaku.

Awalnya juga saya berfikir sama. Bagaimana caranya saya bisa mengenal calon pasangan saya kalau musti ta'aruf yang konon katanya segala serba dibatasin, ngobrol dibatasin, ketemu dibatasin, sms ga boleh, telfon ga boleh, semua-semuanya serba terbatas.

Jadi, untuk sahabat-sahabat yang masih merasa jalan ta'aruf itu belum bisa memperlihatkan solusi...
Tidak mengapa, kita akan bahas secara seimbang. Kita putar waktu sedikit ke masa lalu.

Kita mulai dari masa pubertas. Setiap orang mengalami masa pubertas yang berbeda-beda, baik pria maupun perempuan. Pada masa itu, seseorang akan mengalami perubahan baik secara fisik, psikis, maupun seksualitasnya.

Kita mulai tertarik dengan lawan jenis, namun emosional dikala itu belum stabil, maka terjadilah cinta monyet. Singkat aja. Nah ini di jaman saya, kalau adik-adik kini udah lebih maju 10 langkah, mereka udah hebat pacarannya, keren gak?

Ga keren sama sekali.

Nah begitulah kalau kita ingat-ingat awal timbulnya rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Setiap insan normal akan melalui masa-masa ini. Kapan selesainya masa pubertas? Tidak tau. Tergantung masing-masing individu.

So, kalau kau masih berada di fase ini. Cuma satu kuncinya.

Jangan ikut-ikutan animo pacaran. Jangan eksklusif merasa tak berdaya dikala dikatain jomblo!
Jangan tergoda kata-kata mereka yang banyak di medsos kalau jomblo itu menyedihkan. Sebaliknya! Kasihanilah mereka.

Ingat, mereka-mereka yang disana bisa menyerupai itu alasannya yaitu memang sudah terdekap 'style pacaran'. Ini lho, samarnya kebathilan. Jangan pernah merasa dengan punya pacar, kau bisa jadi keren menyerupai mereka (yang pacaran) atau jadi lebih keren dibanding mereka yang jomblo.

Dik, banyak cara untuk menjadi keren. ... dan pacaran itu malah buat kau menjadi sebaliknya.
Salah satu hal terbesar yang paling saya sesali ketika remaja, yaitu pacaran! Dibawah saya paparkan alasannya.

Sekarang, gimana dengan kita yang udah beranjak dewasa? Atau yang sudah menginginkan pasangan (calon suami/istri)? Banyak mereka yang memakai metode pacaran. Dengan harapan bisa saling mengenal satu sama lain, saling mencari kecocokan.
Nah ini ga masalah, alasannya yaitu niatnya memang hanya untuk mengenal dan melihat kecocokan.

Namun pertanyaannya..,
Apakah benar mereka pacaran hanya untuk saling mengenal?
Nyatanya enggak, nyatanya ga sekedar mengenal, ga sekedar mencari kecocokan, tapi juga mencari kenikmatan.

Ya gak?

Nah ini dia buruknya pacaran.

Berbeda dengan ta'aruf. Semuanya ada batasan, baik dari cara kita menghubungi calon pasangan, cara kita berkomunikasi dengan beliau. Dan yang terpenting, ada batasan waktunya.
Sehingga, dengan ta'aruf, ga ada yang namanya di php -in, ga da yang namanya di gantungin,

..dan ga akan ada istilah 'habis manis sepah dibuang'. Benar begitu bukan? Lebih kondusif yang mana?
Jadi, kini saya balik pertanyaannya.
Bagaimana kita bisa melihat, bagaimana bisa mengenal, sedang hati sedang dibutakan oleh setan??

Saya tarik kesimpulan, kalau ada orang yang katanya mau mengenali pasangannya, tapi pakai cara pacaran. .. itu orang lagi berbohong. Atau dia lagi dibohongi sama setan. Kalau kalian memang benar sungguh-sungguh mencari orang yang serius, saya yakin kalian akan menentukan ta'aruf.

8. Ya Tapi 'kan Thur, Saya Pengen Tau Sifat-Sifat Wanita/Laki-Laki Itu Seperti Apa. Saya Belum Yakin Ta'aruf Bisa Makara Solusinya.

Baik, jikalau kau berfikirnya menyerupai ini, berarti kau belum siap untuk mempunyai pasangan.
Sehingga, jangan dulu terburu-buru mencari pasangan, alasannya yaitu korelasi itu bukan untuk coba-coba, alasannya yaitu wanita/laki-laki itu bukan barang dagangan.

Sebentar.
Berbicara perihal barang dagangan, kira-kira menyerupai ini kan.

CONTOH 1:

"Suatu ketika kita ingin membeli pakaian, kita berhak mencobanya terlebih dahulu, kalau cocok, kita beli."
Kalau yang begini boleh lah.
Tapi.. ada gak yang menyerupai ini?

CONTOH 2:

"Setelah kita sudah menemukan pakaian yang dirasa cocok, kita boleh untuk menunda pembayaran/pembeliannya. Tapi kita sudah bisa memakai pakaian tersebut hingga beberapa waktu, hingga waktu yang tidak sanggup ditentukan, terserah kita mau memutuskan pembeliannya kapan. Nah kalau emang kita bener-bener cocok ama tuh pakaian, gres dah kita beli. Kalau ga cocok, dikembalikan."

Bisa ditebak, jadi atau tidak nya kita beli, pakaian tersebut niscaya sudah berubah, baik dari segi warna maupun bahannya pembuatnya. Aneh kan? Nah pacaran itu menyerupai ini.

Balik lagi, sebelum menentukan pakaian, kita kan harus benar-benar tau pakaian apa yang kita inginkan, apa bahannya, bentuknya menyerupai apa. Kalau ga tau, lah mau gimana mau beli? Begitu juga dengan menentukan pasangan, kalau kau belum menyusun kriteria pasangan yang cocok denganmu, yah jangan dicoba-coba dengan pacaran. Simpel kan?

Lantas, kenapa masih ada yang kebingungan sama proses mengenal lawan jenis, kenapa masih ada yang 'kudu' pacaran dulu untuk mengenal lawan jenis. Padahal sudah terang itu dilarang, dan ga bisa diterima secara budi yang sehat.

Sahabatku.. Kalau kau ingin mengenal lawan jenismu. Jangan bingung.
  • Jika kau seorang perempuan, lewat Ayah atau saudara pria kandungmu, kau bisa mengenali sifat mereka.
  • Sebaliknya, jikalau kau seorang laki-laki, kau bisa berkomunikasi dengan Ibumu atau saudari perempuan mu.
Karena memang sifat laki laki dan perempuan yang ada di diri mereka berdua. Ga jauh-jauh darisitu. Ngapain cape-cape nyari sampel yang lain kalo cuma pengen tau lawan jenis. Ini dunia nyata, ga ada yang namanya superman, atau wonder women.

Pacar itu perusak. Pacarmu itu ga lebih baik dari mereka, 1% aja ga nyampe.  Percayalah, begini caranya. Cara mencar ilmu kasih sayang yang paling tepat yaitu dengan mengasihi kedua orang tua, saudara/i kandung, dan kerabat-kerabat keluarga.

Masih bingung? Atau kau mau nanya “Gimana kalau mereka ga ada?”

Begini... Kalau kau tertarik sama sesuatu, pakaian misalnya. Apakah kau harus menyentuhnya, harus menggunakannya supaya kau benar-benar tau perihal pakaian itu?
Engga juga kan?

Bisa jadi kau malah suka jaket brand A , alasannya yaitu ada sahabat kau yang merekomendasikan. Bisa jadi kau suka kendaraan beroda empat B, alasannya yaitu kau liat iklan nya bagus.

Pemahamannya, kau bisa melihat sosok yang tepat tanpa kau harus mencoba, tanpa kau harus menyentuhnya. Dengan melihat dan memperhatikan, kau bisa mengenal. InsyaAllah, bacalah dengan nama Tuhan-mu.

Begitulah kata surat Al A'la sebagai surat yang pertama kali turun sebagai wahyu untuk Rasulullah.
Ini lho Allah yang bilang. Gausah ragu.

Seperti saya pribadi, selain rutin berkomunikasi dengan Emak dan Kakak dirumah, saya juga belakang layar memperhatikan sifat-sifat perempuan sholeha yang ada di sekitar saya. Baik secara langsung, maupun tidak.
atau saya bisa mengggunakan internet, saya bisa memakai buku untuk semua proses itu.
Saya ga butuh pacaran untuk mengenali lawan jenis yang tepat untuk saya nantinya.

Yang menyerupai itu lebih hak, mereka patut dan wajib disayangi, daripada kita harus memperlihatkan rasa ke orang asing yang bukan siapa-siapa. (baca: pacar).
Iya kan ya?

Sama Orang Tua Belum Tentu Bisa Sayang, Masa Udah Mau Nyayangin Orang Lain

Udah ngerawat dari kecil, ngebiayain, nyekolahin, kalau sakit diurusin. Eh udah gede malah sok soan nyayangin orang lain.. Silahkan ikuti prinsip ini kalau setuju.

Mau saran yang lebih niscaya lagi?

Kamu seorang laki-laki, bisa mempelajari kisah Rasulullah, tauladan umat. Silahkan beli buku-buku yang mengkisahkan perihal Rasulullah, supaya makin akrab, kau bisa memulai dengan buku Sirah Nabawiyah.

Atau..
Kamu seorang perempuan, bisa mempelajari ummahatul mukminin, mereka lah istri-istri Rasulullah, kau bisa mencari kisah perihal Khadijah, dan yang lain-lainnya. Dengan ini, kita akan terus berusaha mempersiapkan diri untuk orang yang tepat nantinya.

9. Saya Punya Pacar, Tapi Kami Ga Ngapa-Ngapain Kok. Pacaran Dengan Dia, Membuat Saya Makara Banyak Teman, dan Pergaulan Makara Lebih Menyenangkan.

Iya deh, saya setuju. Tapi itu dulu ya. Karena dulu saya juga menyerupai itu.
Punya banyak sahabat itu asik, apalagi beragam, ada perempuan, ada pria nya juga, benar kan ya?
Ternyata yang menyerupai itu ga boleh.

Untuk hal ini, kau boleh pelajari perihal budpekerti dan etika pergaulan dengan lawan jenis. Yang sesuai dengan kaidah islamiyah, InsyaAllah kau akan bisa mendapati beberapa kesalahan yang mungkin kau lupakan.

Sekarang saya sedang berusaha untuk tidak berbaur dengan lawan jenis, baik berdua-duaan, maupun lagi bareng-bareng. Lah iya? Sampe segitunya…. Hee emm, iya begitu.

Rasanya, saya lebih nyaman berbaur dengan sesama jenis. Mau sampe malem, mau sampe pagi, gapapa. Atau mereka mau tidur di kos saya, silahkan.

Disamping itu, ada hal-hal yang selama ini bermanfaat justru malah saya lewatkan. Ternyata kedekatan dengan sesama jenis itu jauh lebih afdol rasanya, saya bisa share apa saja yang saya ketahui, dibanding jikalau saya harus berkomunikasi dengan perempuan yang belum muhrim.

Kalian tau hal besar yang saya dapati sesudah saya memutuskan untuk berhenti pacaran dan mulai keakraban dengan teman-teman laki? Jelas ada perbedaannya, terutama dalam menghadapi masalah, membantu masalah-masalah sahabat kita sendiri.

Disini saya mencar ilmu ikhlas, mencar ilmu meringankan langkah untuk menolong teman, mendengarkan mereka, dan… terasa benar kebersamaan yang sesungguhnya. Berbeda sebelumnya ketika saya masih campur baur antar lawan jenis.

Kalau diantara mereka ada yang pacaran, mereka akan asik sama pacarnya. Yah mungkin kau juga pernah ngalamin, dia yang udah punya pacar, malah jadi lupa sama teman-temannya. Karena, dari awal memang niatnya belum nrimo untuk berteman.

Saya menyesal, kenapa gres ini saya mencicipi pertemanan yang benar-benar ikhlas. Banyak yang kami lalui sebelum hingga ke titik ini, mulai dari pandangan orang-orang yang menilai kami kuper (kurang pergaulan), atau malah kadang digunjing, dikata homo. Ahahaha, terserah. Tapi ini lah pergaulan yang sehat.

10. Pacaran Itu Mencacatkan Produktivitas

Pemuda itu sedang bergejolak ide-idenya. Liat saja sekelompok pelajar atau mahasiswa yang berkumpul dalam merealisasikan idenya. Ada yang membentuk kelompok belajar, ada yang berkumpul di majelis-majelis kajian, ada yang membentuk suatu team untuk membuat usaha.
  • Lihatlah mereka yang lebih sering berkumpul dengan teman-temannya untuk membangun produk-produk yang bermanfaat.
  • Lihatlah mereka yang lebih menghabiskan waktu malamnya untuk sekedar membangun keakraban dengan orangtuanya dan saudara/i nya, membuat Ayah dan Ibu mereka bahagia.
  • Sedang mereka yang pacaran, lebih banyak meghabiskan waktunya berdua diluar, untuk sebuah kesia-siaan.
Sahabatku…
Tidak perlu ditutup-tutupi, kita semua tau dikala pacaran, banyak impian-impian yang rasanya ingin dibangun bersama, mulai dari mencar ilmu bareng, ngerjain kiprah bareng, buat perjuangan bareng, buat program bareng.

Banyak sekali dan hati ini rasanya selalu bersemangat alasannya yaitu ada dia disamping yang selalu menemani. Gitu kan ya? Tapi suatu ketika ada persoalan yang datang, atau kalian sudah bosan, kemudian putus.

Coba diingat-ingat lagi keinginan yang pernah kalian ukir bersama, terdengar menyerupai pembodohan bukan? Entahlah.. memang beberapa pasang pacaran ada kok yang saya liat berhasil dari usia muda hingga kelak mereka nikah.

Tapi ini jumlahnya sedikit, sangat sedikit. Peluang hancurnya jauh lebih besar!

Gimana engga, wong pacaran aja udah dilarang.

Masih maksa kalau pacaran itu ada yang sehat dan bermanfaat?

Coba kita buat rangkuman lagi:

  1. Pacaran itu jalan menuju zina, dan zina itu haram. Mendekatinya saja udah ga boleh. Ga terima? Protes sama Allah.
  2. Allah meminta kita untuk menundukkan pandangan, ga boleh sembarangan lirik atas bawah orang yang belum muhrim. Tapi, pacaran membuat kita melanggar perintah ini. Dosa.
  3. Pacaran itu banyak berdua-duaan, ahh gamungkin lah pacaran ga pernah berdua-duaan. Dimana nikmatnya coba? Ya kan? Tapi, berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim itu yaitu khalwat, dan khalwat itu termasuk jalan menuju zina.
  4. Fix, pacaran itu menimbulkan kita sebagai hamba zina.
  5. Mata memandang, zina. Telinga mendengar, zina. Mulut berbicara, zina. Tangan menyentuh, zina. Kaki melangkah, zina. Hati berangan-angan, zina.
    Ga mau ngaku?
    Kelak kemaluanmu yang akan membenarkan atau mengingkari. (lihat HR Muslim 6925).
Coba kita bayangkan, berapa banyak waktu yang sudah terbuang alasannya yaitu pacaran? Semuanya sia-sia.
Iya sia-sia, kita hidup untuk beribadah, untuk mengharap ridha-Nya, bagaimana bisa Allah meridhai sedang kita dalam keadaan berzina.

Kenapa sih thur, harus bawa-bawa agama???!!

Saudaraku..
Sesiapapun kau yang sedang membaca goresan pena ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau ada kata yang menyakiti hati.

Saya beragama Islam, dan saya besar hati menjadi seorang muslim. Bagaimana saya bisa melupakan aturan-aturan agama, sedang Islam mengajarkan saya segala hal, lengkap, dan sempurna. Dari bangun tidur, hingga mau tidur lagi, semuanya udah diatur.

Begitu banyak aturan memang. Tapi demikianlah sempurnanya Islam, begitu cinta Allah kepada hambanya, memperlihatkan petunjuk bagi orang-orang yang ingin bertakwa.

Ayat Alqur'an dan Hadist yang saya kutip diatas itu benar-benar belum seberapa ilmu, masih berbagai pemahaman saya yang masih perlu diluruskan. Oleh alasannya yaitu itu, jikalau kau merasa ada yang kurang cocok, harap hubungi saya melalui halaman kontak atau kolom komentar dibawah.

Demi Allah saya akan sangat berterima kasih.


11. Untuk Kamu Yang Sudah Bertekad Untuk Tidak Berpacaran, Berikut Tips-Tips Yang Bisa Dilakukan, InsyaAllah Bermanfaat

Jika kau sudah sadar dan mendapatkan kalau pacaran itu dilarang. Berarti kau paham kenapa pacaran itu haram. Haram berarti wajib dijauhi dan ditinggalkan.

Jadi..
Pola pikir yang harus dibangun semenjak kini adalah, yakinkah hari ini kau siap dan sanggup untuk selalu siap dalam meninggalkan serta menolak pacaran.

Untuk sedikit membantu, berikut tips nya:

  1. Yang pertama, harus bisa mengendalikan perasaan sendiri. Pahami benar-benar apa yang sedang kau rasakan, apa benar itu cinta, atau cuma nafsu belaka.
    Bayangkan, kalau memang cinta, jikalau suatu dikala orang yang kau suka, jadian atau malah menikah dengan orang lain, apa yang kau rasa?
    Sakit, benci dan patah hati?
    Berarti itu nafsu.
  2. Islam mengajarkan kita perihal cinta. Untuk ini, kau memang harus belajar. Belajarlah dari Rasulullah, istri-istrinya, sahabat-sahabatnya, dan seterusnya.
  3. Ekspresikan rasa cinta itu menjadi perbuatan kasih sayang yang nrimo mengharap ridha Allah, Kalau udah ikhlas. Kalimat "yasudah, jikalau dia bukan jodohku", ini akan terdengar indah. Ga aka nyakitin. InsyaAllah.
  4. Mau mengenali lawan jenis? Mulai dari sini dulu.
    Ingatlah orang-orang terdekatmu, orangtuamu, saudara-saudara kandungmu. Sayangi mereka, buatlah kedekatan dengan mereka, berikan mereka perhatian dan pengertian. Mereka lebih berhak untuk kasih sayangmu.
  5. Jangan mengumbar-umbar perasaan dan memancing-mancing perasaan lawan jenis. Kamu bisa mengurangi intensitas update foto dan status galaumu di media sosial, rutin terus hingga berhenti. Naikkan harga dirimu hari ini juga.
  6. Jika dikala ini masih ada kedekatan dengan lawan jenis, tinggalkan!
    Memang ini sulit, tapi ingat, alasannya yaitu Allah, dan kebaikanmu juga. Tidak ada tawar menawar, kau bisa memberi klarifikasi satu dua kalimat kepadanya, kemudian berhentilah untuk rutin berkomunikasi dengannya.
  7. Masih tetap di point 6, ingat terus niatmu untuk berubah, Allah sangat sayang sama kita, begitu juga kita harusnya menjaga kehormatan diri. Dengan begitu kau tidak akan begitu 'gampang'nya diganggu olehnya, oleh siapapun. Bentengi diri, berdoalah. Sampai nanti ada cinta yang memilikimu sepenuhnya.
  8. Mulai gali potensi dirimu, apa kegiatan yang membuatmu bisa lebih produktif, latihlah mulai sekarang. Sibukkan diri dengan hal itu. Kurang-kurangi mendengar musik dan film romantis, banyak godaan setan dari semua itu. Yakinkan saja setiap kali kau melihat hal-hal yang mencoba menggoyahkan imanmu, disana ada setan yang berusaha menjatuhkanmu. Jadi, kurangi, tinggalkan saja lebih baik.
  9. Jangan berhenti, belajar, belajar, dan terus belajar. Karena bisa jadi, kau memulai untuk tidak pacaran alasannya yaitu sakit hati sebelumnya, tapi ingatlah kawan. Jangan berhenti, berusaha terus hingga di titik kau benar-benar sadar dan paham kalau pacaran itu dilarang, sehingga apapun atau siapapun yang mencoba menggoda, niat menolak pacaran tidak akan berubah.
  10. Carilah sahabat belajar, untuk hal ini, kau tidak perlu mengeluarkan biaya yang begitu mahal. Bahkan gratis. Saya jaminannya. Banyak ustad dan ustadzah yang akan dengan senang hati mendapatkan niatmu untuk belajar. Mereka akan jadi teman-temanmu untuk rencana yang indah ini.
Saudaraku..
Saya sangat berharap dengan sedikit point diatas, bisa membantu kau untuk berhenti pacaran.

Sebenarnya semua langkah itu akan berkaitan dengan banyak lagi hal yang lainnya, kau akan menuai manfaat yang banyak, InsyaAllah, akan banyak pelajaran yang bisa dipetik, lakukan saja secara rutin dan niatkan alasannya yaitu Allah, jangan pernah lelah, Allah niscaya balas semua dengan adil.

Curahkan semua keluh kesahmu disaat sujud shalatmu, InsyaAllah do'amu akan terjamah.

Ingin rasanya, apa yang sedang saya rasakan dikala ini kau rasakan juga. Terlepas dari fitnah-fitnah dan godaan setan yang kini marak membudaya.


Kenapa Saya Menulis Ini?

Sebelumnya saya kasitau.. Saya bukanlah seorang ustad, bukan juga spesialis ibadah. Tapi InsyaAllah dengan langkah menyerupai ini memudahkan saya mengikuti jalan takwa.

Karena ilmu, bukanlah apa yang sudah saya dapatkan, namun apa yang sudah saya ajarkan dan kabarkan ke siapapun, dimulai dari keluarga dan kerabat terdekat.

Kamu yang sedang membaca ini, izinkan saya menganggap kau sebagai kerabat dekat saya.

Sahabatku…. Saya juga bukan mahir ceramah. Namun dalam hati, saya mulai gemar berdakwah, dengan cara apapun yang masih dalam kapasitas saya, kenapa?

Karena saya masih belajar, jikalau saya mencoba untuk mengutarakan pemahaman, akan memudahkan orang lain untuk melihat pemahaman saya yang masih kurang.

Oleh alasannya yaitu itu, saya senang diberikan kritik dan saran. Karena memang itu lah yang diajarkan Allah di surah Al-Ashr.
Demi masa, kita semua ini hidup dalam merugi.
Kecuali jikalau kita hidup beriman, saling bederma shaleh, dan saling nasehat-menasehati dalam mentaati kebenaran serta menetapi kebenaran.
Kenapa, saya menulis ini?

Saya pernah pacaran, saya pernah se-berdosa itu.
Panjang dan rumit jalannya memang, hingga balasannya saya sadar, Allah itu benar-benar sayang sama hambanya. Intinya, semua diawali oleh penyesalan, sakit.

Prosesnya juga sulit.

Tapi, seorang sahabat pernah bilang, pria ga boleh lemah, harus tegak, bangkitkan tekad!!!
Jauh lebih sakit siksaan yang akan diterima kelak di akhirat.

Pelan-pelan semua kesakitan itu berubah jadi nikmat yang amat sangat, semua proses saya jalani dengan senang hati. Bahkan berbagai manfaat yang bisa saya peroleh, terutama ketenangan dan kedamaian hati.

Maka dengan menyebut nama Allah, saya siap untuk terus mendakwahkan apa yang telah saya pahami. Dengan harapan, semoga di alam abadi kelak, ini bisa jadi hujjah atas perbuatan-perbuatan dan kelalaian yang pernah saya lakukan. InsyaAllah.

Disamping itu, saya punya harapan, memang cukup naif..

Tapi saya rasa ini masih mungkin terealisasi. Insya Allah

Kawan,..

Untuk kau yang mungkin masih di usia yang sebaya atau mungkin beberapa tahun dibawah/diatas saya, kelak kita lah yang akan mengambil andil kehidupan di dunia ini.

Iya, dunia ini, rumah, lingkungan tetangga, sekolah, kampus, ruang kerja, semuanya. Semuanya yang masih dalam jangkauan langkah kita.

Bukan bermaksud terlalu mendramatisir.

Tapi saya sering khawatir, melihat sahabat-sahabat kita yang terlena dalam budaya pacaran. Sering saya melihat pasang-pasangan terutama adik-adik kita yang masih remaja, masih keluyuran di malam hari, berpasang-pasangan.

Terlepas dari mereka itu bakir atau tidak di sekolah/kampus nya, tapi berdasarkan saya moral-moral menyerupai itu yang sering buat kekacauan dan kelak jadi penghancur masa depan bangsa ini.

Andaikata…

Kita bisa menjaga diri, memahalkan cinta, dan tidak sembarangan berbaur, dan tentunya menolak pacaran.
  • Hari ini saya akan lihat sebuah perkumpulan pertemanan yang solid, perempuan dengan wanita, laki dengan laki.
  • Ga ada lagi pria pemuja nafsu yang asik mengumbar-umbar kasih sayangnya ke seluruh perempuan yang belum sah.
  • Ga ada lagi perempuan-perempuan murah yang menurunkan indeks harga dirinya dihalayak umum, baik secara eksklusif maupun media sosial.
Andaikata…

Kita hari ini sudah bisa menjaga diri. Mereka yang keluyuran malam kelak akan berubah untuk kesibukan-kesibukan mereka yang positif, mereka akan terus belajar, hidup dalam menebar manfaat, membuat hal-hal baru, membuat produk-produk yang bermanfaat.

Akan minim sekali kabar-kabar membosankan menyerupai teriakan patah hati, putus dari pacar, berantem di media sosial, hingga hal-hal buruk menyerupai pemerkosaan, hingga pembunuhan, yang berawal dari pacaran.

InsyaAllah...

Referensi

- Alqur'an dan Hadist
- https://rumaysho.com/165-cinta-bukanlah-disalurkan-lewat-pacaran.html
- https://remajaislam.com/18-apakah-mengenal-pasangan-harus-lewat-pacaran.html
- https://muslimah.or.id/553-cinta-sejati-dalam-islam.html
- https://muslim.or.id/25955-makna-fitnah-dalam-al-quran-1.html
- https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html
- http://www.syamsq.com/fitnah-lebih-kejam-dari-pembunuhan/
- https://thegirlwithbrokenwings.wordpress.com/2011/10/29/seruan-rasulullah-kepada-kaum-laki-laki/

Penutup

Ada 3 tahapan ilmu: (Perkataan seorang safar berjulukan Abdullah bin Al Mubarak)
1. Jika hingga pada tahapan pertama, maka ia akan merasa sombong.
2. Jika hingga pada tahapan kedua, maka ia akan merasa rendah hati.
3. Jika hingga pada tahapan ketiga, maka ia akan merasa dirinya tidak punya apa-apa.


Sekali lagi, saya mohon maaf sebesar-besarnya jikalau ada kata yang menyakiti hati dan tidak pantas dilontarkan dalam goresan pena ini. Bagi sahabat-sahabat yang ingin memperlihatkan koreksi atas goresan pena saya, saya akan berterima kasih sekali. Kamu bisa memakai halaman contact me di blog ini.
Kamu bisa juga memberi komentar dibawah. Semua masukan akan saya tanggapi secepatnya.

Semoga Allah menjaga saya dan kau sekalian.
Sumber https://www.fathurhoho.id/